HW - 52

1194 Words

Jalen melangkah memasuki apartemen. Yang menyambut Jalen hanyalah kesunyian. Ia lalu menghentikan langkah, terdiam di depan pintu. Pandangan Jalen tertuju lurus ke depan, ke living room. Bayangan anak kecil menangis di sana seperti air garam yang disiram di atas luka—perih. d**a Jalen kembali sesak saat membayangkan bahwa tangis itu tak ada bisa dilihatnya.  Dengan langkah berat, Jalen menyeret langkahnya ke kamar. Bahkan saat di dalam kamar pun, Jalen sempat membeku saat mengingat kembali Sela yang meminum s**u buatannya dengan lahap. Jalen merasa ia seperti sedang dikurung di ruangan sempit. Benar-benar sesak.  Beberapa menit kemudian terdengar suara shower menyala. Jalen melangkah ke bawah shower, masih mengenakkan celana semalam. Air dingin mengguyurnya di pagi ini. Namun Jalen tak m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD