When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Karena Gibran sudah tidak bisa menahan nafsunya, dengan cepat Gibran memposisikan pusakanya pada V Cece. "Akhhh, Mas. Pelan-pelan aku hamil, ahhh." Gibran langsung mendiamkan pusaka dalam milik Cece saat telinga Gibran mendengar kata hamil. Karena Gibran terlanjur terbakar gairah, Gibran menekan pusakanya dan hanya menggerakkan pinggulnya tanpa dihentakan namun tetap merasa kenikmatan. "Kenapa rasanya sama denga milik adik iparku. Ahhhh ahhh ahhh. Aku suka milikmu. V mu sama seperti V Cece, sangat menjepit. Ahhh." Racau Gibran membuat Cece memejamkan matanya dan menutup mulutnya menggunakan dua tangannya karena menahan desahannya. Cece meneteskan air matanya saat mendengar desahan dan racauan Gibran, dimana Cece kembali mendengar racauan itu setelah sekian lama tidak mendengarnya. "Ahh