Esok paginya ketika terbangun, Delisa terkejut melihat Yuda sedang tertidur di sampingnya, delisa menatap yuda lama..
Yuda juga tak mengenakan Selimut, Delisa lalu menyelimuti suaminya agar merasa hangat.
"Kasihan kamu mas, kamu menderita dan tidur di tempat ini karena wanita itu, aku janji akan selalu berada disisimu..." Batin Delisa, Sembari beranjak dari duduknya dan ke dapur untuk menyiapkan sarapan untuk Yuda.
Jam sudah menunjukkan Pukul 7 pagi.
Delisa lalu membangunkan suaminya untuk mandi dan sarapan karena pagi ini ia harus ke kantor begitupun Yuda ia harus ke depok jam 9 nanti.
"Mas...Bangun mas..."
"Hmm?"
"Bangun...Ayo sarapan .." kata Delisa.
Yuda lalu beranjak dari tidurnya dan menuju ke kamar mandi.
Setelah mandi Yuda Melihat Delisa sedang membereskan kamar tidur mereka dengan pakaian begitu rapi.
"Kamu mau kemana?" tanya Yuda sembari melap Rambut basahnya.
"Alhamdulillah...Akhirnya mas Yuda mulai menanyakan kemana aku pergi..." Delisa membatin.
"Kenapa diam saja? Aku tanya kamu mau kemana?" Yuda mengulang pertanyaannya.
"Maaf mas....Aku harus ke kantor..."
"Kamu bekerja? Sejak kapan?"
"Sudah sebulan lebih mas..."
"Kamu sudah bekerja selama sebulan lebih tapi kamu tak pernah memberitahuku?"
"Maafkan aku mas...Aku bukannya tak mau memberitahumu, tapi waktu yang tak pernah ada, Aku juga bekerja untuk membantumu mas"
"Apa kamu meremehkanku? Aku tak perlu bantuanmu...."
"Bukan begitu maksudku mas..."
"Sudahlah...Kamu pergi saja.."
"Maafkan aku mas...Tapi aku harus pergi...Assalamualaikum" Ucap Delisa sembari mengambil tangan suaminya dan mencium punggung tangan Yuda, Delisa lalu pergi meninggalkan Yuda yang kini sudah banyak mengajaknya berbicara, bukan seperti dulu berbicara hanya sepata 2 kata saja...
******
Sudah hampir jam makan siang, Delisa janjian bertemu Janet di cafe tempat biasa.
Sampai disana Delisa belum melihat Janet, Ia lalu duduk, tak lama kemudian Janet muncul Dan Delisa melambaikan tangannya untuk memberikan kode kepada Janet jika ia di meja pojok.
"Kamu udah lama? Maaf ya...kerjaan di kantor numpuk banget..." kata janet sembari mencium pipi kanan kiri sahabatnya.
"Iya ga apa-apa...Gimana kabarmu?" mereka berdua lalu kembali duduk.
"Aku baik-baik saja seperti yang kamu lihat..." kata Janet.
"Aku sudah mendengar dan menonton berita tentang suamimu, apa semuanya baik-baik saja sekarang?"
"Iya semuanya sudah baik-baik...Aku sudah pindah rumah dan mas Yuda sedang memulai semuanya dari awal lagi"
"Yang terpenting dari semua itu yaitu dukungan darimu..."
"Iya"
"Trus sekarang kegiatannya apa?"
"Seperti yang aku bilang tadi, dia sedang mencoba memulai semuanya dari Nol lagi..."
"Syukurlah..." kata Janet...
"Kita balik yuk...sudah hampir jam 1.."
"Baiklah...Nebeng sama aku aja...Kantor kita kan searah..." Kata Janet...
"Baiklah....aku yang traktir deh soalnya aku baru gajian"
"Wah...udah gajian ya?"
"Hmm...rencana juga aku akan belanja untuk perlengkapan dirumah, kan kamu tau sekarang mas yuda sedang tidak bekerja..."
"Kita barang aja sore nanti, kebetulan aku juga kepengen belanja perlengkapan rumah, soalnya udah pada abis.." kata Janet...
"Baiklah...Kamu jemput aku aja di Kantor..."
******
Di depok Yuda dan Tio sedang membenahi rumah yang akan mereka jadikan kantor, rumah ini sudah kosong selama 5 tahun.
Mereka akan merintis usaha mereka mulai dari nol lagi.
"Kita akan mulai bekerja besok, walau semuanya belum stabil, tapi kita harus mulai semuanya besok" kata Tio.
"Bukannya lo bilang butuh waktu yang lama?"
"Iya sih, tapi gua berinisiatif untuk memulai semuanya besok, dari pada dirumah kan?"
"Betul juga kata lo..."
"Gimana kalau kita minta bantuan sama bini lo?"
"Bantuan apaan?"
"Untuk menjadi karyawan kita..."
"Dia juga sedang bekerja di salah satu perusahaan majalah..."
"Oh...Gitu...."
"Dulu juga kan hanya kita berdua sampaii usaha kita maju, bukan?"
"Iya benar..."
"Gua heran sama Tio, kenapa dia begitu terobsesi Dengan Delisa? Apa dia Menyukai Delisa?" Yuda membatin...
******
Sudah hampir jam 5 Delisa dan Janet lalu ke supermarket, belanja untuk persiapan bulanan dirumah mereka masing-masing.
Apalagi delisa baru menerima gaji pertamanya di awal bulan.
Delisa selalu berusaha agar bisa membantu suaminya, Deadline setiaap minggunya di kantornya memang banyak menyita waktunya, tapi karena hal itu juga ia mendapatkan bonus yang tak di sangka-sangka.
Ketika sedang memilih makanan yang akan dimasukkan kekeranjang belanja mereka, Delisa dan janet di sapa oleh Dita.
"Hei....Kalian ngapain di sini?" tanya Dita.
"Emang kalau ke supermarket mau ngapain kalau bukan belanja? Mau nabung?" jawab Janet agak kesal.
"Bukannya delisa udah ga Sanggup belanja di tempat seperti ini ya!! Suaminya kan bangkrut, aku sih sempat syirik dengan apa yang delisa dapatkan menikah dengan lelaki konglomeratt dan terkenal di dunia bisnis, Kedengarannya Waoww banget....Sekarang udah ga...malah kasihan melihatnya...."
"Cerewet amat sih lo..." kata Janet sembari menarik Delisa.
"Hal gituan kamu dengerin Aja Net..." kata Delisa.
"Kupingku panas dengernya...kamu terlalu baik Delisa, Walau udah di gituin masih sabar aja.."
"Aku kan tau Dita orangnya seperti apa"
"Hmm..Baiklah..." kata Janet.
******
Sampai dirumah Delisa di bantu Janet memasukkan barangnya di dalam rumah, Delisa belum melihat Yuda sedang berada Dirumah, mungkin masih Di Depok.
"Suamimu mana del?" tanya Janet.
"Lagi ke depok ngurus kantor barunya..tapi thanks banget ya net, kamu udah mau Bantuin dan ngantar aku pulang kalau ga ada kamu, aku bakal kerepotan.."
"Iya sama-sama...Tapi maaf nih del aku ga bisa lama karena harus ke butik ngambil pesanan, takut butiknya tutup"
"Baiklah...Kamu hati-hati ya di jalan..." kata delisa sembari mengantar Janet sampai di depan rumah.
Setelah mengantar janet sampai depan teras rumahnya, delisa lalu kembali ke dapur dan mulai memasak untuk makan malam suaminya.
Delisa sangat senang ketika ia menerima gaji disaat Yang tepat ketika ia harus pindah di rumah baru.
Membantu suaminya adalah ibadah ketika mereka sedang di rundung masalah yang begitu berat.