When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Senyum Gibran langsung sirna begitu saja, saat melihat ada seorang wanita yang duduk di sofa ruang tamu dengan tatapan sinisnya. Gibran dengan pelan membawa langkahnya mendekati sofa dimana ada seorang wanita tengah menatap dirinya dengan tatapan sinisnya. "Sejak kapan pekerjaan kantor sepadat ini sampai pulang jam 02.00 dini hari?" tanya Elvi sambil menatap Gibran dengan tatapan sinisnya, tidak suka melihat Gibran pulang tidak seperti biasanya. "Aku tahu Mas Gibran tidak pulang dari kantor. Darimana Mas?" tanya Elvi yang sudah berdiri membelakangi Gibran. "Tumben pulang, kenapa pulang, aku tidak memaksamu pulang?" tanya Gibran dingin "Ini rumahku. Aku pulang kapanpun semauku itu terserah aku." Ujar Elvi karena perkataan atau pertanyaan Al tadi semakin membuat Elvi emosi. Sudah pula