Senyuman Yanxie

1183 Words
"Aku rasa ... aku Zhou Lingyin tidak pantas menilai keahlian Nona dan Kakak tertua Ma Zhu Yi, Ketua Lembah." Xiao Yu hampir terkekeh mendengar ucapan Lingyin. Dia menutup mulut, merasakan geli di perutnya, "Bocah ini benar-benar, cara bicaranya sungguh sangat aneh. Bocah usia lima tahun yang paling tidak masuk akal yang pernah kutemui," Xiao Yu menahan tawanya dengan susah payah. Dia baru berhenti ketika Yanxie menatapnya dengan tatapan yang menusuk. Yanxie mendekat kearah Lingyin, lalu mengarahkan pandangannya pada arena pertarungan, "Zhou Lingyin. Aku tahu bagaimana tepatnya pengamatanmu. Kau memiliki mata yang tajam, dan pengetahuan kultivasi yang baik. Walaupun kau belum mempelajarinya," "Zhou Lingyin berterimakasih atas perhatian Ketua Lembah," Lingyin membungkuk dalam, matanya bahkan tak bisa menatap Yanxie, orang yang sangat dia kagumi. "Ya Tuhan. Aku tidak tahan mendengar dua orang ini berdialog. Sangat menggelikan," Xiao Yu menutup telinganya sambil membuat wajah meringis. "Sekarang katakan padaku. Bagaimana menurutmu?" Yanxie bertanya dengan mata yang masih tertuju ke arena. "Menurutku ... Kultivasi Kakak Ma Zhu Yi sangat matang. Dia mampu menangkis serangan Nona sejak dua jam yang lalu, hingga sekarang. Bahkan teknik bertahannyapun sempurna," Lingyin berdiri tegak, lalu menatap kearah arena, "Pengusaan diri Kak Zhu Yi sangat bagus. Jantungnya berdetak stabil, saat dia menyerang aku rasa keakuratannya akan seratus persen. Lalu Nona ...." Lingyin berhenti sejenak untuk melihat reaksi dari Yanxie. Setelah beberapa detik, Lingyin berdehem lalu berdiri tegak sambil mengaitkan kedua tangannya di belakang tubuhnya, "Nona Zhou Yanmei, dia sangat ambisius, dan itu menyebabkan teknik penyerangannya menjadi berantakan. Dari tadi dia bahkan belum bisa menyentuh selembar rambut Kak Zhu Yi. Nona memiliki semangat yang bagus, namun kultivasi dan tekniknya masih agak mentah. Detak jantungnya tidak stabil, denyut nadi berantakan. Nona akan lebih baik jika banyak berlatih lagi," Lingyin kemudian membungkuk kearah Yanxie dengan elegan, "Zhou Lingyin meminta maaf jika jawaban ini tidak sesuai dengan yang Ketua inginkan. Zhou Lingyin banyak kekurangan. Mohon bimbingan Ketua." "Zhou Lingyin, aku tak salah menilaimu. Kau memang seorang pengamat yang baik. Kedepannya, aku akan butuh bantuanmu untuk masalah seperti ini." "Terimakasih atas kemurahan hati Ketua Lembah!" seru Lingyin, dia membungkuk lebih dalam beberapa detik, Lalu kembali berdiri tegak. "Bocah, kau memberi penilaian hingga ke detak jantung dan denyut nadi? bagaimana kau bisa tahu tentang itu? kau hanya asal bicara, kan?" Xiao Yu menyenggol Lingyin yang tampak acuh. Lingyin menjauhi Xiao Yu beberapa langkah, namun Xiao Yu malah lebih mendekat. "Zhou Lingyin, bagaimana menurutmu dengan orang ini?" Pertanyaan Yanxie yang mendadak membuat Lingyin dan Xiao Yu terdiam sejenak. Lingyin menatap Xiao Yu dari ujung rambut hingga kaki. Melihat itu, Xiao Yu melotot lalu menjauh dari Lingyin, "Kau ... dasar bocah, jangan coba-coba untuk menilaiku!" "Bagaimana penilaianmu terhadap orang ini? sepertinya dia ingin belajar kultivasi." "Hei, bagaimana mungkin kau meminta anak kecil untuk menilaiku? itu tidak ..." "Untuk sekarang ... tidak ada harapan, Ketua," ucap Lingyin lalu menatap Xiao Yu sambil menggelengkan kepalanya. "Apa maksudmu dengan tidak ada harapan? seenaknya saja bicara," Xiao Yu merasa sangat tertekan mendengar bocah usia lima tahun membicarakan tentangnya dengan santai. Bahkan pendapat yang keluar dari mulut bocah itu bukanlah hal yang positif. "Tidak ada harapan?" Yanxie menyeringai mendengar pernyataan Lingyin. "Benar, dia sangat kosong, lemah, dan sangat manja. Jantungnya tidak berdetak dengan sehat. Nadinya bahkan lebih kacau. Dia tidak bisa belajar kultivasi untuk saat ini." "I-Itu tidak benar. Bagaimana kau bisa mengetahui tentang denyut nadiku? kau bahkan bukan dokter. Kau harus memeriksanya agar bisa memberi penilaian yang tepat. Coba kau periksa dengan benar!" Xiao Yu mengulurkan tangannya agar Lingyin memeriksa denyut nadinya. "Sekali lagi pengamatanmu sangat tepat Zhou Lingyin. Dia ... benar-benar tidak ada harapan." Yanxie tersenyum lalu melenting dengan ringan meninggalkan Lingyin dan Xiao Yu. Xiao Yu ingin sekali mengumpat, sementara Lingyin membatu menatap udara dengan jejak yang ditinggalkan Yanxie. "Dia terbang lagi. Wah! kebiasaannya sungguh buruk. Orang seperti itu bisa menjadi ketua, aku sangat prihatin dengan perguruan kalian," Xiao Yu meracau. Namun, Lingyin masih terdiam dan tak bergerak sedikitpun. "Zhou Lingyin, kau kenapa?" Yanmei dan Zhu Yi yang baru saja selesai berlatih menghampiri Xiao Yu dan Lingyin. Melihat Lingyin seperti patung batu begitu, membuat Yanmei penasaran. "Dia mungkin tertekan karena kakakmu," ucap Xiao Yu sambil menghela nafas. "Kakak datang kemari? dia melihatku berlatih?" Lingyin akhirnya berkedip, lalu membungkuk kearah Yanmei, "Salam kepada Nona Zhou dan Kakak Ma. Maaf aku tidak tahu bahwa kalian sudah selesai berlatih." "Kakak melihatku? aish, Kak Ma! sudah kukatakan bahwa kau harus mengerahkan semua tenagamu. Bukankah aku memintamu untuk melakukan tebasan cahaya? sekarang kakak melihatku, dia pasti berpikir kultivasiku tidak cukup baik," Yanmei memasang wajah cemberut sambil menyilangkan kedua tangannya. "Maafkan saya, Nona. Ucap Ma Zhu Yi dengan sopan. "Nona Zhou. Masalahnya ... Ketua Lembah ...." Lingyin menatap Yanmei dengan serius. "Ada apa? kakakku kenapa?" "Bocah ini mengatakan kau belum matang. Detak jantungmu berantakan. Intinya kau masih lemah, dan kakakmu setuju," Xiao Yu melirik Lingyin dengan wajah menyebalkan, "Bagus. Aku akan jadi pemanas biar mereka bertengkar," "Kak Ma, kau dengar? andai tadi kau menyerangku dengan sungguh-sungguh!" "Hahaha, ayo Yanmei. Marahlah, aku suka keributan ini." "Maaf, Nona. Tapi kultivasi Nona memang belum matang, dan masih harus banyak berlatih," Zhu Yi menundukkan kepala. "B-Benarkah ... tapi aku sudah berlatih mati-matian," "Nona akan lebih baik seiring waktu. Saya akan selalu menemani Nona untuk berlatih." "Baiklah. Jika kakak memarahiku, Kak Zhu Yi harus membelaku dan mengorbankan diri." "Saya pasti akan melakukan itu." "Lingyin, kau dengar? semua salah Kak Zhu Yi, aku akan berlatih lebih keras, akan kutunjukkan bagaimana keahlian Zhou Yanmei yang sebenarnya," Yanmei mengepalkan tangannya erat, lalu mengangguk mantap. "Hanya seperti itu? mereka tidak bertarung? hah, tidak seru sama sekali," Xiao Yu mengusap wajahnya, karena misi adu dombanya tidak berhasil. "Nona Zhou, Kak Ma. Ini bukan masalah pertandingan. Hari ini Ketua Lembah melakukan hal aneh, " Lingyin menatap Yanmei dan Zhu Yi bergantian. "Hal aneh apa? apa lebih aneh dari orang ini?" Yanmei menunjuk Xiao Yu. Xiao Yu dengan geram hampir menggigil telunjuk Yanmei. Namun, Yanmei lebih dulu menarik telunjuknya. "Kau tak sadar bahwa kakakmu itu manusia aneh yang sebenarnya? mana ada manusia dengan wajah dingin dan tanpa ekspresi setiap hari. Aku yakin hatinya juga membeku seperti es," Xiao Yu mengomel, lalu langsung terdiam ketika Yanmei mengangkat tangan hendak memukulnya. "Jangan panggil kakakku aneh! dasar aneh!" "Hah, apa-apaan kalimat itu?" "Ribut sekali. Lingyin ayo katakan Kakakku kenapa?" "Tadi sebelum Ketua Lembah pergi, dia ... tersenyum," Semua terdiam mendengar perkataan Lingyin. Terlebih Yanmei dan Zhu Yi. "Maksudmu ... tersenyum atau menyeringai?" tanya Yanmei kemudian. "Tersenyum Nona. Ketua Lembah jelas tersenyum. Senyuman yang tulus, bukan yang licik." "Kau yakin?" "Tentu saja. Aku sangat mengenal karakter wajah Ketua Lembah." "Memangnya kenapa? kalian tidak mungkin tak pernah melihat dia tersenyum, kan?" Xiao Yu ikut bertanya karena penasaran. "Kami pernah melihatnya menyeringai licik," ucap Yanmei dengan wajah tak percaya. "Kalian benar-benar tak pernah melihatnya tersenyum!?" Xiao Yu terbelalak. Dia memang tak pernah melihat Yanxie tersenyum tulus. Tapi dia mengira setidaknya orang yang telah tinggal dengan Yanxie selama bertahun-tahun pernah melihat senyumnya. Kenyataan ini sungguh membuat Xiao Yu terkejut, "Mana mungkin begitu. Kalian yakin? setidaknya dia pernah tersenyum sekali, kan?" Yanmei menggeleng, lalu menatap Zhu Yi dengan wajah datar, "Kakakku sepertinya menjadi aneh. Kak Zhu Yi, bagaimana ini?" TBC
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD