Menikmati Udara Pagi

1141 Words

Annelis membuka matanya tatkala sinar mentari membuat dia merasa silau. Gadis dengan piyama kebesaran itu mendecak pelan, jemarinya meraih-raih berusaha mengambil ponsel yang biasanya diletakkan di atas nakas. Sesaat, dia mengumpat. “Astaga, aku baru saja melupakan jika aku telah berpindah dari hotel mewah itu,” gumamnya menyingkap selimut. Lalu beranjak meraih ponsel yang tergeletak di atas kasurnya. Sedetik kemudian kerutan pada dahi Annelis terlihat semakin jelas, dia menatap layar ponselnya dengan lekat. Pak Aarav, untuk apa pria itu menghubunginya di waktu sepagi ini? Ah, entahlah. Annelis tidak ingin menguras tenaganya untuk memikirkan kemungkinan gila yang akan membuatnya merasa muak, dengan malas gadis itu mengangkat sambungan telepon dari Aarav. “Hei gadis jelek, dari mana saja

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD