Manusia bodoh

1064 Words
Suasana hati Hanna menjadi tidak menentu sejak Irawan menghubungi dan menganggap dirinya sudah tidak bisa melakukan pekerjaannya secara adil karena sudah berpihak dengan keluarga yang menjadi lawan mereka sementara persidangan belum lagi di mulai. Bagaimana bisa Irawan berpikir seperti itu sementara dia yang sudah berjanji membantunya justru tidak bertanggung jawab. Kenapa dia tidak menjelaskan alasannya daripada menyalahkan orang lain. Hanna masih berusaha mencari kelemahan Keanu walaupun sepertinya sangat sulit. Apa yang tidak dimiliki oleh Lenna semuanya ada di keluarga Whittaker sementara Lenna, wanita itu justru seperti sengaja menunjukkan dirinya yang tidak layak. Apakah Lenna memang sengaja berbuat seperti itu agar hakim berpihak padanya? Untuk mendapatkan bantuan sosial, cara Lenna memang tepat, tetapi untuk mendapatkan hak asuh anak? Hanna yakin begitu anaknya berada di bawah perwalian maka badan sosial yang ngurus tentang anak-anak segera mengambilnya. Bagi Hanna yang dilakukan oleh Lenna adalah tindakan bodoh dan paling tidak bertanggung jawab. Wanita itu telah membuat Hanna datang ke kota yang sangat jauh dari negaranya hanya untuk menyaksikan dua orang manusia bodoh yang sayangnya berasal dari negara yang sama dengannya. Namun, apa pun yang dilakukan oleh Lenna, Hanna hanya bisa berusaha untuk mendapatkan yang terbaik sesuai dengan tuntutan kliennya. Wajah Hanna tidak bisa dikatakan ramah saat ia belum juga bisa bertemu dengan Lenna sementara jadwal persidangan sudah dia berikan pada Irawan yang menurut Hanna sama saja, sebelas-dua belas dengan Lenna. Persidangan pertama berlalu begitu saja karena Lenna tidak menampakkan batang hidungnya. Hanna tidak mengerti apa maunya? Dan yang utama mengapa dirinya yang harus berada di posisi tersebut? Hanna beruntung tidak bertemu dengan Ken. Entah apa yang akan pria itu katakan kalau dia tahu orang yang berniat menuntutnya sama sekali tidak hadir. Malam itu Hanna sengaja mendatangi tempat kerja Lenna dan Irawan ditemani salah satu rekannya. Pada awalnya Hanna berencana untuk mendatangi tempat kerja Lenna sendirian, tetapi Scott melarang dan berjanji untuk menemaninya. "Kau yakin wanita itu bekerja di sini?" tanya Scott dengan sebelah alis terangkat. "Itulah yang aku ketahui," jawab Hanna yang mulai ragu dengan informasi yang dia dapatkan. Bagaimana bisa Lenna bekerja di tempat yang menurut Hanna dan Scott sangat bau? Bau minuman alkohol dengan kwalitas rendah serta bau kotoran yang berasal dari selokan terbuka membuat Hanna harus mengalihkan fungsi syal yang dia pakai. Hanna tidak menduga di kota yang begitu indah masih memiliki tempat kumuh. Apakah memang selalu ada sedikit tempat tersembunyi diantara gemerlapnya kehidupan kota metropolitan. Sebelumnya Hanna sudah mendatangi tempat kerja Lenna yang berada di lampiran data dari Pak Ilman. Namun, tempat tersebut ternyata hanya merupakan persinggahan Lenna untuk mendapatkan tawaran kerja yang lainnya. Semacam biro tenaga kerja. "Apakah dia orangnya?" tanya Scott menunjuk seorang wanita yang duduk bersama 2 orang pria yang memiliki tubuh gemuk. "Benar. Kita akan menemui Irawan sebelum berbicara dengannya," usul Hanna. Scott hanya mengangkat bahunya. Ia sungguh tidak mengerti mengapa Hanna harus bersusah payah membantu wanita yang sangat jelas tidak mau dibantu. Irawan sedang melayani tamu ketika Hanna mendekat lalu duduk di kursi bar yang tinggi. Setelah Scott memesan minuman, Hanna minta Irawan berbicara dengannya. "Kau sudah menyampaikan pada Lenna bahwa persidangan akan berlangsung besok?" tanya Hanna tajam. "Aku sudah menyampaikan. Dan kau lihat sendiri, Lenna begitu sibuk hingga aku tidak yakin dia bisa bangun pagi untuk mengikuti persidangan. Kenapa kau sebagai pengacaranya tidak bisa meminta waktu lebih lama sebelum di mulai?" Jawaban Irawan membuat mata Hanna terbelalak. Apakah ini jawaban dari manusia yang katanya sekolah di Fakultas Hukum? Ataukah manusia di depannya sama sekali tidak pernah tahu apa arti persidangan? "Kau yakin kalau kau itu punya otak?" tanya Hanna tajam. Irawan berhenti mengambil minuman lalu menatap Hanna tajam. Dengan suaranya yang parau ia mulai berbicara dengan nada mengancam, "Kau tidak tahu tempat ini, jadi jangan coba-coba mencari masalah denganku." "Aku sangat takut mendengarnya. Jadi apakah masih perlu ada persidangan? Atau.... " "Atau keluarga Whitaker menyerahkan uang pengganti untuk Isabella. Aku tidak akan menuntut perwalian lagi asalkan mereka mengganti semua biaya dan juga kerugian selama aku hamil hingga melahirkan Isabella." Hanna menoleh ke belakang untuk melihat siapa yang memotong ucapnya. Seorang wanita yang tadi dilihat sedang bersama 2 orang pria, kini berdiri di belakangnya dengan sikap yang membuat Hanna ingin sekali tertawa. Wanita yang bernama Lenna memiliki wajah yang cantik serta kulit yang halus kalau saja dia mau menjaga dan merawatnya. Sayang sekali, wajahnya yang cantik tertutup oleh makeup yang sangat tebal dan kini mulai luntur karena pengaruh keringat. "Kau bermaksud menjual anakmu sendiri?" tanya Hanna. Bagi Hanna tidak ada waktu untuk terus memikirkan penampilan Lenna yang lebih mirip badut, bahkan seorang badut masih memiliki jiwa seni mengapa mereka berpenampilan seperti itu. "Apakah jadi masalah? Irawan sudah mengatakan padaku kalau kau mengenal Keanu, jadi mana mungkin kau masih mau berpihak padaku," ucap Lenna sinis. Dagu Hanna terangkat dengan matanya yang tajam. Bila sebelumnya ia masih bisa menahan diri, saat ini semuanya dia lepaskan karena tanpa mengerti dan mengetahui kejadian yang sebenarnya Lenna sudah mengambil kesimpulan sendiri, sialnya dia menghakimi Hanna secara tidak adil. "Kau tahu berapa yang harus kau bayarkan karena kebodohanmu ini? Semua biaya yang dikeluarkan Ilman Advocate semuanya dibebankan padamu. Kenapa mereka mengirimku untuk menjadi pembelamu? Karena aku tidak menuntut fasilitas mewah. Dan yang utama, aku mau bersusah payah menemui dirimu." "Tapi kau mengenal keluarga Whitaker yang menjadi lawanku?" "Apa salahnya? Apa kau mengenal pria yang datang bersamaku? Dia adalah saingan usaha Ken. Tapi mereka satu tim di klub menembak. Kenapa bisa? Karena kami tidak picik dan juga bodoh seperti dirimu. Sekarang terserah dirimu. Besok adalah sidang kedua. Kalau kau tidak datang, maka kau dianggap telah mencemarkan nama baik keluarga terhormat itu." Setelah menyelesaikan kata-katanya, Hanna turun dari kursinya dan bersama Scott mereka pergi. "Ternyata yang kita temui adalah wanita yang sangat bodoh. Aku gembira Ken mengambil hak asuh putrinya Daniel," ucap Scott ketika mereka sudah menghirup udara segar dan bersih kembali. "Aku juga tidak berpikir kalau dia seperti itu. Omong-omong aku minta maaf sudah menggunakan namamu," ucap Hanna merasa malu. "Tidak masalah. Bagaimana kalau kita berkunjung ke rumah Diana? Minggu ini dia akan melepas status lajang nya," usul Scott. "Tidak masalah, tapi kau tidak keberatan kalau aku menelepon atasan aku dulu kan?" "Tentu saja tidak. Silahkan." Hanna tertawa geli melihat gaya Scott yang mengijinkan dia menghubungi Ilman. Bagi Hanna menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan padanya adalah yang utama. Hanna lega setelah mendengar respon dari Pak Ilman terhadap laporannya, walaupun bagi Hanna tetap ada yang mengganjal. Bagaimana bosnya terdengar santai menghadapi kliennya yang berbeda.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD