Berlatih

1032 Words
Xiao Yu menelan ludahnya saat mendengar perkataan Yanxie. Jika yang dikatakan Yanxie benar, berarti perkataan Yanxie selama ini bukan hanya sekedar gertakan. Semua masalah yang ada di dunia aneh ini diselesaikan dengan cara saling bunuh. Bukan tak mungkin Xiao Yu juga akan berakhir menjadi mayat di tangan Yanxie, mengingat laki-laki tersebut tak punya raut kemanusiaan sama sekali di wajahnya. "Jadi ... membunuh adalah hal yang biasa di tempat ini?" ucap Xiao Yu sambil mundur beberapa langkah dari Yanxie. "Kau sudah dengar, kan?" "Hah, baru saja kau katakan, hukum ada di pusat kota. Dengan begitu di duniamu ini masih ada keadilan, kan?" "Kau pikir hukum di luar sana benar-benar adil? mereka bahkan lebih parah," "Ya ampun kacau sekali dunia ini," Xiao Yu menghela nafas lalu menundukkan kepalanya. "Kau masih berpikir bahwa kau berasal dari masa depan?" Yanxie menatap Xiao Yu lekat. Bagaimanapun, logika Yanxie belum bisa menerima bahwa Xiao Yu adalah manusia dari masa depan, atau dari dunia lain yang terlempar ke Tujuh Lentera. "Kau masih tak percaya padaku? hah, aku ingin keluar dari sini," Xiao Yu menghela nafas, lalu berjalan perlahan, "Kenapa aku jadi merindukan ayahku? aku bahkan rindu si bõdoh Xiao Nian." Xiao Yu meninggalkan gua dengan wajah memelas. Yanxie menyaksikan punggung Xiao Yu yang menghilang, lalu menatap omelet yang tadi diletakkan Xiao Yu tak jauh darinya. "Ternyata dia punya orang tua," *** Teng, teng, syut! senja yang tenang di lembah menjadi heboh dengan suara ayunan pedang. Para murid berkerumun mengeliling arena besar di depan mereka. Sesekali mereka bertepuk tangan riuh, dan berteriak memberi semangat kepada dua kultivator yang tengah bertanding menunjukkan kehebatan mereka masing-masing di arena. Dua kultivator dengan level kultivasi tinggi tersebut adalah Zhou Yanmei dan Ma Zhu Yi. Yanmei merasa bosan karena bermasalah dengan Yanxie, dan meminta Zhu Yi untuk bertanding melawannya. Tak jauh dari kerumununan itu, Xiao Yu berdiri sambil menutup telinga. Dia ditemani Lingyin, si Bocah dengan cara bicara yang teratur. Bukannya bersahabat dengan Yanxie, Xiao Yu malah menjadi lebih lengket dengan Lingyin. Mereka tampak menggemaskan saat bersama. "Ei, lihatlah gadis itu. Galak seperti kakaknya. Aku yakin tak ada laki-laki yang mau mendekatinya, ck ck," Xiao Yu menggelengkan kepalanya. Buk! Lingying memukul bahu Xiao Yu lalu menatap Xiao Yu tajam, "Jangan bicara sembarangan tentang Nona, kau sudah bosan hidup?" "Heh bocah, bisakah kau menyaring omonganmu sedikit? kau terlalu dewasa." "Dan kau, bisakah bicara sesuai umurmu? bicaralah yang sopan. Saat memanggilnya keturunan termuda keluarga Zhou gunakan Nona di depannya. Saat memanggil Ketua Lembah kau harus melakukannya dengan benar." "Mengapa Yanmei merupakan keturunan keluarga Zhou yang termuda?" "Kau masih bertanya? tentu saja karena Nona keturunan terakhir keluarga Zhou," "Tapi ... kau kan juga bermarga Zhou,'" "Aku tidak berhubungan darah dengan Keluarga Zhou, Nama depanku adalah pemberian ketua lembah, kemurahan hatinya membuatku mendapatkan nama depan yang begitu terhormat ini." "Jadi, siapa nama asli dari keluargamu?" "Aku tidak tahu." "Bagaimana bisa?" "Aku ditemukan di hutan perbatasan lembah. Tak ada yang tahu nama depanku dan dari mana aku berasal. Beruntung Ketua Lembah menampungku dan memberiku nama." "Wah, ternyata dia baik juga." "Ketua Lembah memang orang baik, kau hanya tak memahaminya." "Kau tak penasaran siapa orang tuamu?" "Sudah pasti bukan orang dari lembah ini. Dan aku tidak penasaran sama sekali." "Hmm, hidup yang rumit," bum! terdengar suara ledakan dari area pertandingan. Xiao Yu menghela nafas lalu menggelengkan kepalanya, "Dan mereka menjadikan hidup semakin rumit." "Kak Zhu Yi. Kau menghinaku? aku tahu kau belum mengerahkan semua kekuatanmu!" ucap Yanmei, sambil menyerang Zhu Yi. Dari tadi Zhu Yi hanya mengelak, dia membiarkan Yanmei menyerangnya, dia menangkis serangan demi serangan dari Yanmei. Hal tersebut membuat Yanmei kesal, dan dia menyerang lebih ganas lagi. "Kenapa kau tidak menyerang? keluarkan tebasan cahaya dari pedangmu!" teng! Yanmei mengayunkan pedangnya sekuat tenaga. Zhu Yi agak kaget, namun dengan memindahkah langkah, dia bisa menangkis serangan Yanmei. Menahan pedang Yanmei dengan pedang ramping bermata dua miliknya. "Ma Zhu Yi!" "Maaf, Nona. Latihan hari ini sampai disini saja." Zhu Yi menurunkan pedangnya, lalu membungkuk. "Kau mau mundur? tidak akan kubiarkan!" Yanmei melenting, lalu kembali menyerang Zhu Yi, "Sudah kubilang keluarkan tebasan cahaya!" menggunakan tenaga dalam Yanmei berusaha menyudutkan Zhu Yi dengan cara mendorongnya ke pinggir arena. Zhu Yi kemudian menepuk satu kakinya, dan melayang untuk menghindari serangan Yanmei, "Nona, tebasan cahaya tidak digunakan untuk latihan." "Kau pikir aku terlalu lemah dan tak bisa menghadapinya!?" Yanmei ikut melayang mengejar Zhu Yi. Kini mereka beradu pedang di udara. "Wah, mereka bisa terbang seperti itu, aku akui sangat menakjubkan. Bocah, bagaimana caranya? aku ingin bisa terbang seperti mereka." "Kau?" Lingyin menatap Xiao Yu dari ujung rambut hingga kaki, lalu membuat raut wajah meremehkan. "Kenapa kau melihatku seperti itu? dasar tidak sopan!" "Kau bahkan tak mengerti apa itu kultivasi," "Aku mengerti! aku sering melihatnya di drama kolosal," "Drama, maksudmu pertunjukan? heh, Xiao Yu oh Xiao Yu, untuk orang sepertimu ... belajar kultivasi sepertinya akan sulit. Jadi, menyerah saja." "Kau meremehkanku? wah, lihatlah cara bicaramu yang semakin hari semakin buruk, Zhou Lingyin oh Zhou Lingyin, kau bahkan tidak bisa terbang seperti mereka." "sudah kubilang diumurku, aku hanya bisa mempelajari bela diri dasar. Menginjak tujuh tahun, aku akan menempa kultivasiku, dan saat itu ... aku yakin kau hanya duduk melihatku dengan jubah jelekmu ini." "Kau ... mengejek orang dewasa, bukankah itu tidak sopan? dan mantelku ini sangat mahal, jelek bagaimana, dasar tidak tahu fashion!" Xiao Yu mengelus lengan mantelnya. Awalnya dia tak ingin memakai mantel itu lagi. Namun, dia akhirnya memutuskan untuk memakai mantel tersebut setiap hari. Itu bisa lebih membulatkan tekatnya untuk keluar dari lembah Ini. "Fash ... shi ... on? itu mantra baru?" tiba-tiba terdengar suara rendah yang membuat Xiao Yu dan Lingyin kaget. Lingyin langsung berdiri, lalu membungkuk sambil menyatukan ke dua tangannya di depan d**a, "Hormat kepada ketua lembah!" Xiao Yu ikut berdiri, lalu melangkah ke belakang Lingyin, dia menunduk beberapa detik, lalu tersenyum dengan canggung. "Yanmei dan Zhu Yi sedang berlatih?" ucap Yanxie lalu menoleh kearah arena. "Benar Ketua." "Kau melihat perkembangan?" Yanxie kemudian menatap Lingyin. Lingyin tertegun, bocah yang sangat lancar berbicara tersebut tiba-tiba menjadi tak bisa berkata apa-apa. Itu merupakan hal yang baru bagi Xiao Yu. "Heh, bocah, kau kenapa? mendadak menjadi bisu?" bisik Xiao Yu ke telinga Lingyin. Lingyin membungkuk dengan wajah serius, lalu menutup matanya, "Aku rasa ...." TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD