Aku tiba di rumah tepat setelah suara azan magrib berkumandang. Saat itu, di teras rumah tampak sepi. Papa dan mama pun langsung pulang, tanpa mampir. Katanya, mereka ingin berbicara kepada Nofel. Padahal si hitam manis itu berada di sini sejak tadi sore. Aku memang sengaja tidak mengatakannya karena menurutku itu bukanlah ide yang tepat. Saat aku turun dari mobil, mama dan papa menitipkan pesan kepadaku. "Ingat! Tidak perlu repot, tapi masakan kesukaan Mama musti ada!" "Iya, Ma. Cantika ingat kok." "Ya sudah. Masuk sana!" "Eeemh ... ." "Ada apa lagi?" "Makasih ya, Ma," ucapku yang kemudian memutuskan untuk memeluk mama sekali lagi dari luar kaca mobil. "Sama-sama, Sayang." Lalu aku masuk ke dalam pagar rumah dengan wajah yang ceria. Setibanya di dalam rumah, aku langsung menghidup