Tidak ada yang tahu jika Jenderal Mayor saat ini menatap Aaron yang berselancar dengan es yang merupakan kemampuannya-- dengan penuh rasa iri. Andai saja gadis yang bersama pemuda itu tidak menghalangi, maka Jenderal Mayer mungkin hari ini akan memerintahkan pasukan untuk menangkap zombie. Namun dia masih bisa bersabar menunggu mereka berdua pergi bersama dengan anak buahnya yang menjalankan misi kemanusiaan. Kata omong kosong yang sudah tidak lagi dipercaya oleh Jenderal Mayor begitu melihat bagaimana Millioner Robinson bersenang-senang, sedangkan seluruh prajurit di baris depan harus siap siaga dalam menghadapi serangan zombie dan mengemis makanan pada Robinson. Dia bersumpah jika Robinson adalah orang nomor satu yang ia habisi setelah mendapatkan kemampuan istimewa.
Dia kini hanya bisa menahan diri sambil menatap Aaron dari balik kaca ruangannya. Jenderal Mayer juga tidak bisa bergerak karena gadis yang bernama Saara mampu memantaunya berkat kekuatan istimewa yang ia miliki. Jadi berdiam diri adalah keputusan yang tepat untuk saat ini. Orang cerdas tahu kapan harus maju dan kapan harus mundur.
Sedangkan Aaron yang berada di halaman depan markas sudah berhasil mengumpulkan buah-buahan, yang pohonnya seolah terus berbuah tanpa henti. Mungkin saja hal tersebut disebabkan oleh air parsial yang menumbuhkan biji-bijian tersebut. Jadi pohon yang tumbuh juga memiliki kemampuan berkembang lebih baik.
"Buah-buahan ini memang masih sangat lezat sepertinya terakhir kali aku makan. Nyam, nyam," Aaron ikut senang akan kemampuan Ken yang berhasil menumbuhkan biji-bijian ini.
Sedangkan Sean yang masih pusing karena diputar-putar oleh Aaron saat menuruni menara markas, masih enggan menjawab karena kepalanya masih pusing. Dia masih berlutut di tanah sambil memegang kepalanya-- berharap jika pandangannya tidak berputar-putar.
"Hei, sedang apa kalian? "Tanya Saga.
"Aku hanya mengisi perutku yang kosong. Sebab sejak tadi pagi aku sudah tidak makan lagi, karena habiskan waktuku untuk tidur di barak. Nyam, nyam..."
Saga yang sejak awal tertarik pada pemuda itu duduk di sisinya. Dia pun bertanya-tanya agar semakin yakin dengan keputusannya ikut bersama dengan Ken, Sean dan James dalam misi mencari laboratorium bawah tanah professor Philips.
"Katakan padaku jika kau benar-benar bisa membuat serum itu Aaron? "Tanya Saga.
Aaron yang tidak berhenti menjejalkan buah-buahan ke mulutnya, tetap mengunyah buah di mulutnya sampai habis sebelum menjawab pertanyaan Saga. Dalam hati ia merutuki kehadiran Saga yang mengganggu acara makan buah saat ini. Maklum saja, sudah lama dia tidak pernah makan buah segar seperti ini sejak terdampar di masa depan.
"Aku memiliki memori berupa jaringan partikel micro atom di kepalaku yang ditembakkan oleh Profesor Philips ketika aku masih berada dalam kandungan. Memory itu menyediakan informasi mengenai susunan DNA dari virus Em0 sehingga aku bisa membuat serumnya. "
Saga sungguh tidak menyangka jika ada sesuatu hal seperti itu di dunia ini dalam bidang teknologi. Mungkin pikirannya lah yang terlalu terkotak dalam stigma dan keterbatasan indrawi. Seharusnya dia sadar jika ada keajaiban seperti itu sebab virus zombie ini sendiri adalah hasil dari rekayasa para ilmuwan mengenai struktur genetik.
"Sungguh menakjubkan. Tapi kemana saja kau selama ini Aaron? Kenapa baru muncul."
Aaron mendengus, andai saja ia bisa memilih maka Aaron tidak ingin datang ke masa depan. Aaron juga tidak tertarik menjadi pahlawan di dunia yang sudah dikuasai oleh zombie. Aaron lebih suka pergi ke klub malam atau pun bersenang-senang dengan teman-temannya di kafe atau menggoda para gadis. Apapun itu Aaron tidak keberatan asalkan tidak berada di dunia ini yang penuh dengan mayat hidup, langit yang mengerikan, pohon yang kering dan hal-hal yang bisa menggambarkan bagaimana neraka dunia itu.
" Aku senang mendengarnya sebab ini berarti Bumi memiliki harapan untuk disembuhkan dari virus zombie. "
Mau tak mau Aaron juga menyetujui jika hadirnya dirinya di dunia ini adalah untuk menyembuhkan bumi. Akan tetapi dia berpikir dari sekian banyak wanita yang mengandung, kenapa harus ibunya yang harus menerima tembakan sinar gamma dari Profesor Phillip. Dia benar- benar tidak ingin berada di dunia sejauh ini.
" Aku juga berharap kita segera menemukan laboratorium bahwa tanah milik profesor Philips. "
Usai memakan begitu banyak buah akhirnya Aaron merasa kenyang. Sean juga sudah merasa pusing.
"Aku sudah kenyang. Akan lebih baik jika kita kembali ke barak dan beristirahat. "
Tanpa di sangka, serangan zombie mutasi kedua datang dari arah depan. Mereka yang mencium aroma makanan dari balik kawat beraliran listrik memilih cara dengan melompati kawat tadi. Rupanya lompatan mereka juga tidak main-main. Para zombie itu mampu melompati pagar yang dibangun sangat tinggi dan mendarat di halaman depan di mana pohon yang ditumbuhkan oleh Ken berada.
"Ada serangan!"
Para pasukan yang berjaga panik melihat zombie mutasi ke dua menyerang. Mereka kebingungan karena belum sempat mengambil senjata karena terlena dengan pohon yang berada di lapangan.
"Kalian jangan panik!" Sean yang sudah belajar cara mengalahkan zombie mutasi ke dua mengeluarkan kemampuan anginnya dengan menyerang satu persatu zombie mutasi kedua di empat arah.
Ziing.
Pisau angin yang ia keluarkan pun sukses mengenai tubuh zombie dan membuatnya roboh.
"Kerja bagus Sean!" Ucap Aaron. Dia yang tenaganya sudah pulih ikut mengeluarkan pisau es dari atas untuk memblokir zombie mutasi ke dua yang ingin kembali melompat. Aaron juga membuat penghalang agar zombie tidak berhasil mencengkeram pasukan tak bersenjata untuk di makan.
Jleb.
Jleb.
Kembali pemandangan mengerikan harus terhadi. Pemandangan menjijikkan tubuh para zombie yang terbelah akibat pisau angin Sean dan pisau es Ken berserakan di mana- mana. Meski demikian, tidak ada korban yang terjatuh adalah salah satu hal yang patut di syukuri.
Jenderal Mayer yang menyaksikan semua itu membeku. Dia tidak menyangka jika kekuatan zombie mutasi kedua sangat besar. Mereka ternyata juga bisa memikirkan cara untuk melompat pagar beraliran listrik.
"Ini mengerikan," gumannya. Dia kini kebingungan bagaimana caranya agar menangkap zombie level pertama tanpa membuat kekeliruan. Jika saat itu dia sedang sia* dan berhadapan dengan zombie mutasi kedua maka hal tersebut akan menjadu akhir dari hidupnya.
'Bagaimana caranya aku menangkap zombie yang biasa?" Batin Jendral Mayer.
Tanpa ia sangka Saara mendadak muncul di sampingnya. Dia masih berwajah tanpa ekspresi dan berkata sesuatu yang membuat Mayer semakin bimbang akan keputusannya. " Lihatlah kecerdasan kombinasi kedua itu. Jika kau salah menangkap mereka maka seluruh pengungsi di markas selatan tidak ada yang selamat. "
" Jadi pikirkan baik-baik sebelum memutuskan untuk menangkap zombie."
Glek.
Jenderal Mayer yang putus asa akhirnya mengutarakan keinginannya. "Bisakah kau memberiku kristal zombie? Kau tahu sendiri jika mereka kembali menyerang maka tidak ada yang bisa melindungi warga Selatan ini."
Saara tetap tidak mau menuruti permintaan Jenderal Mayor. Sebab ia tahu jika Jendral ini memiliki hati yang serakah.
"Tidak."
Saara kemudian menyuruh Ken mengikutinya. Ketika terdengar keributan Ken dan juga James segera keluar dari baraknya. Tanpa disangka di halaman telah tergeletak kira -kira 10 zombie mutasi kedua yang sudah tidak berbentuk.
"Apa kau ingin aku melakukan sesuatu?" Tanya Ken. Baru kali ini Saara memanggil dirinya secara pribadi.
"Tanam biji ini di pagar markas."
Dengan kemampuan telepati, Saara berbicara dengan Ken. Dia juga menyodorkan sebuah biji yang berwarna aneh. Dia berbentuk seperti kacang almond tapi berwana warni.
Aaron dan Sean segera menuju ke arah Saara.
"Kau lihat itu Saara, zombie mutan itu sangat pintar. Dia melompati pagar setinggi dua meter itu..." seru Aaron seperti anak kecil.
"Ya."
Sean, Aaron dan James yang mendengar reaksi dari Saara hanya menghela nafas. Mereka lupa jika Saara sama sekali tidak berekspresi.
Kretek.
Kretek.
Tiga pohon yang ditanam soale kan mendadak rumah besar yang tingginya bahkan melebihi 3 meter. Hanya itu ranting-ranting pohon tersebut memanjang dan seolah menjadi sebuah tangan.
"Apa ini perasaanku saja atau memang pohon itu nampak bisa bergerak sendiri, " ucap Saga.
"Ti- tidak. Pohon itu memang hidup!" Pekik salah satu pasukan. Dan apa yang dikatakan oleh pasukan itu benar adanya. Pohon itu adalah kombinasi dari pohon Marpple dan juga turunan rumus DNA dari tumbuhan kantong semar yang memiliki kemampuan sensorik untuk menangkap mangsanya. Seperti yang ditahui tumbuhan kantong semar atau dengan nama latin Nepenthes adalah tumbuhan yang menutup kelopak bunganya jika serangga masuk ke dalam bunganya. Pada saat sebelum menjadi zombie, Saara sempat mengambil memadukan gen dari marple dan Nepenthes. Dan ternyata hal itu berguna sekarang.
"Tumbuhan itu akan menghalangi zombie mutasi kedua yang hendak melompati pagar. " Saara mengatakan pada mereka akan kegunaan pohon ini. Mereka pun melihat kemampuan dari pohon itu, ranting- ranting mereka memukul zombie yang berlompatan untuk menyebrangi tembok. Hal tersebut disambut rasa syukur oleh seluruh penghuni markas selatan kecuali Jenderal Mayer. Gara- gara pohon itu, Saara menolak memberinya kristal zombie.
"Kau selalu membuatku terkejut Saara..." gerutu Aaron.
"Tapi aku suka kejutanmu."
Mereka berdua pun kembali ke baraknya. Meninggalkan semua orang yang menatap kagum pada pohon yang memukul zombie- zombie. Bagi mereka, pohon yang bisa bergerak adalah suatu keajaiban ilmu pengetahuan yang luar biasa.
Tbc.