Cuaca malam yang dingin dan suasana yang seru telah berakhir. Subuh menjelang pagi, ketika matahari masih malu dan menyembunyikan wajahnya dari seluruh dunia, kami sudah sibuk untuk bersiap-siap demi mengantar Serly ke Kursi Pelaminan yang sudah tertata rapi dan indah. Semua orang sibuk dengan urusannya masing-masing, tapi aku masih sering mengintip Serly yang tengah didandani. Wajahnya begitu cemerlang dihiasi dengan senyuman yang gemilang. Aku tidak tahu bagaimana rupa ataupun wajah ibu kandung Serly, kebakaran itu sudah membumi hanguskan bukti beserta kenangan keluarga besar Serly. Tapi tampaknya beliau adalah perempuan yang cantik dan memiliki kharisma khas gadis desa yang natural dan sederhana. Sementara bentuk mata dan lekuk alis, serta hidung Serly, hampir mirip dengan Anjar. Han