Prahara 13

1518 Words
Delisa Pov. Sampai dirumah aku lalu merebahkan tubuhku di atas ranjang karena saking lelahnya, aku dan mas yuda sejak pagi sampai malam hari menghabiskan waktu dirumah ayah dan juga bunda. Mas yuda lalu menyusulku naik keatas ranjang dan mengambil tablet miliknya di dalam tasnya dan aku masih berbaring di sampingnya dengan tenang. "Coba kamu lihat ini" kata mas yuda sembari memperlihatkan gambar rumah yang ada didalam tabletnya. "Gambar rumah?" Tanyaku. "Hmm...Eku berencana membangun rumah ini untuk kita" "Amin....Insha allah mas, Tapi ngomong-ngomong ini design yang kamu buat?" "Iya....Ini design khusus untuk kita, Lihat ini juga ini kolam renangnya dan ini tampak depan sama belakang rumah" kata mas yuda sembari menunjukkan beberapa titik design yang ia buat. "Membayangkannya saja aku sangat senang dan nyaman liatnya mas, apalagi jika itu nyata" "Gambar ini akan menjadi nyata jika kamu selalu mendoakanku" "Doaku tak pernah pupus mas untuk kamu" Mas yuda lalu menyimpan tabletnya di dalam tas miliknya dan menatapku setelahnya. Aku bingung dengan tatapan mas yuda saat ini, aku hanya bisa pura-pura tak melihatnya karena saking gugupnya. Mas yuda lalu mendekatiku perlahan, apa mungkin mas yuda ingin menyentuhku aku sungguh tak mengerti situasi saat ini. "Apa sekarang kamu siap?" Tanya mas yuda yang sedikit membuatku geli karena ini untuk pertama kalinya buat aku dan mas yuda melakukannya. "Hmm.. " jawabku mencoba memberikannya signal, aku hampir tak bisa nafas karena dekapan mas yuda. "Aku akan melakukannya sekarang" "Melakukan apa?" Tanyaku pura-pura. "Mencumbumu, kita harus memberikan cucu seperti keinginan orang tua kita, bukan?" kata mas yuda. Aku lalu mengangguk pasrah. Mas yuda lalu mencumbuku dan menjelajah disekitaran tubuhku, mencium bihirku penuh kemesraan dan sebagai istri yang sholeha yang berjanji siap melayani suami, aku memberikan akses masuk untuknya dan menjelajahi tubuhku. Aku hanya biza menikmatinya ketika gigitan kecil itu sedikit membuatku Terangsang, jujur ku akui hal inilah yang sangat membuatku menikmatinya. Untuk pertama kali buatku dan mas yuda melakukannya. 5 bulan menikah kami baru melakukan malam pertama yang tertunda. Mas yuda lalu membuka bajuku perlahan dan mendekatkan wajahnya dengan wajahku hanya hidung kami yang menjadi perantara saat ini hanya ada beberapa Centi Sampai wajahnya mengenai wajahku. Aku merasakan deru nafasnya yang sedikit tertahan. Aku lalu menutup mataku karena hal ini baru pertama kali buatku. Sedikit membuatku gugup tapi aku bisa menikmati waktu yang indah ini, nikmat yang luar biasa ketika di cumbu oleh sang suami,Pria halalku. Kamipun merasakan kenikmatan sama-sama, aku kadang menjerit kesakitan dan sesekali lenguhan lolos dari mulut mas yuda dan mulutku. Mendengarku menjerit kesakitan Mas yuda malah memagut bibir merahku. *** Sudah sangat pagi, Aku melihat jam sudah menunjukkan Pukul 6 pagi. Aku melihat tubuh mungilku di balik selimut yang tak mengenakan sehelaipun, begitupun dengan mas yuda yang tak mengenakan apapun dan d**a bidangnya terekspos oleh cerahnya pagi. Malam yang indah yang tak akan pernah bisa ku lupakan sampai mas yuda menikmatinya dan selalu membangunkanku untuk kembali melakukannya. Setelah selesai mandi aku masih melihat mas yuda tersungkur di atas ranjang dengan wajah tenangnya, aku hanya bisa tersenyum melihatnya, melihat wajah damainya. Aku lalu kedapur kegiatan seperti biasa menyiapkan sarapan untuk suamiku sebelum berangkat bekerja. *** Yuda Pov. Setelah b******u dengannya aku lalu terbangun dan keruang tamu untuk mengerjakan gambar proyek baruku. Aku merasakan kenikmatan luar biasa ketika b******a dengannya, karena mungkin dia adalah wanita yang halal bagiku, yang sudah ku nikahi yang sekarang menjadi tanggung jawabku. Setelah selesai aku lalu kembali ke kamar dan menatap wajah damainya, wanita bak bisadari ini adalah istriku. Kupeluk delisa dengan erat dan aku merasakan kenyamanan luar biasa. *** Sampai di kantor aku langsung menyandarkan kepalaku dengan desahan nafas di kepala kursi karena kelelahan. Kadang aku tersenyum kecil, kadang juga aku mengingat kejadian semalam, ketika melakukan itu kepada delisa. Rasanya ingin melakukannya lagi dan lagi, aku juya baru melihat tubuh mungil istriku tanpa mengenakan sehelaipun, dia ternyata begitu seksi tak seperti biasanya. Aku hanya menggeleng malu jika ku ingat lagi. "Ngapain lo sejak tadi senyum-senyum gitu? Akhirnya terjadi juga?" Tanya Tio yang sejak tadi memang memperhatikanku tanpa ku sadari. "Terjadi apaan?" "Ya elahh....Gua tau pasti semalam ada yang terjadi kan? Sampai lo senyam-senyum gitu?" "Kalau lo mau tau ya lo nikah donk" "Tuh kan? Apa gua bilang pasti terjadi juga kan?" "Udah ga usah dibahas" kataku yang sedikit agak malu. "Tuh kan lo senyum lagi, rasanya gimana?" "Rasanya lebih nikmat dan halal" "Maksud lo karena kalian suami istri?" "Gua kan Udah bilang ga usah dibahas" "Kan lo yang membahasnya" "Lo mancing gua sih" "Lo udah nyelesein gambarnya?" "Belum...baru selesai separoh" "Coba gua lihat" "Itu di atas meja...Semalam gua ngerjain market pak Sarman, akhirnya selesai juga" "Trus ini lo kerjain semalaman" "Yapp" "Wahh gerakan lo cepet juga, sekarang lo selesein gambar itu, setelah itu tugas gua bakal memperlihatkan ke pak jaya" "Baiklah...lo musti presentasikan juga di depan pak jaya" "Presentasi kan kerjaan gua banget" "Baiklah ga ada yang perlu gua khawatirin lagi" *** Author pov. Dikantor delisa begitu sibuk karena deadline sebentar lagi, sedangkan artikel yang dipercayakan bu kintana belum semuanya rampung. Delisa selalu saja menguap ketika ia sedang fokus melihat artikelnya di komputer. "Bu Delisa!!" Sapa salah satu OB. "Iya? Ada apa mba?" "Ibu sekalian mau titip kopi? Soalnya sejak tadi saya lihat ibu menguap terus" "Kebetulan banget mba, saya titip 2 cangkir ya, ga usah pakai cream, kopi asli aja" kata delisa. "Baik bu" "Makasih mba!!" "Semalam kamu ngapain aja? Sampai segitu ngantuknya" tanya Ifa salah satu rekan kerja delisa. "Ga ngapa-ngapain" jawab delisa singkat "Enak ya punya suami" "Enak gimana?" "Yaa bisa di cumbu sampai pagi" "Ahh kamu bisa aja, ga sepertri yang kamu pikirkan kok" jawab delisa sedikit malu-malu. "Darimana ifa tau jika semalam aku di cumbu? apa hal itu tertulis di wajahku? Sampai ifa menyadarinya? Aduhh...jangan sampai terlalu Trasparan deh entar bisa malu sendiri" Batin Delisa ... Ketika sedang mengerjakan artikelnya ponsel Delisa bergetar dan tanda sms masuk via whatssap. Mas Yuda : Kamu sedang apa? Sudah makan? Aku mungkin pulang agak malam jadi kamu ga perlu masak, soalnya kerjaanku mulai banyak jadi bakal sedikit menyita waktuku. Delisa tersenyum mendapatkan sms perhatian yang pertama dari yuda. Delisa dengan cepat membalas pesan Yuda. Delisa : Iya mas, sepertinya aku juga akan pulang malam karena deadline sebentar lagi, apalagi Artikelku belum Rampung mas, Aku lagi nunggu Catering, kamu juga mas jangan lupa makan. Yuda : Jangan terlalu lelah, Baiklah...Aku ada meeting. Sepertinya saling mengirim pesan sudah membuat mereka seperti suami istri sebenarnya tak seperti biasanya, jangankan saling mengirim pesan, saling bersapa saja sangat jarang. Perlakuan manis Yuda kepada Delisa semalam Sepertinya membuahkan hasil. Mendapatkan sms pertama dari suaminya delisa tersenyum dan tersipu malu. *** Sudah hampir jam 10 malam Delisa lalu pulang sendirian, karena tak ingin menganggu konsentrasi suaminya ia memilih tak mengirim sms satupun. Sampai dirumah Delisa melihat ada seornag pria yang sedng menunggu di depan dumaunya, jika di lihat lebih dekat lagi ywrnyata rian mantan kekaisynya. "Dia tau rumahku dari siapa?" Delisa tak ingin Masuk kedalam pagar rumahnya, apalagi ini sudah larut jika terlihat oleh tetangga akan menimbulkan fitnah. tapi, rian melihat delisa dan menghampirinya. "Rian? Ngapain kamu kesini?" Delisa pura-pura baru menyadari kedatangan Rian. "Aku ingin menemuimu, apa aku bisa minta waktu?" "Ngomong aja, akan aku dengarkan" "Apa kita ga bisa bicara di dalam rumahmu?" "Maaf Rian, aku bukannya menolak, tapi di dalam gak ada siapapun, nanti akan menimbulkan Fitnah jika kita hanya berdua di dalam rumah apalagi aku berstatus istri mas yuda, jadi ngomong disini aja" "Sampai kapanpun aku tak akan pernah bisa melupakanmu delisa, apa aku tak bisa kau berikan kesempatan kedua? Aku sudah putus dengan dita karena keegoisannya, aku salah pernah menyakitimu, memutuskanmu dan meninggalkanmu demi dita, aku juga salah ketika pernikahan kita sudah di rencanakan aku malah main serong dengan dita, tapi aku mohon lupakan semua itu dan kembalilah kesisiku, sekarang aku sudah menjadi pengacara seperti yang kamu inginkan" "Kenapa kau datang meminta hal itu rian? Aku sudah menikah, tak ada kesempatan lagi" "Aku tau pernikahanmu atas dasar kau di jodohkan, kamupun pasti tak mencintainya, pasti masih ada cela untukku kan?" Tanya Rian sembari menggenggam tangan Delisa. Delisa sudah mencoba menghindar dan melepas genggaman tangan rian tapi tetap saja rian tak melepasnya. "Lepaskan aku Rian" "Aku tak akan melepaskanmu jika kamu tak memberiku jawaban" Sejak tadi ternyata yuda melihat semuanya dan menghampiri Rian, lalu yuda menonjok Rian terjadi perkelahian antara yuda dan juga rian. Rian lalu tergeletak karena pukulan keras yuda. "Mas, apa yang kamu lakukan?" Delisa begitu panik melihat kemarahan suaminya. "Jangan pernah menyentuh Istriku" kata yuda dengan pembelaan luar biasa. Rian lalu beranjak dan menuju ke mobilnya. "Aku akan kembali delisa, Satu hal yang harus kamu tau, aku masih sangat mencintaimu" Kata Rian sembari mengemudikan mobilnya. Delisa melihat tatapan suaminya yang begitu marah. Yuda lalu masuk kedalam rumah dan memilih tak menyapa istrinya yang sejak tadi berharap teguran darinya. "Mas, maafin aku, aku ga tau Rian kesini" "Kenapa dia tau alamat kita jika kamu tak Memberitahukannya?" "Mas, aku juga ga tau rian tau dari mana alamat kita tapi yang harus kamu tau aku tak pernah mengundangnya kemari" "Sudahlah aku lelah...." "Tapi mas?" Belum juga delisa melanjutkan perkataannya yuda sudah masuk kedalam kamar. Delisa memilih tak menyusul suaminya dan hanya berdiri tepat di depan pintu kamar.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD