Alli tidak pernah membuat Ruis tenang. Ya, beberapa kali ia harus mematikan panggilan telepon dari asisten lebih tua empat tahun darinya itu karena merasa pria itu kelewat cemas. Ruis tahu, masalahnya tidak selesai sampai di sana saja, ia sudah memperkirakan semuanya dari awal.
Ruis menggandeng tangan Sekar sementara tangan yang satunya sibuk mengecek pesan yang masuk. Mereka berjalan menuju ke dalam bandara, petugas segera menyambut dan mengiringi langkah mereka menuju ke arah pesawat pribadi yang kemarin dipakainya dari La Tigres. Ia tidak membiarkan Sekar merasa tertekan dalam hal ini.
“Kamu baik-baik saja?” tanyanya kini meraih pundak Sekar saat menaiki tangga pesawat.
“Hanya gugup.” Sekar menjawab dengan senyuman.
“It's okay, orang tuaku tidak menyeramkan.” Ruis mencoba mencairkan
