Kedua bola mata Zia langsung membulat sempurna. Ia terdiam dalam satu detik. Detik kedua, saat bibirnya merasakan lembutnya bibir Sean, kedua bola matanya langsung menutup sempurna. Sean tak menyia-nyiakannya. Ia langsung melumat lembut bibir Zia. Gadis kecilnya tak menolaknya, kedua bola matanya masih tertutup. Tunggu! Zia membalas lumatan bibir Sean? Benar, ia membalasnya. Bukan hanya Sean yang tergoda pada bibirnya, tetapi ia juga. Ya, sejak Sean membuka pintu kamarnya dengan rambut basah dan dadanya yang terbuka. Zia tahu Sean sengaja, dan saat lelaki itu memainkan bibirnya, ia juga tahu kalau Sean sengaja menggodanya. Zia masih bisa menahannya. Namun, kenapa sekarang ia membalasnya? Zia pun tak tahu. Ia hanya ingin menghilangkan sedikit rasa frustasinya karena godaan Sean. Mungkin