Ryan berdiri dari duduknya, lalu berjalan memutari meja kerja dan berdiri di belakang Karin. “Kau bertanya kenapa? Itu karena aku tidak percaya kepada Luke, karena biar bagaimanapun juga aku mengenal seorang Luke sebagai seorang play boy dan aku tidak mempercayainya sama sekali, sama seperti diriku yang tidak percaya, kalau aku bisa menahan diri untuk tidak menyentuhmu!” Karin merinding ketika dirasakannya Ryan menundukkan wajah, sampai napasnya terasa berhembus di leher. Terlebih lagi mendengar apa yang dikatakan oleh Ryan hanya membuatnya merasa tidak nyaman saja. “Apakah kau tidak menyadari Karin, kalau hanya ada kita berdua saja yang lembur di kantor ini?” Mark menegakkan badan, lalu mengelus lembut leher Karin. Karin menepis tangan Ryan dari lehernya. “Apakah saya harus merasa taku