Enam hari setelah amarah Fery yang meluap-luap, acara pernikahan Sherly pun sudah di depan mata. Di rumah Ayah, Serly mulai diwarnai di bagian tangan dan juga kakinya.
Acara esok hari dibagi atas dua kegiatan yaitu pernikahan dan resepsi. Untuk itu, kami harus mempersiapkannya dengan baik. Sepanjang urusan menghias diri, Serly tampak riang. Tawanya itu begitu bersinar, seperti bulan di malam hari.
"Kok Kak Serly tambah cantik ya, Amira?" celetuk Kaisar sambil terus memperhatikan wajah Serly yang memang berbeda. Binar mata dan dahinya tampak jelas. Sehingga anak kecil pun, bisa menilainya.
"Dari dulu itu, Kak Serly memnag cantik kali. Hanya saja, matanya tidak seperti sekarang," sahut Amira karena biasanya mata Serly terlihat cekung. "Sekarang matanya banyak lampu."
"Emangnya taman,"
