Flash Back 2

1257 Words
Di kamar sebuah apartamen. Sepasang kekasih sedang b******u mesra. Tapi, selalu tak pernah lebih dari ciuman -ciuman panas saja. Meski dua tahun sudah mereka menjadi sepasang kekasih. Nathan selalu bisa menahan diri. Karena ia takut Rachel menganggapnya lelaki yang menjalin hubungan demi kepuasan birahinya saja. Tapi mungkin, hal itu tidak berlaku untuk hari ini. Nathan dengan lembut mengecup setiap inci wajah Rachel. Mata, hidung, pipi. Lalu menggigit manja telinganya. Kecupan itu turun ke leher. Rachel hanya bisa mendesah karena cumbuan yang diberikan kekasihnya itu. Kemudian kecupan itu berakhir di bibir mungilnya, dari kecupan menjadi lumatan. Mereka berciuman sangat lama, saling bertukar saliva. Seakan tak pernah puas. Seakan -akan napas mereka tak akan pernah habis. Tangan kanan Nathan telah menyelinap kebalik kemeja Rachel. Sementara satunya lagi memegang tengkuk Rachel agar ciumannya tak lepas. Rachel merasakan ada sesuatu yang mengeras dibawah sana. Karena tanpa sengaja tangan Rachel menyentuh bagian yang sudah berubah ukuran itu. Seketika Nathan terperanjat, melepaskan ciumannya lalu berkata "istirahat lah Huny, aku akan membereskan jagoan ini dulu." sambil melirik kebagian yang menonjol di dalam celana pendeknya. "Baik lah sayang." jawab Rachel patuh lalu mulai berbaring. Nathan pun berjalan ke kamar mandi, mengisi bathubnya dengan air hangat. Memberi sedikit aroma teraphy ke dalamnya. Membuka seluruh pakaiannya tanpa meninggalkan sehelai benang pun. Tubuhnya yang kekar dan otot - otot yang terbentuk dengan sempurna. Gadis manapun yang melihat pasti sangat ingin berada dalam pelukannya. Tapi, tentu saja dalam hati Nathan hanya ada Rachel seorang. Di atas ranjang besar itu, Rachel berpikir panjang. Selama ini ia selalu berusaha menahan diri. Meski ia juga sangat menginginkannya, tapi ia tak mau Nathan menganggap dia sama dengan wanita lain. Yang dengan mudahnya memberi tubuh pada pria. Melihat bagaimana tersiksanya Nathan tadi, ia merasa tak tega. Melihat bagaimana keseriusan hubungan mereka selama ini, Rachel yakin Nathan akan bertanggung jawab atas apapun yang terjadi pada dirinya kelak di kemudian hari. Di saat Nathan sedang menetralkan gejolak tubuhnya akibat dari cumbuan yang terhenti di tengah jalan tadi, tiba - tiba pintu kaca itu terbuka. Rachel masuk dengan menggunakan handuk baju bewarna putih. Tentu saja hal ini membuat Nathan kaget dan langsung bertanya "Sayang, ada apa? Apakah kau ingin berendam? Tunggulah sebentar lagi. Aku sudah hampir selesai." ucap Nathan meyakinkan Rachel. "Iya, aku ingin berendam. Tapi berdua denganmu. Sayang, maafkan aku. Selama ini aku tak pernah memberimu hal yang paling membuatmu tersiksa setiap kali mencoba menahannya sendiri." ucap Rachel lalu duduk di pinggiran bathub. "Sayang, aku tidak apa - apa. Justru aku takut jika terlalu terburu nafsu, kau akan menganggapku lelaki yang sangat menginginkan seks." "Iya, aku mengerti. Selama ini kau telah menjaga dan melindungiku dengan cukup baik. Tapi sekarang aku ingin memberikannya padamu." ucap Rachel yakin, membuat Nathan sedikit terkejut. Tanpa menunggu jawaban Nathan, Rachel membuka ikatan handuknya. Lalu melepasnya kebawah. Memperlihatkan tubuh indahnya. Lekukan demi lekukan yang bisa dikatakan sempurna untuk seorang wanita. Belum sempat Nathan berdecak takjub atas keindahan didepan matanya, tiba - tiba Rachel sudah berada di dalam bathub bersama dirinya. Rachel berbaring di sisi sebelahnya. Sehingga mereka kini berhadap hadapan. Nathan ragu sesaat, tapi kemudian ia mendekati Rachel. Memeluknya erat. Dan menatap matanya. Mereka saling bertatapan untuk waktu yang lama. Hingga Rachel memberi anggukan tanda bahwa dia telah siap untuk melakukannya. Nathan mulai mengecup bibir Rachel, melumatnya pelan. Bergantian, tangannya tak lupa mengabsen setiap inci tubuh molek kekasihnya itu. Ciuman Nathan telah turun kebawah, memberi tanda cinta di sekitar d**a. Rachel mendesah oleh sentuhan Nathan. "Hmmmpp Sayaangg.." Desahnya dengan mata yang terpejam. Tapi, lagi-lagi Nathan merasa takut melukai Rachel, sehingga dengan cepat ia keluar dari bathub. Dia berdiri dibawah sower, mengguyur tubuhnya. Membelakangi Rachel. Ia masih ragu dan takut akan menyakiti Rachel nantinya. Dengan segenap tenaga ia berusaha mengalihkan pembicaraan. "Berendam lah sayang, aku sudah selesai. Aku akan menunggumu di luar." Belum sempat Nathan berbalik, dua tangan halus milik Rachel telah memeluknya dari belakang. Kini dua tubuh tanpa sehelai benang itupun bersentuhan. Nathan merasakan dua benda kenyal itu menempel pada punggungnya. Lelaki mana yang masih kuat menahannya jika sudah seperti ini? "Sayang, jika terus seperti ini, maafkan aku jika sungguh melakukannya. Aku akan bermain dengan pelan. Jika itu sakit, maka katakan dan aku akan berhenti, oke?" Nathan berbalik dan menatap mata Rachel dengan lembut. Rachel mengangguk pelan. Mereka berciuman di bawah guyuran air sower. Tangan Nathan memainkan kedua gunung kembar Rachel. Membuat Rachel semakin mendesah. Akhirnya ciuman itu semakin menuntut. Turun ke dagu, leher, lalu berhenti di dua gunung kembar. Putingnya masih merah muda. Menandakan dengan jelas mereka belum pernah terjamah. Perlahan Nathan memainkan ujungnya dengan lidah. Menjilat, lalu mengulum dan menghisap layaknya bayi yang sedang menyusu pada ibunya. "Heemmm... Aaaahhh...." desahan Rachel semakin membangkitkan gairah Nathan. Tangannya sibuk menjelajahi setiap jengkal perut dan paha Rachel. Rachel menjambak rambut Nathan dengan sangat kuat. Tiba - tiba tubuhnya menegang, lalu bergetar hebat. Keluarlah cairan kenikmatan Rachel untuk pertama kalinya, membasahi jari Nathan yang tadi berpatroli disana, dengan santai ia menjilat jari - jarinya itu. "Baik lah sayang, kita akan melakukannya sekarang! Bersiap lah." ujar Nathan membuat Rachel sedikit takut. Nathan memutar tubuh Rachel. Membuatnya mengadap ke bathub, menurunkan badannya perlahan membuat posisi dogy style. Nathan melakukan dengan posisi ini agar Rachel tidak merasa terlalu sakit. Tangan Rachel memegang sisi bathub, perlahan Nathan mulai memasukkan kejantanannya ke dalam lubang kenikmatan Rachel. "Aaaawww.." Rachel menjerit kecil saat setengah kejantanan itu masuk ke dalamnya. Rachel merasakan bagian intimnya sangat perih. Ia juga merasakan sesuatu mengalir di sela - sela pahanya. Ia yakin itu adalah darah keperawanannya. "Sayang, maafkan aku.. apakah itu sakit? Kita stop saja ya?" Nathan berhenti tanpa mengeluarkan benda keras didalam milik Rachel itu. "Aku tidak apa - apa, hanya sedikit nyeri. Teruskan saja." Pinta Rachel lagi. "Aku akan memasukkannya dengan cepat, mungkin akan sangat sakit. Tapi hanya sebentar, apakah kau siap?" Tanya Nathan lagi yang langsung di angguki oleh Rachel. Benar saja, Nathan langsung mendorong habis kejantanannya ke dalam bagian intim milik Rachel, sehingga menciptakan bunyi "sreeekk" tanda telah putus sepenuhnya ke perawanan Rachel yang selama 21 tahun ini telah ia jaga. Terasa sekali lagi darah mengalir di sisi paha Rachel. Nathan berhenti, membiarkan Rachel menghela napas sejenak sebelum mulai bergerak maju mundur memompa kejantanannya di dalam sana. Perlahan Rachel pun sudah mulai enjoy melakukannya. Terkadang Nathan memberi jeda untuk Rachel, agar bagian intimnya tidak terlalu perih karena gesekan sang pejantan tangguh milik Nathan. Setelah Rachel merasa nyeri di bagian intimnya sudah tidak terlalu terasa, ia mengangguk pelan. Nathan mengerti kode yang di berikan Rachel. Pelan- pelan ia mulai menggerakkan pinggulnya lagi. Rachel merasakan perih sekaligus nikmat secara bersamaan. Untuk pertama kali, tidak banyak waktu yang di butuh kan Nathan. Setelah lebih kurang sepuluh menit saling bekerja sama, Nathan merasa ada sesuatu yang akan meledak dari dalam kejantanannya. "Sa - yaaang.. Ooouuugghh.. aku keluarkan.. di dalam." kata Nathan terbata - bata saat cairan spermanya telah menyembur kedalam rahim Rachel. Akhirnya mereka terkulai lemas. Setelah itu, saling membantu membersihkan badan. Tapi mereka mengulanginya lagi. Bercinta sambil mandi. Setelah cukup lama dan selesai membersihkan diri untuk kesekian kalinya, Nathan menggendong Rachel keluar dan membaringkannya diatas ranjang. Namun, lagi - lagi ia tergoda melihat handuk Rachel yg terbuka dibagian d**a. Mereka mulai saling b******u lagi, dan bercinta kembali seolah tak ada hari esok. Tengah malam akhirnya Rachel tertidur pulas karna kelelahan. Entah sudah berapa ronde mereka melalukannya sejak sore. Nathan menatap Rachel dengan lembut. Membelai rambutnya dengan lembut, mengelus pipinya. Lalu berbisik sebelum akhirnya ikut tertidur disamping Rachel. "Terimakasih sayang, karena telah menjaganya untukku selama ini. Telah menjadikanku yang pertama memiliki mu seutuhnya. Aku sangat mencintaimu, aku akan selalu menjaga dan melindungi seumur hidupku, itu janjiku."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD