"Hahaha, nama kamu siapa? Kok lucu sekali. Harusnya kamu berteman dengan Sekar," ucap bapak ke arah kursi kosong di depannya. Wajah beliau terlihat berseri-seri, bahkan nampak bergembira sekali. Kami saja jarang melihat wajah bapak sebahagia itu, tak biasanya bapak seperti ini. Dan yang menjadi pertanyaan besar kami adalah siapa yang diajak bicara bapak sekarang? Dua bangku di depan bapak padahal kosong melompong, tidak ada siapa-siapa. Bila pun berbicara dengan kami, posisi bapak membelakangi aku dan Sekar. Jadi, tidak mungkin bapak berbicara pada kami. Pertanyaan yang bapak lontarkan pun menanyakan nama, tidak mungkin pula bapak melupakan nama kami. Sekar menyenggol lenganku, sambil menunjuk ke arah bapak. "Bapak itu bicara sama siapa, Mas? Padahal lagi sendirian loh. Kok bisa-bisanya