Kalah Telak

1114 Words
Hanna dan Scott tiba di depan sebuah apartemen, dengan tatapan bertanya ia berpaling pada pria yang berjalan bersamanya. "Aku tidak tahu kalau Diana akan menikah." "Sudah cukup lama Diana menjalin hubungan dengan Andy. Tidak ada yang menduga pada akhirnya Diana menerima lamaran Andy setelah berulang kali ditolak oleh wanita yang sama." jawab Scott tertawa. Hanna tertawa menanggapi ucapan Scott. Ia beruntung bertemu dengan mereka ketika usianya sudah cukup dewasa sehingga orang tuanya tidak terlalu membatasi pergaulannya. Sementara dengan Keanu? Hanna pertama mengenal Keanu ketika dirinya baru kelas VII sehingga pergaulannya masih dalam pantauan yang sangat ketat, selain itu juga Hanna merasa usia Ken terlalu dewasa dibandingkan dengannya. Diana memandang tidak percaya saat ia melihat Hanna berdiri di depan pintu apartemennya. "Hanna. Aku tidak salah melihatmu di sini, kan?" teriak Diana begitu dia membuka pintu dan melihat wanita cantik memiliki tinggi seperti wanita Eropa lainnya. "Tentu saja. Scott yang sudah membawaku ke sini," sahut Hanna tertawa. Diana tidak hentinya tertawa. Ia begitu bahagia karena Hanna, walaupun secara kebetulan berada di London, tetapi tetap meluangkan waktunya. "Apa kau sudah mempunyai kekasih? Aku yakin keluargamu sudah mengijinkan untuk itu," goda Diana sambil membawa Hanna masuk. Suatu kejutan karena di dalam sudah berkumpul orang-orang yang sebelumnya dikenal Hanna sebagai anggota tim klub menembak yang berasal dari London. "Berapa lama kau berada di London? Apa kau bisa tetap berada di sini saat pemberkatan pernikahanku," tanya Diana setelah mereka cukup ramai menanyakan kabar masing-masing. "Aku ragu kalau saat itu aku masih berada di London," jawab Hanna dengan nada menyesal. "Tidak bisakah?" "Aku harus bertanggung jawab dengan pekerjaan yang sudah aku pilih. Mungkin nanti aku bisa kembali ke negara ini lagi," jawab Hanna menyesal. "Aku mengerti," jawab Diana. Mereka menyadari bahwa Hanna, teman mereka yang paling muda memiliki disiplin yang tinggi. Disiplin yang sudah dimiliki sejak dini karena orang tuanya yang telah mengajarkan padanya. Kesuksesan tidak akan mudah didapatkan kalau diri sendiri tidak tahu apa arti disiplin. Pelajaran khas yang diterapkan oleh keluarga perwira. Di antara sekian banyak benda yang berada di apartemen Diana, ada sebuah foto yang terpasang di dinding. Foto mereka ketika berada di Korea. Dan di depan foto tersebut berdiri seorang pria yang sedang mengamati. "Siapa?" tanya Hanna pelan. Hanna tidak tahu siapa pria yang tidak terpengaruh oleh suara mereka yang sangat berisik, seolah sudah terbiasa dengan semua keributan yang terjadi. "Jangan katakan kalau kau tidak mengenalnya," balas Diana dengan berbisik juga. "Aku memang tidak mengenalnya. Apa kau mau menjawabnya," balas Hanna. Sebelum Diana menjawab, pria itu berbalik sehingga mereka bisa saling bertatapan. "Ken?" tanya Hanna dengan suara yang terdengar ragu. "Benar. Dia memang tidak terlibat lagi di setiap kejuaraan yang berlangsung saat kita bertemu, tetapi dia akan tetap terlibat karena Ken adalah pemilik klub sekaligus sepupuku," jawab Diana menjawab mengapa Ken ada di apartemennya. Ken berjalan mendekat kemudian mengulurkan tangan yang disambut setengah hati oleh Hanna. Bagaimana tidak setengah hati kalau di persidangan yang berlangsung sebelumnya pria itu menatapnya dengan pandangan mengejek. Apakah dia akan melakukan hal yang sama lagi? Hanna tidak peduli. Tidak ada keuntungan dan juga kerugian saat ini karena Lenna sudah melepaskan tuntutannya sehingga dia juga tidak mempunyai alasan untuk menahan diri lagi. "Halo Ken, kita bertemu lagi," sapa Hanna dengan mimik wajah kalem. "Halo juga. Aku tidak tahu kalau kau memiliki banyak teman pendukung di sini," balas Ken membuat mata Hanna membesar. "Tentu saja. Aku tidak mengira kalau pertemanan kami berlanjut di luar arena," jawab Hanna mengabaikan apa pun maksud dari ucapan Ken yang bernada menyindir. "Hey...apa kalian mau berdiri terus?" "Tentu saja tidak. Kakiku sepertinya sudah lelah kalau harus berdiri terus," sahut Hanna mengikuti Scott mencari kursi. Hanna tidak tahu kalau Ken ada di tempat Diana. Seperti yang dikatakan Diana sebelumnya sejak Ken tidak lagi mengikuti kejuaraan, Ken lebih banyak bekerja membangun bisnisnya sehingga mereka jarang bahkan hampir tidak pernah bertemu. Pertemuan Hanna dengan Ken hanya terjadi 3 kali. Pertama di Jakarta, kedua di Australia dan terakhir di London semuanya tidak ada yang berkesan sehingga Hanna sempat terkejut mengapa pria itu terlihat marah ketika ia baru tiba di London. Siapa dia dan mengapa seperti memiliki hak yang lebih? Senyum Diana menarik perhatian Scott yang langsung mendatanginya. "Ada apa?" "Lihatlah. Apa kau pernah melihatnya bereaksi seperti itu ketika bertemu wanita?" ucap Diana menunjuk Ken. Scott hanya mengangkat bahu. Tidak ada yang pernah mengenal Keanu Whittaker sebaik Diana. Ken, sejak menerima gelar bangsawan yang diwariskan oleh ayahnya menjadi sulit didekati. Dirinya terlalu sibuk menjalankan tanggung jawab yang diberikan padanya. Kedatangan Lenna Mardiana yang menuntut agar dijadikan keluarga mereka membuat Ken meradang. Bagaimana bisa seorang wanita asing, tidak dikenal dengan dandanan semrawut mengaku telah mempunyai anak dari Daniel, adiknya yang meninggal karena kecelakaan. Marah dan tidak percaya membuat Ken melaporkan wanita itu ke polisi dengan tuduhan pencemaran nama baik dan juga berusaha melakukan pemerasan terhadap keluarganya. Sayang sekali, polisi menerima bukti dari teman wanita itu bahwa anak perempuannya memang benar keponakannya, anak dari Daniel. Ken tidak tahu apa yang menarik dari wanita yang bernama Lenna yang begitu biasa saja. Bagi Ken, Lenna sama sekali tidak menarik, atau Lenna telah menjebak Daniel? Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Ken selain menyelamatkan keponakannya dari Lenna. Ia tidak mau keponakannya salah asuh dengan pergaulan buruk ibunya. Ken sudah yakin dirinya tidak akan mendapatkan halangan apa pun sampai Lenna menuntutnya dan menunjukkan bahwa ia mempunyai pengacara. Untung bagi Ken karena pengacara itu adalah seorang wanita yang baru lulus kuliah, tetapi di satu sisi lainnya ia merasa tidak beruntung. Ternyata pengacara itu adalah wanita yang pernah dikenal Ken, walaupun mereka tidak terlalu akrab. Wanita yang selalu berlindung dibalik punggung kakak lelakinya dan juga orang tuanya. Semuanya menjadi mudah ketika ia bertemu dengan Hanna pada hari pertama dia tiba di London didampingi oleh pria yang dikenal Ken sebagai teman dekat Lenna. Pria yang sama bodohnya dengan Lenna. Dengan begitu mudah Ken memperlihatkan kedekatannya di depan Irawan ketika Hanna sedang duduk. Sesuai keinginan Ken, Irawan yang berpikiran pendek menjadi salah duga dengan menganggap Hanna tidak profesional. Keberuntungan selalu berada di tangan Ken, dan ia harus tetap memastikan nya jangan sampai ada kesempatan sedikitpun Hanna mengajukan keberatan dan pembelaannya. Lenna tidak datang ke pengadilan setelah cekokan dari beberapa tamu yang memberikan pandangan bahwa dia lebih baik minta ganti rugi dari pada maju ke persidangan dan tidak mendapatkan apa pun juga. "Sepertinya kau sangat puas, Ken. Apakah semuanya sudah kau atur dengan rapi?" Pertanyaan dengan nada menuduh terdengar di telinga Ken yang hanya tersenyum dingin. "Tidak ada wanita bodoh yang bisa mendapatkan apa pun dariku." "Maksudmu Hanna?" "Hanna terlalu pintar dan aku yakin dia akan terus mencari cara karena tidak puas. Bukankah aneh, kau yang lebih dekat dengannya tapi tidak mengenalnya?" sindir Ken pada Scott yang entah bagaimana selalu berusaha mendekatkan dirinya dengan Hanna.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD