Win The Game

1472 Words

        Aga duduk di sofa abu-abu tepat berada di tengah-tengah ruangan Pak Gibran, menikmati kopi hangat yang baru saja disajikan oleh sekretaris Pak Gibran. Matanya sesekali melihat ke jendela kaca di belakang meja Pak Gibran, menikmati pemandangan yang memperlihatkan gedung-gedung dari universitas ini.         Ia tidak tahu apa yang sedang ia lakukan sekarang. Tadi siang, setelah makan siang dengan salah satu kolega bisnisnya, Aga tidak berniat kembali ke kantornya. Ia melajukan mobilnya menuju ke sini, berniat untuk menemui Rhea. Setelah berulang kali mengetuk pintu ruangannya, perempuan itu tidak juga membukakan pintu. Ia pikir profesor kecil itu tidak mau membukakan pintu untuknya, bukan hal aneh mengingat apa yang telah ia lakukan terhadap Rhea.         Namun setelah berasumsi kal

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD