Anindira membulatkan matanya. Ia tersentak. Gumpalan keterkejutan datang dan mengganjal di tenggorokannya dalam waktu bersamaan. Ia menyesali kata-kata yang baru saja meluncur dari mulutnya. Rangkaian kata yang membuatnya membuka rahasia yang ia tutup-tutupi selama ini. Ia bahkan berkata dengan suara yang sengaja dipertegas, namun wanita itu tetap tidak bisa menghindari kegugupannya. "Kenan, a-anak itu anakku dan—" "Dan aku." Kenan memotong mengakhiri kalimat yang diucapkan Anindira. Anindira membuka mulutnya. Bibirnya bergetar dan semua kata tertahan di tenggorokannya. Butuh beberapa waktu bagi Anindira untuk berbicara. "Olivia anakku dan Raihan." "Nindi...," bisik Kenan lirih. Anindira menunduk. Ia berharap semua kebohongan yang ia katakan akan dipercayai Kenan. "Olivia anakku dan R