42. Tidak Tahu Diri

1454 Words

“Ada apa, Pak Sadin?” tanya Sean saat asisten pribadinya berdiri di hadapan ruang kerjanya dengan tatapan cemas. “Saya dapat telpon keluhan dari rumah sakit. Bu Resa mengamuk karena tidak bisa mendapatkan informasi tentang pak Darul,” jawab pak Sadin dengan nada berat. Kemudian pak Sadin memberikan tablet yang sedari tadi berada di tangannya pada Sean. Isinya dari kamera pengintai di rumah sakit tempat Darul dirawat. Sean menghembuskan napas berat, lalu memberikan kembali tablet tersebut. “Hari ini saya tidak ada jadwal meeting ‘kan? Antar saya ke rumah sakit!” pinta Sean seraya merapihkan tumpukkan file di hadapannya. “Saya tidak boleh menyusahkan tempat umum!” imbuhnya. “Baik, Tuan!” Sejujurnya Sean memang berencana untuk menemui Resa, ibunya Zia. Mungkin saja ia bisa membujuk wanit

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD