31. BERHASIL KABUR

1250 Words
Julia mencari cara agar tidak ikut acara keluarga, dia mencari alasan, yaitu pura-pura pusing. *** Selain Julia dan Bik Enny di rumah, ada satpam penjaga agar rumah Julia selalu aman. Julia bahagia karena rencananya berhasil, raut bahagia wajahnya terlihat oleh Bik Enny hingga membuatnya heran. "Non Julia kenapa bahagia banget? Katanya pusing, jangan-jangan ...," tanya Bik Enny, dia berpikiran bahwa Julia hanya pura-pura. Namun Julia segera menjawab, "Aduh, pusingku kambuh lagi. Sepertinya aku harus ke kamar untuk istirahat. Gak tau ini Bik, tadi terasa agak sembuh padahal." Bik Enny terkejut, dia merasa khawatir pada Julia, dia ingin memanggil dokter, tapi Julia melarang, karena rasa pusing tidak terlalu berat, katanya cukup makan bergizi dan istirahat saja bisa sembuh. Sebanarnya itu hanya alasan Julia, namun Bik Enny percaya, apalagi makanan bergizi dan istirahat membuat badan sehat. "Ya udah, Non Julia segera istirahat saja, mari aku antar," ucap Bik Enny. "Makasih Bik!" Julia dan Bik Enny menuju kamar, tampak Bik Enny menuntun Julia agar tidak jatuh, agar rencananya lancar, Julia menuruti saran Bik Enny. Setelah sampai kamar, Julia segera berbaring, dan Bik Enny akan membawakan minuman serta buah-buahan seger agar rasa pusing Julia cepat sembuh. Saat Bik Enny mengambil minuman dan buah-buahan, Julia bergegas mengambil ponsel untuk mengirim pesan chat pada Romy. Dia memberi tahu bahwa sekarang ini sedang bebas, alias tidak ada keluarganya di rumah. Julia meminta agar Romy menjemputnya di suatu tempat yang tidak jauh dari rumah Julia. Sebenarnya Romy agak ragu, tapi kata Julia ini adalah kesempatan terbaik baginya agar bisa jalan-jalan bersama Romy ke hutan. Pada akhirnya Romy setuju, dia sudah diberi tahu alamat rumah Julia, namun belum pernah ke sana, hari ini juga kesempatan untuk melihat rumah Julia, tapi dia tidak mau terlalu dekat, cukup melihat dari jarak jauh saja, karena bisa jadi ada kamera CCTV di sekitar halaman rumah. Sebenarnya memang ada kamera CCTV di sekitar rumah Julia, namun di luar halaman rumah tidak ada, jadi aman. "Baiklah, aku juga penasaran dengan rumah Julia. Apa benar dia orang kaya," gumam Romy, sejak dulu dia menduga bahwa Julia anak orang kaya, dan itu memang benar. Karena Romy setuju, Julia memberi tahu jam dan rencana agar Romy bisa menjemputnya. Sekian menit berlalu, Julia bersiap keluar rumah untuk kabur sementara, dia tidak perlu berdandan cantik dan mewah seperti biasanya saat keluar rumah, hal itu agar tidak dicurigai jika nanti bertemu Bik Enny, satpam atau tetangga. Sebelum melancarkan aksinya, Julia sudah mengatur strategi, dia bilang bahwa akan tidur sampai jam tertentu pada Bik Enny, jadi jangan mengganggunya sampai jam itu. Bik Enny mengerti, karena itu semua juga demi kesehatan Julia. Sebenarnya Bik Enny orang yang baik, mungkin jika tahu Julia keluar rumah sendirian, dia akan merahasiakan itu asal Julia meminta, apalagi memohon. Akan tetapi, sebaiknya tidak ada yang tahu, maka akan lebih aman. Saatnya beraksi, Julia mengunci rapat-rapat kamar tidurnya, setalah itu berhati-hati dalam melangkah agar Bik Enny tidak tahu. Jika lewat depan, tentu saja ada Pak Satpam yang melihat, jadi dia akan lewat pagar belakang. Kebetulan memang ada pagar kecil di belakang rumah, biasanya digunakan untuk membuang sampah oleh para pembantu. Namun selalu dikunci, jadi Julia harus mengambil kunci di dapur. Dia pernah melihat ada banyak kunci, jadi akan mengambil salah satu kunci pagar belakang rumah. Julia melihat ke sekitar rumah, kebetulan Bik Enny sedang menyapu ruang tamu. Julia bergegas ke dapur untuk mengambil kunci tersebut. Sesampainya di dapur, dia segera mengambil kunci dan berhasil tanpa dilihat Bik Enny. "Yess, berhasil. Aku harus cepat-cepat!" gumam Julia. Namun saat dia melangkah pergi, tidak sengaja Julia menendang alat pel hingga jatuh ke lantai, bahkan terdengar suara jatuh. "Aduh!" ucap Julia sambil menutupi mulutnya. Di tempat Bik Enny, dia mendengar pelan suara jatuh tersebut. "Suara apa itu?" ucapnya sambil melihat di sekeliling ruangan, bermaksud mencari sumber suara. "Mungkin aku hanya salah dengar," lanjutnya setalah mencari tampak tidak ada yang aneh. Bik Enny melanjutkan pekerjaan rumahnya, untung saja Bik Enny cuek dengan suara itu. "Sepertinya aman, aku harus hati-hati!" ucap Julia. Setelah berhati-hati, akhirnya Julia berhasil sampai di pintu pagar belakang. Dia segera membukanya sambil melihat sekeliling, takutnya Bik Enny melihat, namun ternyata aman. Di tempat Romy, dia baru saja sampai di dekat rumah Julia. "Seharusnya alamat rumah Julia di sini," ucap Romy. "Wah, mungkinkah itu rumah Julia? Besar sekali, tingkat 3 lagi," ucapnya setelah melihat rumah mewah tidak jauh dari pandangan. Romy terkagum dengan rumah Julia, meski dia hanya menduga bahwa itu rumah Julia, bisa jadi salah lihat rumah orang lain, karena ada rumah tingkat 2 juga tidak jauh dari situ. Tapi Romy yakin bahwa Julia memang anak orang kaya. Saat itu, tiba-tiba Romy menjadi sedih dan ragu, merasa bahwa dia tidak pantas menjadi kekasih Julia, apalagi pendamping hidup. "Julia, apa kamu serius memilih aku? Entah kenapa aku jadi ragu." Romy pun berpikiran macam-macam, terutama tentang persetujuan keluarga mengenai kehadirannya, dia berpikir bahwa hubungan cintanya dengan Julia akan berjalan rumit dan banyak masalah serta halangan. Saat Romy sedang memikirkan itu, tampak Julia berjalan dan mengetahui keberadaan Romy, dia merasa bahagia saat melihat kekasihnya sudah menunggu. "Romy, ternyata kamu sudah datang. Maaf jika menunggu lama," batin Julia. Namun Julia mengetahui bahwa Romy sedang termenung atau melamun. Melihat itu, Julia ingin mengerjai Romy sedikit. Maka dengan perlahan, dia menghampiri Romy, kebetulan posisi Julia di belakang Romy. "Hayo lagi ngapain?" ucap Julia mengagetkan Romy. "Astaga, Julia!" Melihat Julia terkekeh senang, Romy langsung meraih tubuh Julia, bahkan mendekapnya. "Mulia nakal ya sekarang?" ucap Romy. "Romy! Lepasin aku!" "Gak!" "Lepasin!" keluh Julia berusaha melepas dekapan. "Minta maaf dulu!" "Oke, maafin aku, Romy cintaku!" Akhirnya Romy melepas dekapan erat tersebut, setalah itu, Julia tampak malu karena kedua pipinya memerah. "Apa kamu udah lama menunggu di sini?" tanya Julia. "Gak kok, baru saja sampai. Ya udah, buruan naik, mumpung gak ada yang tau," jawab Romy. "Siap!" Julia segera naik motor Romy di belakang, kemudian Romy bergegas menjalankan motornya. Akhirnya Julia berhasil keluar dari rumah tanpa sepengetahuan orang lain, tentu saja Julia juga menyembunyikan penampilannya, dia memakai topi dan masker, hal itu agar tidak diketahui oleh tetangga. Sedangkan Romy berpenampilan seperti biasanya, serba tertutup. Keduanya bahagia karena bisa bertemu dan jalan-jalan berdua, apalagi hari ini Julia memiliki waktu yang jauh lebih lama, meski sebenarnya ini melanggar aturan, tapi asalkan tidak ada yang tahu, maka aman baginya. Dalam perjalanan, Romy bertanya mengenai rumah Julia, ternyata memang rumah yang tingkat 3 seperti yang diduga Romy. Mengetahui itu, Romy ingin bertanya lebih mengenai status Julia sebagai orang kaya tersebut, dia akan bertanya nanti saat sampai di hutan. Untuk menyingkat waktu, Romy langsung menuju ke hutan tanpa mampir dulu ke rumah, karena sebelum berangkat menjemput Julia, dia sudah menyiapkan keperluan untuk jalan-jalan berdua, seperti air minum dan kamera. Untuk makanan tidak perlu membawa, karena di hutan banyak buah-buahan segar. Saat di perjalanan, Julia memberanikan diri memeluk tubuh Romy, bahkan melingkarkan kedua lengannya ke perut kekasihnya terebut. Mendapat itu, Romy tersenyum. Cinta mereka semakin erat dan mesra, hal itu menandakan bahwa Julia sangat tulus mencintai Romy tanpa peduli perbedaan dan penghalang. "Romy, aku sangat sayang sama kamu. Aku gak mau pisah darimu," batin Julia sambil memeluk Romy, bahkan menempelkan pipinya di punggung Romy sambil tersenyum bahagia. Jantung Romy berdebar semakin kencang, begitu juga jantung Julia, namun Romy harus fokus mengendarai motor. Sekian menit berlalu, kini mereka sampai di hutan bagian pinggir. Romy berhenti dan memarkirkan motor di sekitar tempat itu, karena jalan sudah sulit jika menggunakan motor, lebih baik jalan kaki, karena itu lebih menyenangkan. "Di sini saja!" ucap Romy. Mereka turun dari motor dan saatnya sepasang kekasih itu jalan-jalan di hutan istimewa, pasti sangat seru.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD