Part 12

1128 Words
Pagi kembali datang, Suara adzan memang tidak terdengar berkumandang, karena jarak masjid dengan rumah Christ yang cukup jauh. Namun, jam Beker yang ada disampingnya, bergetar sangat keras sehingga mampu membangunkan Maira yang tengah tertidur pulas di kasurnya. Sedikit menggeliat, Maira kembali melakukan rutinitas rutinnya. Mandi, Sholat subuh, sedikit berbenah, kemudian terakhir dirinya berjalan ke arah dapur. Menyiapkan sarapan sebelum membangunkan sang pemilik rumah yang mungkin masih terlelap damai di kamarnya. Menu sarapan pagi hari ini, Maira ingin membuat soto ayam andalannya, dengan sate lilit dan sate telur puyuh sebagai pendampingnya. Sedangkan untuk penetralisir nya ? Maira membuat jus jeruk yang pasti akan menyegarkan tenggorokannya dan Christ. Satu tepukan, Semua makanan sudah selesai dibuat. Maira memindahkan piring berisi sate, Jus jeruk dan 2 mangkuk soto tanpa kuah ke atas meja. Menutupnya dengan tudung saji, Kemudian berjalan kearah dapur untuk mencuci bersih kedua tangannya. Setelah ini, Maira akan membangunkan Christian yang masih tertidur pulas di lantai atas. Ceklek___ Pelan. Maira membuka pintu kamar Christ. Berjalan pelan kearah jendela dan membuka tirai-nya. "Bangun ! ini sudah mau jam 07, Bukannya pagi ini katanya mau berangkat pagi ya ? ada jadwal penerbangan kan ?" Perintahnya. Ayo cepat ! Aku sudah buatkan sarapan yang enak dibawah." Ucap Maira lagi, Mengguncang pelan bahu Christ yang masih meringkuk nyaman dibawah selimut tebal yang membelit tubuh polos bagian atasnya. "iihhhh ... Bangun, Ayo ! Keburu dingin nanti sarapannya !" "Christ !!" Maira menarik selimut yang membungkus tubuh polos pria didepannya. Pipinya memerah, Ketika mendapati perut sixpack yang ternyata berada dibalik selimut tebal yang baru saja di singkapnya. "Astagfirullah, Dosa." Jeritnya pelan. Namun, Matanya tetap saja terfokus pemandangan indah yang ada didepannya. Ditambah lenguhan dari Christ. Membuat Maira semakin membulatkan matanya tak percaya. "Sialan" Hati bersihnya bahkan tiba-tiba mengumpat, merutuki sikapnya yang ternyata lemah hanya karena mendengar lenguhan dan perut kotak-kotak pria didepannya. Maira melemparkan bantal Putih yang berada tak jauh dari jangkauan tangannya tepat kearah wajah Christ. Yang dilempar malah terkekeh kemudian memeluknya. "Jangan pura-pura tidur lagi ! Ayo cepat bangun ! nanti habis makan aku siapin air hangat buat mandi sekalian pakaiannya !. Sekarang mending cuci muka sama gosok gigi aja dulu kamu nya !" Cecar Maira sambil menarik tangan Christ agar bangun dari tidurnya. "Ayo, Buruaaan ! itu liat jarum jam nya muter terus ih !" Christ yang terus saja diganggu tidurnya, hanya mampu membuang napasnya pelan. "Hadeuuh. Bawel" Ucapnya sambil menenggelamkan wajahnya kedalam bantal. Maira menarik bantal tersebut kemudian melemparnya ke arah sofa. "Cepetan !" Perintahnya. "Iya" Dengan sangat terpaksa, akhirnya Christ bangun dari tidurnya dan berjalan lesu kearah kamar mandi. "Baru juga jam tujuh. Biasanya juga bangun jam delapan gak ada masalah tuh" Gerutu Christ di sela langkahnya. "Kedengeran ya." Jawab Maira berteriak lantang dari arah luar kamarnya. Maira kemudian melanjutkan kembali langkahnya, menuruni anak tangga, dan berjalan lagi kearah meja makan. Tangannya membuka tudung saji yang ada di atas meja dan menyimpannya di dapur. Kemudian berbalik kembali sambil membawa panci panas berisi kuah soto keatas meja. Maira menuangkan kuah soto tersebut ke dalam mangkuk milik Christ dan mangkuk miliknya, sedikit di taburi bawang goreng dan sedikit kerupuk diatasnya. benar-benar semakin mempercantik tampilan soto buatannya. Christ berjalan dari arah tangga menuju meja makan, Wajahnya terlihat segar setelah mencuci wajah dan menggosok giginya. "Sarapan apa nih hari ini ? Palingan cuman Roti tawar sama selai doang mah udah biasa" Sindir Christ, menggerutu dibelakang tubuh Maira yang tengah asik menuangkan kuah di mangkuk miliknya. Bukannya menjawab, Maira malah menarik pundaknya kemudian mendudukkannya di kursi. "Makan ! Jangan banyak ngeluh, pamali." Ucapnya kemudian berbalik. Menyimpan kembali panci tersebut di atas kompor. "Wuih. Soto ayam ? Mana ada sate nya juga lagi." Ucap Christ dengan takjub. Maira hanya tersenyum sambil duduk di kursinya "Emmm .. Kopi nya tidak ada ?" Tanya Christ lagi yang memang terbiasa meminum kopi sebelum bekerja. "Tidak ada. Kopi hanya akan di minum saat siang dan setelah makan saja !" Jawab Maira sambil memberikan sendok dan garpu ke tangan Christ. Christ menerima sendok dan garpu nya. Matanya memicing, menatap Maira yang sepertinya mulai berani mengatur hidupnya. "Apa ?? Jangan liatin kaya gitu, Ini juga demi kesehatan kamu." Ucap Maira yang mengetahui maksud dari tatapan pria disampingnya. Christ memilih berdamai, kemudian melanjutkan niat awalnya. Baru satu suapan, soto tersebut masuk ke dalam mulutnya. Matanya sudah membulat menikmati rempah-rempah yang menyapa lidahnya. Enak ! Masakan Maira sungguh enak. Walaupun kuahnya kuning bening dan tidak berminyak. Namun rasanya benar-benar kaya akan rempah. "Ini bener kamu yang masak ?" Tanya Christ disela makannya. Mulutnya penuh dengan soto dan sate lelet serta kerupuk. "Ih. jorok makan dulu baru ngomong lah ! Muncrat, muncrat itu !" Cibir Maira, jijik dengan mulut Christ yang penuh dengan makanan. "Hehee " Christ hanya nyengir kuda dan melanjutkan makannya. "Masih ada lagi kan sotonya ?" Tanya Christ yang sudah menghabiskan soto miliknya. Maira meneguk jus jeruk didepannya sebelum menjawab. "Ada. Kenapa, Mau nambah ?" Tanya-nya dan Christ menganggukkan kepalanya. Maira kemudian mengambil mangkuk tersebut dan mengisinya kembali. "Ini ! Habis ini jangan minta lagi ya, nanti perutnya gendut !" Ucap Maira, yang dibalas anggukan oleh Christ. Christ berangkat dengan Jeep Wrangler Rubicon kesayangannya, setelah sebelumnya meninggalkan beberapa petuah pada Maira. Maira melambaikan tangan begitu mobil tersebut keluar meninggalkan gerbang yang tertutup dengan sendirinya. Hari ini rencananya, dia akan bersih-bersih dan membuat kue sesuai hobi nya. *** Setelah sampai. Christ langsung berjalan kearah pantry setelah selesai memarkirkan mobilnya diparkiran khusus para pekerja. Dia akan meminta OB untuk membuatkan kopi untuknya karena tadi pagi Maira tidak mengijinkannya minum sedikitpun meskipun Christ sudah memaksa. "Eh. Pak Christ, kok ada disini ?" Tampak salah seorang OB, Kaget melihat Christ yang memasuki ruangannya. "Bapak butuh sesuatu ?" Tanya-nya kemudian. Christ menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Seumur hidup bekerja di sana, baru kali ini dia minum kopi dikantornya. "Emmmm .... yah, sebenarnya saya ingin minta dibuatkan kopi. apakah bisa ?" Ucapnya dengan ragu. "Bapak belum sarapan ? tentu pak. nanti kami buatkan. Mau sekalian sama pisang gorengannya tidak pak ? tadi kebetulan saya baru selesai goreng buat karyawan yang lainnya." Ucap sang OB. "Emmmm ... tidak usah terima kasih, saya sudah sarapan. saya cuman mau minta kopi saja kalau boleh" Ucap Christ sambil tersenyum ramah. Sang OB menganggukkan kepalanya, kemudian membuatkan kopi sesuai pesanan Christ. "Ini pak kopinya" "Terima kasih. Saya minum didepan kalau gitu ya mas. Nanti gelasnya pasti saya balikin lagi kesini kalau sudah selesai" Ucap Christ. Tetap dengan senyum ramahnya. "Tidak usah pak. Biar nanti saya saja yang ambil. Bapak kalau sudah selesai taruh saja di atas meja pak." Cegah sang OB agar Christ tidak perlu repot-repot mengembalikan gelasnya. Christ hanya menganggukkan kepalanya kemudian keluar untuk menikmati kopi paginya. Sementara sang OB hanya mampu menggelengkan kepalanya melihat pemandangan langka di depannya. "Ckckck, Mana Udah ganteng, sopan lagi." Ucap sang OB mengungkapkan rasa kagumnya pada Christ.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD