Hadiah Spesial untuk Anjar

1520 Words

Setelah mendapatkan ketenangan dan kehangatan dari secangkir cappucino hangat buatanku, sang istri tercinta, Anjar memilih berdiri di balkon kamar sambil menatap langit malam yang luas. Tidak ingin membiarkannya sendiri, aku pun langsung mendekati dan memeluknya. Aku menyandarkan pipi kiri di punggung Anjar dan saat itu, Anjar juga langsung memegang kedua tanganku yang berada di perutnya dengan erat. "Hari yang berat?" "Iya, Sayang. Tapi sudah berlalu dengan baik." "Gerakan yang sangat cepat, Sayang." "Harus karena jika hal busuk itu dibiarkan, maka akan menghancurkan bagian yang bagusnya dengan sangat cepat." "Kamu hebat, Sayang." "Namun juga sangat hebat, Cantika. Tanpa dipinta, kamu sudah bergerilya." "Aku pikir, mama adalah sektor di dalam keluarga itu. Apalagi papa begitu menc

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD