Jam sudah menunjukkan pukul 19.00 semua masakkan sudah siap dan sudah di tata dengan rapi di atas meja makan.
Tak lama kemudian yuda sudah pulang, seperti biasa delisa menyambut suaminya dengan mencium punggung tangan yuda dengan santun.
"Mas, aku udah siapin air hangat di kamar mandi dan juga handuk bersih" kata delisa.
"Iya" Jawab yuda singkat dan melangkah masuk ke kamar.
Delisa menyusul Yuda penuh dengan keraguan, ingin rasanya ia menghapus kelelahan di mata suaminya tapi ia begitu takut jika saja hanya akan menambah beban yuda.
"Ada apa?" tanya yuda keheranan.
"Ga ada apa-apa mas... Aku cuma mau menyiapkan keperluanmu.."
"Kamu belanja pakai uang dari mana? Aku kan belum memberikanmu uang belanja" tanya Yuda.
"Aku pakai uang dari gajiku mas, kemarin kan aku gajian..."
"Sudah kau sisihkan untuk orang tuamu?"
"Udah mas.....aku juga sudah menyisihkan untuk mama dan juga bibi..."
"Apa gajimu cukup? Untuk membagikannya?"
"Insha allah Mas...Cukup Dan Lebih dari cukup"
"Seharusnya mama dan juga bibi bukan tanggung jawabmu, seharusnya aku yang memberikan ke mereka bukan Kamu"
"Mas, aku dan kamu sama saja, kita keluarga"
"Tapi mama dan Bibi akan bilang apa jika kamu yang memberikannya?"
"Aku tak bilang itu dari aku mas, aku bilang itu dari kamu..." kata Delisa.
"Jika aku sudah bekerja dan mendapatkan Uang lebih, Kamu harus berhenti bekerja dan hanya mengurusiku... Karena bukan tanggung JaWabmu untuk mencari nafkah"
"Iya mas...aku akan berhenti bekerja jika kamu yang mengatakannya.." kata Delisa...berusaha menahan perasaan senangnya ketika ia banyak ngobrol dengan Yuda.
"Baiklah...Aku mandi dulu..." kata Yuda...
Beberapa menit kemudian setelah selesai mandi, Yuda keluar dari kamar dan melihat istrinya sedang menaruh kopi di atas meja.
"Apa makanan sudah siap? Aku sangat lapar..." tanya Yuda...
"Sudah siap sejak tadi mas, aku malah menunggumu selesai mandi..." kata Delisa.
Yuda lalu ke meja makan dan melihat makanan yang begitu menggugah seleranya.
"Silahkan makan mas...Aku ke dapur dulu.." kata Delisa hendak pamit.
"Kamu mau kemana? Temani aku makan.." kata Yuda.
"Tapi mas--"
"Kenapa? Kamu ga mau?"
"Ga gitu mas...Ya sudah..." kata Delisa sembari duduk.
Delisa tak menyangka jika Yuda mau makan semeja dengannya, Untuk kali pertama ia bisa berhadapan langsung dengan Yuda dan makan sama-sama.
Ketika sedang makan malam, tiba-tiba Yuda berhenti makan. Delisa keheranan dengan hal itu.
"Ada apa mas? Apa masakanku ga enak?"
"Enak Kok"
"Trus kenapa?"
"Ga kenapa-napa..." kata Yuda.
Delisa tak mengajukan pertanyaan lagi.
Yuda lalu melihat Delisa sedang makan malam dengan sabarnya, ia lalu memikirkan bagaimana ia dulu memperlakukan delisa, tapi delisa tetap sabar menghadapinya.
"Mulai besok aku akan mulai bekerja bareng Tio, mungkin butuh waktu yang sangat lama untuk mendapatkan proyek pertama, karena reputasiku sangat buruk...tapi aku akan tetap berusaha..." kata Yuda....
"Biarkan waktu yang menjawab semuanya mas, semua sudah di atur oleh yang di atas, aku akan mengambil tanggung Jawabmu dulu sampai usahamu kembali stabil..." kata Delisa.
"Ya allah... Ternyata kau titipkan Wanita bak bidadari di hidupku dan menjadikannya istriku, dia seperti malaikat, Hatinya sungguh baik dan Tak pernah ada kemarahan di matanya..ia selalu ikhlas dalam melayaniku, tapi kenapa dengan bodohnya, aku menyia-nyiakannya... Dia memaafkan semua kesalahanku, memaafkan semua yang telah ku lakukan dan bersikap seperti tak terjadi apa-apa, tapi kenapa begitu susah untuk mengatakan maaf kepadanya? Semoga seiring berjalannya waktu aku bisa mencintainya..." Yuda membatin sembari menatap Delisa yang sedang menikmati makan malamnya.
"Mas? Mas Yuda...!!" panggil delisa..
"Hmmm?"
"Kenapa mas menatapku seperti itu?"
"Oh...ga ada ..Ga ada apa-apa..."
******
Setelah bersiap ke kantor, Dan selesai sarapan, delisa sudah tak melihat Yuda berada di rumah saat ini, kemana yuda delisa sungguh tak tau sedangkan ia harus ke kantor, ia juga tak mungkin pergi tanpa sepengetahuan dan seizin suaminya.
Tiba-tiba yuda datang dan baru masuk kedalam rumah dengan basah kuyup.
"Mas, kamu dari mana? Sampai basah kuyup begini?" tanya delisa.
"Aku habis beli payung ini" jawab Yuda.
"Kamu kan beli payung kenapa ga dipakai?" tanya Delisa lagi.
"Aku membeli payung ini untuk kamu, di luar hujannya deras"
"Untuk aku?"
"Hmm...Ini" kata Yuda sambil memberikan payung itu kepada delisa.
"Mas yuda membeli payung ini untuk aku? Apa aku mimpi? Ya allah...terima kasih atas perubahan sikap Mas yuda yang kau tampakkan..." Batin delisa...
"Kenapa kau diam saja? Kau pergi saja, nanti kau terlambat..."
"Baiklah mas...terima kasih atas payungnya, aku pergi dulu.." kata Delisa sembari mencium punggung tangan suaminya.
"Hati-hati di Jalan. " teriak yuda ketika Delisa sudah keluar rumah...Delisa berbalik dan melambaikan tangannya.
******
Sampai di kantor Delisa lalu di panggil oleh Wakil Pimpinan Redaksi, ia pun segera menghadap.
"Ada apa bu?" tanya delisa santun.
"Sampul majalah edisi minggu ini, apa benar kamu yang buat?"
"Iya bu..."
"Saya suka sampulnya, apa kamu bisa membuat artikel tentang fashion? Dijaman sekarang kan Fashion adalah hal yang utama bukan? Saya ingin mendengarnya langsung dari kamu, disaat musim hujan dan musim panas, setelan apa yang cocok untuk di pakai, saya ingin kamu membuat artikel seperti ini"
"Saya akan mencobanya bu, jika saya sudah selesai saya akan membawa kehadapan ibu"
"Baca sendiri dulu artikelmu, jika kamu anggap menarik, kamu bisa langsung menyerahkannya ke saya, kamu juga bisa mendapatkan promosi jabatan jika kamu bisa melalukannya..."
"Baiklah bu, saya akan mencobanya..." kata Delisa bangga karena ia di percaya membuat artikel untuk salah satu halaman di Majalah edisi minggu depan.
"Kamu bisa pergi..."
"Baik Bu" kata Delisa.
Kesempatan yang di berikan atasannya begitu menantang baginya, apalagi mengingat saat ini dia baru bekerja selama sebulan lebih, Jika ia menulis artikel serta menggambar, mimpinya akan menjadi kenyataan.
Ponsel Delisa bergetar Tanda sms masuk.
Janet :
Aku akan menunggumu di cafe siang ini!!
Ketika jam makan siang delisa lalu menuju cafe tempat ia dan janet sering nongkrong.
Sampai disana delisa melihat janet sedang duduk menunggunya, iapun menghampiri janet.
"Assalamualaikum" Ucap Delisa.
"Waalaikumssalam..." Jawab Janet sembari beranjak dari duduk dan mencium pipi kanan kiri sahabatnya.
"Maaf ya!! Tadi aku naik angkot, jadi kelamaan" Kata Delisa sembari duduk dikursi tepat di hadapan Janet.
"Angkot?"
"Iya..."
"Kemaren kan kamu baru gajian, kok sudah naik angkot?"
"Gajiku memang sedikit lebih banyak, tapi aku membaginya kepada orangtuaku,Dan kedua mertuaku, Jadi tak seperti yang kamu kira"
"Yang sabar ya del"
"Iya, aku akan selalu sabar..."
"Bagaimana pekerjaanmu?"
"Nah itu dia yang kepengen aku cerita"
"Masalah kerjaan kamu?"
"Iya, Gini Net....Aku di beri kesempatan untuk memuat artikel Tentang Fashion untuk majalah di edisi minggu depan, Aku juga disuruh menggambar agar artikel yang ku buat lebih menarik...Apa aku bisa melakukannya?"
"Ya ampun del, Bukannya itu juga adalah mimpimu? Kamu harus melakukannya, Demi mimpimu Del, Jangan pernah membuang kesempatan bagus .."
"Akan kucoba...tapi aku tak yakin bisa melakukannya"
"Kamu harus yakin jika kamu bisa, jangan pernah putus asa, kejar Trus dan coba trus Del"
"Hmm...."
"Kamu sudah makan?"
"Belum...kebetulan aku juga lapar..."
"Baiklah...Kita pesan makanan dulu, setelah itu kita bisa melanjutkan cerita tentang kerjaanmu, aku mendukung apapun yang akan kau Lakukan Del..."