Seringai mengerikan terbentuk di bibir Jenderal Meyer. Dia yang jiwanya diliputi keserakahan tidak lagi bisa menahan ambisinya untuk menguasai dunia. Hasrat untuk menguasai dunia mulai berkobar layaknya api yang membakar daun kering. Semua itu hanya karena rasa iri melihat milyuner Robinson yang hidup bermewah-mewah sedangkan dirinya harus menderita di depan markas sebagai pasukan pertahanan. Dia merasa jika dirinya lah yang seharusnya menguasai dunia dan memiliki kekuasaan lebih daripada yang lain, sebab di tangannya lah keselamatan seluruh pengungsi markas Selatan berada. Termasuk keselamatan milioner Robinson yang kini mungkin saja bermabuk-mabukan.
"Jadi itu yang membuat kalian bisa mengeluarkan kemampuan istimewa, jika demikian aku akan mengumpulkan kristal yang ada di kepala zombie. Dengan demikian kekuatan ku akan jauh lebih besar daripada siapapun di bumi ini. Termasuk pria yang disebut dengan deposit itu. "
Jenderal Mayer tahu jika tidak bisa melaksanakan rencananya jika Aaron dan rekan-rekannya termasuk anak buahnya masih berada di markas. Oleh karena itu dia berniat untuk mengirim mereka pergi secepatnya agar bisa mendapatkan kristal cengkeh dan membangkitkan kemampuan.
"Ya, pertama-tama aku harus mengirim mereka berlima segera pergi dari sini. Tunggu Bukankah Saga juga ikut? Itu artinya aku harus segera mengirim mereka berenam pergi. "
Di dalam pikirannya Jenderal Mayer berencana akan mengirim beberapa pasukan untuk menangkap seorang zombie. Dia pun tertawa terbahak-bahak membayangkan dirinya mampu membangkitkan kemampuan istimewa dan mengalahkan pasukan yang berada di pusat--- dimana milyoner Robinson dilindungi. Setelah itu dialah yang menjadi penguasa mayoritas markas Selatan. Dan bisa merambah ke seluruh markas di dunia.
Jenderal Mayer meninggalkan ruangannya begitu dia sudah mendapatkan apa yang ia inginkan. Begitu kakinya melangkah keluar, dia mendengar suara kerumunan di halaman depan. Dia pun bertanya pada salah satu pasukannya.
"Apa yang sedang terjadi? kenapa aku mendengar keramaian di depan."
Pasukan yang kebetulan berjaga menjawab, "Lapor, di sana para pengungsi sedang memakan buah yang Ken tumbuhkan."
"Oh."
Jenderal Mayer pun ikut menuju ke lapangan depan dan menyaksikan jika seluruh pengungsi seolah-olah sedang berpiknik. Mereka dengan perasaan riang memakan buah dari pohon yang sudah ditumbuhkan oleh Ken.
"Kerja bagus Ken, sekarang kau membuat para tamu itu bahagia setelah sekian lama. " Jenderal Mayor tiba-tiba mendatangi Ken sambil menepuk pundaknya.
Dan mengangguk dengan sikap formal begitupula dengan James yang berada di sisinya. "Namun sekarang kau harus kembali ke barak mu, sebab aku mendengar jika pemuda yang bernama Aaron bisa membuat serum untuk menghentikan laju zombie. Oleh karena itu kau harus segera berangkat bersama dengan rekanmu yang baru itu. Kau juga James."
Jenderal Mayor memberi perintah dengan senyum di bibirnya. Sesuatu yang sangat yang jarang ia perlihatkan sejak markas ini berdiri. Dalam hati seluruh pasukan yang melihat Jenderal Meyer tersenyum-- bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi sehingga jenderal mereka nampak bahagia. Namun tidak ada yang berani bertanya alasannya.
"Siap," jawab Ken dan James.
Ken dan James segera bergegas menuju baraknya dan menyiapkan peralatan untuk perjalanan jauh. Setelah itu mereka beristirahat agar tenaga mereka kembali pulih sebelum keluar dari markas.
Jenderal Mayer selesai menjalankan rencana pertamanya dengan mengirim Ken dan James kembali ke baraknya. Kini dia kembali ke ruangan di mana terdapat monitor yang tersambung dengan satelit untuk memantau lokasi -lokasi yang sekiranya terdapat zombie yang bisa ia tangkap untuk diambil kristalnya. Sebelum itu dia ingin membereskan kekacauan yang bisa saja membuat para pengungsi ini tidak lagi mematuhinya karena merasa jika Ken dan James jauh lebih kuat darinya.
" Saga, setelah mereka selesai makan suruh mereka kembali ke kamarnya masing-masing. Dan kau juga perlu beristirahat juga ingin ikut dengan mereka."
"Yes Sir."
Belum pernah Jenderal Mayer merasa sesenang ini. Ketika ia bersiap membuka pintu ruangan di mana monitor yang terhubung dengan satelit satu-satunya berada, Jenderal Mayer tidak sadar jika sepasang mata dingin menatapnya dari balik kegelapan.
"Aku rasa kau harus membatalkan niat mu itu, Jenderal Mayer. " suara yang ingin menyapa Jenderal mayor, yang membuatnya langsung membalikkan badan. Tubuhnya bergetar ketika melihat jika gadis tanpa ekspresi yang ia temui tadi pagi tengah menatapnya dengan sorot mata yang sangat dingin.
Selain itu dia juga kebingungan bagaimana cara gadis ini bisa masuk di dalam ruangan rahasia yang bahkan Saga sendiri tidak ia beritahu. Sesaat kemudian dia menyadari jika ini pasti salah satu kemampuan yang ia miliki setelah memakan kristal zombie.
" Sebagai seorang tamu, bukannya tidak sopan menerobos ruangan tuan rumah berada, Nona Sarah? " tanya Jenderal Mayer yang mati- matian berhasil mendapatkan ketenangannya.
"Aku tidak peduli dengan yang dinamakan dengan kesopanan, tuan Mayer. Yang aku perdulikan adalah jika ada yang terlihat memiliki keserakahan sama seperti Devos maka aku akan membinasakannya. " Kali ini Saara berkata tanpa menggunakan kekuatan telepati. Dia juga menggunakan tekanan membunuh pada Jenderal Mayer sehingga membuat pria itu bergetar dan kakinya melemas.
Bruk.
Jenderal Mayer jatuh terduduk di lantai karena tak kuasa menerima energi telekinesis dari Saara.
"Asal kau tahu, seberapa banyak kristal yang kau makan dan seberapa hebat pun dirimu-- kau tidak akan bisa melampaui ku dan juga Devos. "
Saara diam sejenak sebelum melanjutkan ucapannya. "Sebab Ayahku lah yang menciptakan virus Em0 itu. Jadi aku tahu seberapa besar efektivitas nya terhadap manusia."
" Jadi kau adalah putri profesor Philips yang menghilang dua tahun yang lalu itu? " tanya Jenderal Mayer dengan nada bergetar.
"Ya."
Perlahan-lahan Saara mendekati Jenderal Mayor. Dia mengulurkan tangannya dan hendak menyerang Jenderal Mayer.
"Tunggu, ba -baik aku berjanji menghilangkan keserakahanku. Tolong jangan bun*h aku. Lagi pula markas ini akan menjadi kacau jika aku tidak berada di sini. "
Saara berpikir jika apa yang diucapkan oleh Jenderal Mayer benar adanya. Jika markas ini tidak ada yang memimpin maka akan terjadi kekacauan.
"Ta- tapi ijinkan aku untuk memiliki kekuatan itu untuk mengumpulkan makanan. Kau tahu sendiri kondisi kami..." pria itu masih memohon untuk memiliki kemampuan tersebut. Tapi kali ini dia beralasan agar bisa mendapatkan makanan untuk para pengungsi.
Tanpa menjawab apapun, Saara melepaskan Jenderal Mayer dan mengubah dirinya menjadi ribuan partikel udara yang bersinar. Tak lama kemudian sinar itu lenyap meninggalkan Jenderal Mayer yang tergeletak di lantai dengan keadaan syok.
Jenderal Meyer kini tahu jika dirinya tidak boleh bertindak mencurigakan atau memperlihatkan keserakahan selama gadis itu masih berada disini. Sebab ia tahu jika salah satu kemampuan gadis itu mungkin saja seorang pengendali partikel atom. Sebab di ruangan ini tidak ada CCTV dan juga tersembunyi. Jadi alasan logis kenapa gadis itu bisa mengetahui niatnya adalah Saara bisa mendeteksi seluruh markas Selatan dengan kemampuannya.
'Itu nyaris sekali. Aku tidak boleh bertindak gegabah sekarang.'
Jenderal Mayor itu pun meninggalkan ruangan dan menguncinya. Dia menunda menjalankan rencananya sampai gadis dan pemuda itu pergi dari markas Selatan. Dia bisa bersabar menunggunya sebab besok adalah waktu dimana mereka berdua bersama anak buahnya pergi mencari laboratorium.
***
Aaron yang sudah tidak kelelahan akhirnya bangun dari tidurnya. Kini ia merasakan rasa lapar di perutnya sebab perutnya sudah kosong. Namun begitu ia membuka mata, Saara tidak berada di sisinya.
"Kemana gadis itu pergi?" Tanya Aaron dengan dirinya sendiri.
Werr.
Suara hembusan angin mendadak muncul. Setelah itu muncul ribuan debu bersinar dan semakin lama semakin banyak. Debu- debu tersebut kemudian membentuk siluet wanita dan memadat sehingga menyilaukan.
Siiing.
Debu- debu itupun berubah menjadu sosok Saara. Hampir melonjak dari ranjangnya setelah melihat jika debu tersebut adalah Saara. Sesuai dugaan gadis ini memang sangat sulit ditebak. Aaron bahkan bertanya-tanya hal menakjubkan apalagi yang tidak ia ketahui dari Saara.
"Dari mana kau?" Tanya Aaron.
"Membereskan keserakahan manusia," jawab Saara. Kali ini dia menggunakan telepati untuk berkomunikasi.
Rasa khawatir menerpa diri Aaron. Dia berpikir buruk jika yang dimaksud Saara dengan membereskan itu adalah membun*h seseorang.
"Jangan bilang jika kau membunuh seseorang?" Tanya Aaron dengan wajah pucat.
Seperti biasa Sarah yang ditanya, hanya berwajah dingin acuh tak acuh.
"Kali ini Aku melepaskannya, sebab orang-orang disini masih membutuhkan orang itu. Namun apabila dia menunjukkan tanda -tanda keserakahan saat kita pergi. Maka setelah kita berhasil membuat serum-- aku akan benar-benar membereskannya."
Glek.
Aaron tahu jika Saara benar-benar melakukan apa yang sudah ia katakan. Gadis ini tidak pernah menarik kembali ucapannya. Aaron bahkan penasaran siapa orang serakah yang dimaksud Saara.
"Asal kau tahu, kau sangat menakutkan. "
Mendengar cibiran dari Aaron, Saara tidak mau menanggapinya.
"Baiklah, aku sekarang lapar. Apa kau tahu di mana ada makanan?" Tanya Aaron.
"Di halaman depan, Ken dan James menumbuhkan pohon. Kau bisa makan buah dari sana."
"Baiklah."
Di zaman seperti ini makan buah adalah suatu kemewahan. Jadi Aaron tidak keberatan hanya memakan buah dari pada memakan kristal zombie yang Saara bawa.
"Kalau begitu aku akan ke sana, apa kau tidak ikut?" Tawar Aaron.
"Tidak."
"Terserah. "
Aaron pun keluar dari baraknya dan menyusuri lorong dimana kanan kirinya terdapat barak-barak yang sejenis dengan barak, yang ia tempati dengan Saara. Ternyata markas ini berbentuk melingkar dengan tangga yang berada di tengah-tengah. Untuk turun ke bawah dia harus melewati tanggal yang sangat tinggi itu.
"Sungguh luar biasa melihat para pengungsi itu bisa naik turun dengan tangga ini. "
"Inilah kekuatan bertahan hidup, Aaron."
Ternyata Sean muncul dari salah satu barak yang tidak jauh dari barangnya.
"Oh syukur lah aku bertemu denganmu. Sebab perut ku merasa lapar saat ini."
" Ayo aku tunjukkan di mana kita bisa turun dengan cepat daripada melewati tangga-tangga kini. "
"Tidak usah."
Aaron pun menggandeng Sean dan melompat ke luar jendela. Dia mengeluarkan surfing es yang berputar- putar sehingga mereka nampak seperti main perosotan di kolam renang.
"Aaahh!"
Sayangnya Sean yang tidak terbiasa merasa pusing.
"Setelah mendarat Aaron membiarkan Sean yang terkapar du tanah sedangkan dia sendiri mengambil buah- buahan. Aaron tidak menyadari jika aksinya mendapat tatapan iri dari Jenderal Mayer.
Tbc