Tuan Alan bangkit dari duduknya setelah mendapatkan pertanyaan dari anak lelakinya. Ia lantas berjalan mendekati Sean, lalu menepuk pundaknya lembut. “Kamu sudah dewasa, dan kamu tidak pernah mengecewakan ayah. Ayah hanya berharap kamu tidak akan menyesali keputusanmu!” ucapnya. “Mas Alan!” seru nyonya Felicia keras. Wanita itu juga bangkit dari duduknya dengan tatapan tak terima. “Tenanglah istriku!” sahut tuan Alan tanpa menoleh ke arah nyonya Felicia. Sean tersenyum tipis melihat wajah kesal wanita tua itu. Tangan kanan tuan Alan yang masih berada di pundak Sean berpindah pada tangan Agnes. Ia menggenggam tangan gadis cantik itu erat. Perlahan wajah merah Agnes berubah kembali pada warna cantiknya mengikuti senyuman tuan Alan. “Tidak usah buru, Nak! Kalian masih muda dan masih punya