Yuda dan tio lalu menunggu beberapa saat karena pak jaya harus mengambil beberapa dokumen mengenai proyek yang akan diberikan kepada peeusahaan Yuda.
Yuda begitu terkejut ketika Melihat Lusi sedang bersantai di Atas ranjang yang hanya terbalut selimut.
Yuda hendak menghampiri Lusi ia ingin tau alasan Lusi menghancurkannya tapi Tio mencegahnya.
"Tahan yud...kita kesini sedang bekerja, jika kamu menyerang lusi sekarang itu hanya skan menghancurkan usaha kita" kata yuda sembari menggenggam tangan Yuda agar tak melakukan satu kesalahan yang bisa membuat usaha mereka hancur.
"Tapi--"
"Gua juga ingin mencabik wanita itu, tapi menjaga sikap di depan pak jaya lebih penting" kata Tio.
"Jangan sampai pak jaya Mengetahui aku dan lusi pernah memiliki hubungan, itu hanya akan merusak reputasiku"
Pak jaya lalu kembali bergabung dengan Yuda serta Tio,, tapi pandangan yuda sungguh tak bisa berhenti melihat lusi yang sedang di atas ranjang.
"Apa kamu sedang melihat wanita itu?" Tanya pak jaya yang menyadari pandangan Yuda.
"Maaf pak jika saya lancang. ." Kata Yuda.
"Namanya Yuna, Dia wanita panggilan, Jika kau tertarik aku bisa memberikan nomor ponselnya" kata Pak Jaya.
Yuda sedikit tersinggung dengan perkataan Pak jaya yang mengiris hatinya, tapi ia tak bisa mengacaukan Proyek pertamanya.
Tio selalu mengingatkan yuda dengan memberikan kode agar bisa menahan diri.
"Saya pikir Wanita itu istri bapak" kata Tio.
"Mana mungkin saya menikagu wanita semacam itu, saya hanya nenyewanya ubtuk semaalam saja"
Sepertinya Lusi belum menyadari jika Tamu pak jaya adalah yuda dan juga tio, lusi masih saja berada di atas ranjang dengan lemasnya.
"Apa sekarang kita bisa membicarakan tujuan kita?" Tanya Yuda yang sudah tak sabar untuk keluar dari Kamar hotel milik Pak jaya yang sedikit membuatnya panas.
"Saya sudah mengatakannya lewat telfon, bagi saya reputasi kalian tak penting, karena saya sudah pernah puas dengan hasil kerja kalian, jadi saya mempercayakan proyek itu ke tangan kalian"
"Bisa liat dokumennya pak?"
"Boleh" jawab Pak jaya sembari memberikan Dokumen ke tangan Tio.
"Baiklah pak, kami akan segera Mengirim gambarnya kepada bapak, dokumen ini biar saya bawa dulu"
"Baiklah...." jawab pak jaya.
"Kalau negitu kami permisi pak"
"Iya, ini....Uang pertama sebagai tanda Deal kontrak kerja kita, saya harap kalian jangan pernah mengecewakan saya" kata Pak jaya sembari memberikan sekotak Uang kepada Yuda dan tio.
"Baik pak saya akan menerimanya" sambut Tio dengan menerima Sekoper yang berisi Uang.
"Kami juga tidak akan pernah mengecewakan bapak seperti sebelumnya" sambung Yuda.
Yuda dan tio lalu keluar dari kamar Hotel pak jaya dan Yuda menghela nafas panjang.
"Thanks sob, lo udah Nahan diri" kata tio sembari menepuk Pundak yuda.
"Yuna? Lusi Selalu saja melakukan apapun yang ia inginkan termaksud mengganti namanya demi mendapatkan uang"
"Apa lo bakal lapor Polisi?"
"Gua ga mau berurusan dengan wanita sepetti itu lagi, biarkan saja dia menikmati hidupnya sebelum balasan tuhan datang"
"Baiklah....Lo emang bijaksana...Ayo" kata Tio sembari masuk kedalam Lift dan menekan Lantai dasar.
****
Delisa sedang dirumah orang tuanya, ia sedang menunggu ayah bundanya pulang dari pasar...
Tiba-tiba ponselnya berdering dan telfon itu dari suaminya.
"Hallo,Assalamualaikum mas?"
"Waalaikumssalam, kamu di mana?" Tanya yuda.
"Masih dirumah bunda, tapi ayah sama bunda lagi kepasar jadi aku nunggu dulu"
"Aku akan menyusulmu"
"Kamu mau kesini mas?"
"Iya, tunggu aku disana"
"Baiklah mas, Assalamualaikum"
"Waalaikumssalam"
Yuda mulai membuka hatinya untuk istrinya walaupun belum sepenuhnya.
Selama terkena musibah yuda baru sadar bagaimana peran penting seorang istri.
"Lo mau kerumah mertua lo?"
"Iya gua bakal kesana, selama menikah gua ga pernah kesana sebelumnya"
"Wahh lo wajib donk kesana"
"Iya, karena itu lo gua turunin di kantor dan mobil lo gua pinjam"
"Siap"
Setelah menurunkan tio dikantor.
Yuda langsung menuju kerumah mertuanya untuk menyusul istrinya.
****
Tak lama kemudian ayah dan bunda delisa sudah pulang dari pasar, mereka dengan cepat langsung masuk kedalam rumah karena mereka sudah mengetahui kedatangan putrinya.
"Kamu sudah lama ndo?" Tanya bunda liana.
"Assalamualaikum ayah, Bunda" sapa Delisa sembari mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
"Waalaikumssalam ndo, kamu tidak datang bersama suamimu?" Tanya ayah Rais.
"Mas yuda sudah di jalan akan kemari yah, kebetulann tadi mas yuda ada kerjaan, jadi baru bisa nyusul sekarang"
"Jadi menantu bunda akan kemari? Alhamdulillah...Ayah ayo cepat kita masak, menantu kita akan datang, bunda akan masak makanan yang special untuk menantu bunda" kata bunda liana.
Delisa begitu senang melihat kedua orang tuanya begitu senang mendengar suaminya akan berkunjung.
Delisa lalu membantu kedua orang tuanya untuk memasak makan siang.
"Mimpi apa bunda semalam ndo, untuk pertama kalinya nak yuda akan berkunjung"
"Bunda bisa aja, mas yuda emang baru ada kesempatan hari ini bund"
"Pokoknya bunda sangat senang ndo, Ayah bakar yang banyak satenya karena menantu kita sangat suka sate"
****
Tak lama kemudian ayah dan bunda delisa sudah pulang dari pasar, mereka dengan cepat langsung masuk kedalam rumah karena mereka sudah mengetahui kedatangan putrinya.
"Kamu sudah lama ndo?" Tanya bunda liana.
"Assalamualaikum ayah, Bunda" sapa Delisa sembari mencium punggung tangan kedua orang tuanya.
"Waalaikumssalam ndo, kamu tidak datang bersama suamimu?" Tanya ayah Rais.
"Mas yuda sudah di jalan akan kemari yah, kebetulann tadi mas yuda ada kerjaan, jadi baru bisa nyusul sekarang"
"Jadi menantu bunda akan kemari? Alhamdulillah...Ayah ayo cepat kita masak, menantu kita akan datang, bunda akan masak makanan yang special untuk menantu bunda" kata bunda liana.
Delisa begitu senang melihat kedua orang tuanya begitu senang mendengar suaminya akan berkunjung.
Delisa lalu membantu kedua orang tuanya untuk memasak makan siang.
"Mimpi apa bunda semalam ndo, untuk pertama kalinya nak yuda akan berkunjung"
"Bunda bisa aja, mas yuda emang baru ada kesempatan hari ini bund"
"Pokoknya bunda sangat senang ndo, Ayah bakar yang banyak satenya karena menantu kita sangat suka sate"
Kedua orang tua delisa tau jika menantu mereka sangat menyukai sate kambing, jadi ayahnya sengaja kembali kepasar hanya untuk membeli daging Kambing.
"Assalamualaikum" Tak lama kemudian suara yuda terdengar.
"Waalaikumssalam" Jawab Bunda liana dan Ayah Rais ketika mendengar suara menantu mereka.
Mereka lalu berjalan keluar dari dapur dan menyambut menantu mereka dengan hangat.
Delisa hanya bisa tersenyum melihat Kedua orang tuanya yang sejak tadi sudah semangat.
Yuda lalu mencium punggung tangan kedua orang mertuanya.
"Ayo masuk nak, Delisa Temani nak yuda dulu, Bunda sama ayah, akan kembali ke dapur melanjutkan masak" kata Bunda liana.
"Bagaimana urusanmu mas?" Tanya delisa.
"Alhamdulillah aku mendapatkan proyek itu"
"Alhamdulillah ya allah...." Ucap Delisa.
"Ini semua berkatmu juga"
"Berkat kerja kerasmu mas, aku tak melakukan apa-apa untuk membantumu, tapi ada apa dengan raut wajahmu?"
"Tadi aku bertemu lusi sedang berada di hotel klienku, aku ingin sekali menanyakan alasannya kenapa dia menghancurkanku, tapi tio menahanku"
"Mas, lupain semua itu ya!! Biarkan semuanya berlalu, aku bukannya melarangmu mengingatnya tapi ada baiknya kamu melupakannya" Delisa sebenarnya sedikit cemburu mendengar Yuda menyebut nama lusi tapi semua itu bagian masa lalu suaminya.
"Iya, aku akan berusaha, tapi sepertinya aku Mencium Aroma sate"
Delisa tersenyum mendengar apa yang di katakan Yuda.
"Bunda emang lagi buat sate special untuk kamu"
"Untuk aku?"
"Iya untuk kamu mas"
Mereka lalu tersenyum bersamaan, menikmati waktu bersama sembari menunggu hidangan makan siang siap.