Di sisi lain.
Nathan ternyata tidak berada di kantor. Ia sedang berada di sebuah restoran mewah. Tengah mempersiapkan segala sesuatu untuk melancarkan niat tulusnya malam ini. Ia ingin melamar Rachel. Ia sudah tak sabar menjadikan Rachel sebagai isterinya.
Sudah tiga jam ia disini mengatur para pelayan agar mendekor tempat ini seindah dan seromantis mungkin.
Setelah semua ia rasa cukup indah, ia bergegas ke parkiran. Masuk ke mobil dan mengemudi dengan santai.
Ia ingin segera ke rumah Rachel. Nathan bahkan telah menyiapkan gaun yang indah untuk Rachel kenakan ke restoran nanti bersamanya.
Tak disangka-sangka. Setelah setengah perjalanan, ketika memasuki sebuah terowongan panjang pedal gas mobilnya lengket.
Sehingga mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi meski Nathan menginjaknya dengan sangat pelan.
Tak sampai di situ saja, saat Nathan menginjak pedal rem, itu tidak berfungsi sama sekali.
Kejadian buruk lainnya datang, yang akhirnya menghancurkan semua harapan Nathan malam ini.
Sebuah truck dengan kecepatan tinggi melaju dari arah berlawanan. Seolah sengaja, truck itu menghantam dengan keras ke arah mobil Nathan.
Baaaaaaaammmm...
Suara benturan keras menggema di dalam terowongan. Mobil Nathan terlempar jauh ke belekang, lalu terhempas ke dinding terowongan sebelum akhirnya berhenti dalam posisi terbalik.
Beberapa menit kemudian polisi dan ambulance datang karena Celline menelepon segera setelah melihat mobil Nathan terbalik. Celline mengikuti Nathan sejak keluar dari Restoran tadi, awalnya ia hanya ingin mengganggu Nathan agar tidak jadi melamar Rachel malam ini. Di luar dugaannya, hal mengerikan ini terjadi dan ia sama sekali tak ada hubungannya dengan kecelakaan maut ini.
Nathan segera dibawa kerumah sakit. Sementara sopir truck itu tewas di tempat.
Nathan dinyatakan koma, karena benturan hebat di bagian kepala.
Ia mendapat perawatan VVIP krna status keluarganya. Celline selalu menemaninya sepanjang waktu. Ia ingin mengambil hati Nathan dan membuat Nathan mencintainya.
Dengan usahanya, setidaknya saat Nathan sadar nanti orang pertama yang dia lihat adalah Celline.
Sementara itu, Rachel tidak tau sedikit pun informasi tentang kecelakaan yang dialami Nathan malam ini.
Semua di tutup rapat oleh orang tua Nathan, semua media dibayar untuk tidak pernah menerbitkan berita ini.
Rachel yang menunggu hingga tengah malam pun, akhirnya menangis kecewa. Ia sudah coba menghubungi Nathan lagi, tapi telfon Nathan tidak bisa tersambung sama sekali.
Ia tertidur di sofa sampai pagi.
Namun hingga pagi pun tidak ada kabar dari Nathan. Akhirnya ia membersihkan diri, meminum secangkir kopi. Lalu menuju ke apartemen Nathan.
Sesampainya disana, Nathan juga tidak ada. Ia menunggu hingga malam, tapi tetap saja, Nathan tidak datang.
Akhirnya Rachel pulang dengan hati yang hancur. Sampai di rumah ia berendam dalam bathub.
Setelah agak lama, ia membenamkan wajahnya ke dalam air. Rasanya ia ingin mati saat itu.
Di saat napasnya hampir habis, ia mendengar suara tangisan bayi. Itu membuatnya kembali sadar dan segera mengeluarkan kepalanya dari air.
Dengan napas yang tersengal-sengal, ia memegang dan mengelus perut dengan kedua tangannya.
"Maafkan Momy, Nak! Maafkan Momy" ucapnya lalu menangis kuat mengeluarkan semua beban di hatinya.
Sejak saat itu, Rachel menjalani hidup dengan penuh semangat. Sambil terus berharap kedatangan Nathan. Memasuki usia kandungan lima bulan, perut Rachel sudah terlihat besar. Rasanya tak bisa lagi di sembunyikan di balik kaus longgar yang biasa ia kenakan.
Rachel berencana pindah ke luar kota, dimana tidak ada orang yang akan mengenalnya, untuk menghindari ejekan tetangga kelak saat anaknya lahir tanpa seorang ayah. Meskipun hal itu sudah di anggap biasa oleh masyarakat kota di sana. Rachel tetap berusaha untuk menghindari kemungkinan terburuk.
Beruntung Ayah sahabatnya, Bella, mempunya bisnis Properti juga di kota D. Jadi dia menyuruh Rachel pindah kesana.
Selama Rachel berhenti bekerja, ia hidup dengan uang tabungannya yang ia simpan sejak beberapa tahun belakangan ini.
Tentu saja Bella selalu ikut meringankan pengeluarannya dengan mengisi penuh kulkasnya sekali sebulan, membelikan ini itu perlengkapan untuk calon bayi yanga akan lahir nanti.
Akhirnya Rachel pindah ke kota D dan Bella ikut bersamanya agar Rachel tidak merasa sendirian di kota itu.
Lagi pula, Bella bisa sekalian menjalankan bisnis Ayahnya disana.
Empat bulan kemudian Rachel melahirkan gadis mungil. Ia memberi nama Keynara Darke.
Awalnya Rachel ragu menambah nama Darke di belakang nama Putrinya, tapi setelah pikir panjang akhirnya ia tetap menyematkan nama itu.
Hari demi hari Rachel lalui dengan bahagia. Sejak kehadiran Key, ia semakin semangat untuk bekerja. Dan selalu semangat pula pulang kerumah.
Beruntung Jihan sangat pandai merawat bayi, jadi Key sangat cepat akrab dengannya.
Keynara tumbuh menjadi anak yang pendiam. Tapi sekali ia berbicara itu akan membuat kita tidak percaya bahwa usianya baru tujuh tahun.
Caranya berbicara dan sifat angkuhnya sama persis seperti Ayahnya.
Hanya saat bersama Rachel ia kembali menjadi gadis kecil yang manis dan lucu. Sangat menggemaskan.
Dibalik sikapnya itu, Key selalu berharap pada Tuhan untuk mengembalikan Ayahnya ke sisinya dan ibunya. Ia tau Ayahnya pasti masih ada di dunia ini. Tapi mungkin orang tuanya berpisah. Karena jika telah tiada, pasti Rachel akan membawanya ke makan Ayahnya itu.
Key selalu berpikir seperti itu. Ia selalu sabar sampai nanti Ayahnya datang untuk menjemputnya. Ia sangat yakin akan hal itu.
Ibunya tidak menikah atau dekat lagi dengan pria lain, pasti itu karena ibunya masih sangat mencintai Ayahnya. Pikir Key.
Kembali ke masa kini.
Setelah Rachel menceritakan bagian-bagian terpenting dalam kisahnya bersama Nathan dulu (tentu saja hanya yang Rachel alami yaaa ) ia melihat Nathan hanya terdiam, tanpa sepatah kata pun. "Mungkin dia benar-benar tidak bersalah dalam hal ini." Pikir Rachel dalam hati.
"Jadi, seperti itu lah kita dulu. Dan tolong camkan itu ya, Du-lu!" Rachel mengeja dan menekankan kata dulu.
"Bagaimana mungkin kau menyalahkanku untuk semua itu? Aku bahkan tak bisa mengingat siapa namaku saat pertama kali sadar setelah dua tahun berjuang antara hidup dan mati." sanggah Nathan meyakinkan Rachel lagi.
"Ya, anggap lah seperti itu. Tapi selama beberapa tahun ini kita memiliki kehidupan sendiri. Kau hidup dengan sangat baik tanpa diriku, dan aku juga selalu berusaha hidup dengan baik." jawab Rachel lagi.
"Lalu, siapa ayah Key? kenapa kau tak menceritakan sedikit pun tentang Key?aku merasa dia amat mirip denganku, mungkin kah...?"
Nathan sengaja menggantung pertanyaannya. Dan itu berhasil membuat Rachel menjadi gugup saat menjawabnya.
"Ii-ituu, Key Putriku. Ayahnya adalah seorang yang amat penyayang, yang sangat aku cintai, berbeda sekali denganmu." jawaban bohong Rachel membuat Nathan kesal, tapi dengan cepat Nathan sadar kalau itu orang yang Rachel maksud adalah dirinya yang dulu. Pria yang sangat dicintai Rachel.