"Aku nyapo kudu dadi tumbal? Tulung aku. Awakku kabeh loro. Pak No iku olo atine. Tulungen aku. Kabeh sing enek kene tulung aku," teriak Sekar menggunakan suara seorang ibu-ibu. Aku prihatin sekali dengan keadaan Sekar yang semakin lama semakin banyak yang mengisi, silih berganti. Kadang nenek tua, laki-laki yang terus menangis mencari anaknya, ibu-ibu ini yang meminta tolong, ada juga anak kecil mencari ibunya. Random. Tapi semua selalu berkaitan dengan Pak No, mereka selalu bilang Pak No buruk hatinya. Hampir semua setan yang masuk ke dalam keluarga kami membawa nama Pak No. Siapa sebenarnya si Pak No ini? Sepertinya jahat sekali Pak No pada mereka semuanya. (Kenapa harus aku yang menjadi tumbal? Tolong aku. Badanku sakit semua. Pak No itu hatinya sangat buruk sekali. Tolongin aku. Sem