Bertemu Keanu

1094 Words
Hanna tersenyum memperhatikan teman-teman yang ia temui ketika mereka masih aktif di setiap kejuaraan menembak. Ia tidak menyangka bahwa dirinya yang usianya paling muda begitu dihargai keberadaannya sehingga Hanna bisa berbangga hati. Di depan perapian, Hanna melihat Scott dan Keanu berbicara dengan serius. Terkadang ia melihat Ken membuat Scott menyeringai begitu juga sebaliknya, tetapi sangat jelas terlihat bahwa Ken adalah lelaki yang selalu serius dan sangat matang di usianya yang memang sudah sangat matang di antara mereka semuanya. "Apa yang kau perhatikan? Suka dengannya?" Suara berbisik terdengar di belakang Hanna membuatnya tersenyum. Diana bukan baru sekali ini menggodanya bila berhubungan dengan Ken, wanita itu bahkan terlalu sering melakukannya begitu mengetahui kalau Ken pernah mendatangi Hanna di arena sebelum gadis itu mengambil nomor pertandingan. "Siapa? Apa kau tahu siapa yang menarik perhatianku?" tanya Hanna tertawa. "Siapa pun diantara keduanya, aku akan mendukungmu," jawab Diana lagi. Senyuman di bibir Hanna terlihat jelas membuat Diana penasaran. Tidak mungkin Hanna tertarik pada mereka berdua dan bila tidak tertarik pun, bagaimana bisa? Scott dan Ken adalah 2 orang pria yang paling menarik dengan kelebihan mereka masing-masing. Scott Matthew pria yang royal dan juga memiliki perhatian lebih pada setiap wanita. Sifatnya yang demikian selalu berhasil membuat wanita salah paham karena berharap lebih sementara dia tidak memiliki perasaan yang berbeda. Sedangkan Keanu Whittaker adalah pria yang lebih banyak mengamati dalam diam. Sikapnya terkesan terkesan dingin sehingga seringkali menjadi misteri bagi setiap wanita yang tergila-gila sekaligus penasaran padanya. Sebagai penerus gelar bangsawan Keanu memiliki pengendalian diri yang cukup tinggi, hanya sebagian orang saja yang bisa menerima perhatian darinya sementara yang lainnya hanya dianggap nyamuk pengganggu saja. "Apa yang sudah kalian bicarakan setelah lama tidak bertemu?" suara Diana kembali terdengar hingga Hanna terkekeh. "Hanya say hello saja. Hemm...apa yang kau inginkan Di?" "Tidak ada. Hanya mau kau menjadi kerabat aku saja," jawab Diana nyengir. Hanna tersenyum sebelum mengalihkan perhatiannya pada keadaan di dalam apartemen yang cukup berantakan. "Kau tidak berpikir untuk merapikan kekacauan di sini?" "Nanti saja. Akan ada petugas yang akan melakukannya," jawab Diana tertawa. Hanna baru pertama kali berada di rumah wanita yang akan melangsungkan pernikahan dalam hitungan hari saja. Selama ini dia hanya mengetahui kalau semua kesibukan hanya berlaku di rumah orang tua karena mempelai menyerahkan semua pengaturan pada keluarga, tetapi ia melihat Diana begitu sibuk dengan segala macam persiapan. "Bagaimana keluargamu. Apa di sana juga terjadi kesibukan seperti ini?" "Lebih parah. Kau pikir untuk apa di sini? Bisa gila aku melihat semua kekacauan yang terjadi di rumah keluarga," jawab Diana meruntuhkan pemikiran Hanna yang salah. "Untuk apa kau bertanya seperti itu? Berharap melakukan hal yang sama?" suara bariton membuat Hanna berpaling. "Mungkin nanti kalau saatnya tiba," jawab Hanna nyengir. "Kapan? Bagaimana kabar Angga?" tanya Ken mengucapkan 2 pertanyaan sekaligus. "Kapan waktunya, aku tidak tahu. Sementara Kak Angga...dia sebentar lagi akan menikah," jawab Hanna. "Benarkah?" "Hemm." "Beberapa orang sudah ada yang memutuskan untuk menikah. Bagaimana denganmu, kapan kau menghentikan petualangan?" suara Jeane memasuki obrolan mereka membuat alis mata Ken naik. "Sepertinya aku tidak mengganggu siapa-siapa. Jadi tidak salah kalau aku suka dengan wanita," jawab Ken. "Kau memang tidak mengganggu, kau hanya membuat hati wanita hancur," jawab Jeane sengit. "Kau salah. Sebelum aku memulai hubungan aku selalu mengatakan bahwa bahwa aku belum ada niat serius. Setiap hubungan yang aku lakukan tidak ada keterpaksaan." "Memang tidak ada keterpaksaan tapi apa pernah kau berpikir bagaimana perasaan wanita itu setelah kau tinggalkan." Keanu Whittaker bukan pria yang dengan seenaknya dibuat malu dengan pertanyaan yang tidak penting terutama pertanyaan tentang pribadinya. "Jeane...hidupku adalah urusanku. Tidak ada yang berhak mengatur apa yang harus aku lakukan. Kalau kau keberatan dengan yang aku lakukan, kau cukup menutup mata." Wajah Ken begitu dingin saat dia bicara dengan Jeane tetapi matanya kembali lembut walaupun wajah dinginnya masih bisa membuat air membeku. "Aku punya saran untukmu, jangan pernah biarkan dirimu menjadi bahan ejekan pengacara senior. Kau sudah menempatkan dirimu di tempat yang salah karena membela w************n itu." Astaga, bagaimana bisa Ken berbicara begitu pedas padanya? Apakah dia bermaksud melampiaskan kemarahan padanya. Sebelumnya Hanna berpikir apakah ada hubungan istimewa antara Ken dan Jeane, mengapa Jeane terlihat memusuhi Ken? Apakah ada kisah yang terjadi dengan mereka? Hanna melihat ke arah teman yang lain, tetapi mereka juga seperti memiliki pemikiran yang sama dengannya. Ada hubungan spesial antara Ken dan Jeane tetapi kisah itu sudah selesai. Apa yang sudah di ucapkan Ken pada Hanna adalah sebuah kesalahan besar. Ken sudah melanjutkan perjalanan dan kisah cintanya dengan yang lain sementara Jeane masih berusaha menahan langkah Ken agar tetap bersamanya. "Aku minta maaf tidak bisa berada di sini lebih lama. Diana, aku akan bertemu denganmu lagi nanti saat pemberkatan," kata Ken berjalan keluar meninggalkan apartemen Diana. Sepeninggal Ken, Hanna masih tetap bersama mereka hingga ia memutuskan untuk kembali ke apartemen karena ia harus bersiap kembali ke Jakarta. "Jadi kau tidak bisa hadir nanti?" tanya Diana pelan. "Aku minta maaf. Sebenarnya aku sudah minta ijin pada atasanku. Tapi...mereka sudah mengatur jadwal untukku. Jadi aku hanya bisa mengucapakan selamat untukmu sekarang," Jawab Hanna memeluk Diana erat. "Terima kasih. Walaupun aku lebih suka kau memberikan ucapan selamatmu pada hari H. Hati-hati, semoga selamat sampai tujuan." "Terima kasih. Semoga kita dapat bertemu kembali," jawab Diana setelah mereka saling melepaskan pelukan. Setelah mengucapkan salam perpisahan Hanna kembali ke hotel tempat dia menginap diantar oleh Scott. "Scott, boleh aku bertanya?" "Silahkan. Aku yakin kau mau bertanya tentang Ken dan Jeane," sahut Scott tertawa. "Benar, apa mereka berdua pernah menjalin hubungan?" tanya Hanna meringis. Dalam hati Hanna mengumpat karena rasa penasarannya membuatnya langsung bertanya pada pria yang berada di sampingnya. "Kenapa kau ingin tahu?" "Karena Jeane melakukannya secara terbuka. Aku tidak tahu apa yang terjadi andaikan mereka hanya berdua saja." "Kau benar. Ken menahan diri agar tidak menimpali konfrontasi yang dilakukan oleh Jeane. Aku tidak tahu apa tujuan Jeane melakukannya tetapi hubungan mereka sudah berakhir lama bahkan sebelum ada kesempatan untuk tumbuh." "Maksudnya?" "Jeane tidak pernah benar-benar menjadi kekasih Ken, itulah sebabnya hubungan mereka tidak ada yang tahu." "Tapi kau mengetahuinya?" "Tentu saja karena aku yang dipilih oleh Ken saat pria itu melampiaskan kemarahannya karena ulah Jeane." "Baiklah, aku tidak akan bertanya lagi bagaimana kelanjutan hubungan mereka. Aku hanya kecewa mengapa Jeane harus berbicara pada saat Diana sedang mempersiapkan hari bahagianya." "Pintar. Sayangnya Jeane selalu memaksakan kehendaknya tanpa berpikir apakah dia berbicara pada waktu dan tempat yang benar atau salah." Hanna hanya tertawa mendengar ucapan Scott. Sebenarnya bukan hanya Jeane yang tidak berbicara pada waktu dan tempat yang salah karena Ken juga berbicara padanya dengan kalimat yang membuatnya ingin memukul kepalanya. Sayang sekali tubuh Ken begitu tinggi hingga tidak mudah baginya untuk menggapainya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD