41. Zia Marah

1182 Words

“Jangan hiraukan saya, Nona ...,” “Nona Zia, Tuan Alan,” sambung bi Asti, tampaknya lelaki itu belum menangkap jelas nama gadis di hadapannya. “Oh, Nona Zia. Tolong jangan hiraukan saya, yah! Saya hanya ingin mengunjungi anak saya saja, tapi sepertinya Sean sudah berangkat,” tuan Sean menyambung penjelasannya. Zia melebarkan senyumannya, sedangkan wajahnya makin terlihat kebingungan. Ia lantas memilih berbalik bergerak menuju meja makan, mengikuti gerakan tangan tuan Alan yang memintanya mengabaikan lelaki itu dan bi Asti. Setelah Zia benar-benar membelakangi tuan Alan dan bi Asti, mereka berdua langsung berbalik juga. “Jangan buat gadis itu canggung!” Suara tuan Alan yang memberi perintah pada bi Asti dapat tertangkap jelas pada indera pendengaran Zia. Namun, suara keluhan cacing d

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD