16. Tears

1393 Words

Tak pernah terlintas sedikit pun di benak Anindira jika Raihan bisa dengan sengaja menyakitinya dengan teramat sangat. Raihan sudah merobek-robek harga dirinya, menyiksa raganya, dan mengoyak batinnya. "Kalau kau masih sayang anakmu, jangan pernah mengacau lagi! Apalagi dengan si berengsek itu. Aku akan menghabisimu juga anakmu kalau kau berani mengacau lagi! Aku takkan menyesal melakukannya. Ingat itu!" Raihan meninggalkan Anindira begitu saja. "Kamu jahat, Rai...," kata Anindira lirih sambil menahan sakit di sekujur tubuhnya. Raihan meremas rambut Anindira dan memaksakan bersemuka dengannya. “Aku hanya mengakhiri apa yang kaumulai, Nindi.” “b******n kau, Rai!” ♥♥♥ Di lain tempat di sebuah kawasan elit Puncak, Bogor Kenan duduk di kursi makan dengan tangan terlipat di atas meja. Pa

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD