Pria itu mendekat. Tangan pria itu menahan kaca jendela taksi yang terangkat yang sengaja dinaikan Anindira. Ia kemudian sedikit membungkuk untuk melihat wajah Anindira. “Nindi, aku hanya ingin bicara.” "Apa yang kau lakukan dan apa semua ini, Kenan?" Nindi bertanya dengan nada geram. "I just wanna talk to you.” Anindira tidak menggubris ucapan Kenan. Keterkejutannya berubah menjadi kegeraman yang kembali menyeruak di hatinya. Akhirnya, Anindira memerintah si supir taksi. "Pak, kita lanjut ke Jakarta. Salah alamat." “Nindi, sebentar saja. Please!” desak Kenan lalu ia pun memberi perintah dan intimidasi pada si supir taksi. “Jika Bapak berani jalan, saya akan pastikan Bapak tidak bisa mengemudikan taksi lagi untuk beberapa tahun ke depan.” Si supir taksi tampak kebingungan. Raut wajah