32: AYRA-KENYATAAN, LOGIKA, DAN PRADUGA

1337 Words

Semalam. “Maksud Bang Ian … Ibu yang membunuh korban?” tanyaku ragu. Bang Ian mengangguk dengan raut yang seolah menyesali cerita ini. Beliau saja merasa seperti itu, apalagi aku? “Tante Seina mencoba menolong Om Irsyad. Jika tidak demikian, mungkin ayahmu yang mati, Ay.” “Tapi kan itu artinya Ayah dan Ibu membela diri, Bang!” tegasku, membela keduanya. “Membela diri yang berlebihan. Fakta jika ibumu belum diperkosa sementara korban sampai mati itu jadi bukti kuat di pengadilan, Ayra. Hukum tidak pernah peduli siapa yang benar dan siapa yang salah, itu hanya berlaku pada sanksi moral dan sosial. Tapi, siapa yang bisa memberikan bukti kuat, itulah yang menang di mata hukum,” jelas Bang Ian. “Bukti! Itu kan di kantor, Bang. Harusnya ada bukti dong?” “CCTV di ruangan Byakta mati. Atau

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD