"Mas Banyu! Mas Banyu! Mas, tolong! Mas Banyu!" Suara teriakan itu milik Sekar yang berasal dari arah dapur. Sedangkan aku berada di teras depan bersama Pak Slamet dan juga bapak. Akhirnya kami bertiga tergopoh-gopoh menuju sumber suara, takut ada hal yang genting sedang dialami Sekar atau pun mamak. Sesuai dugaanku, ada hal buruk yang menimpa mamakku. Sekar sudah menangis sambil memangku mamak yang tengah sesak napas dengan mata melotot. Aku dan Pak Slamet menggotong mamak ke ruang tengah. Apa lagi ini? Selalu saja ada cobaan yang menghampiri kami. Bapak belum sembuh, kini mamak yang menjadi sasaran empuk selanjutnya. Memang benar ucapan Pak Slamet yang menyuruh kami untuk selalu waspada dan hati-hati karena serangan dari pihak lawan tidak ada yang tau. Dan ini mamak menjadi incaran sel