dua belas

1457 Words

Aku keluar kamar mandi, mendapati Pram sedang di kasur bersama Raja. Selesai menggantungkan handuk, aku mendekat. "Kamu udah mandi?" Pram mengangguk. "Tadi di kamar Ibu. Kita jalan, ya, Ra?" "Itu ngajak atau merintah?" Melihat Pram mengerutkan kening, aku kembali berkata. "Soalnya kalau ngajak aku males. Mau main sama Raja aja." "Kita nggak pernah punya waktu berdua." Sekarang giliran aku yang mengernyit bingung. Dia mengigau atau nyawanya melayang masih di alam mimpi? Ah, aku perlu menggodanya. "Emang perlu, ya? Maksudku, kan tiap malam kita tidur berdua. Kasian Raja kalau harus dititipin ke Ibu." Kita lihat apa jawabannya. Sebab, hatiku sudah sangat histeris antusias saat ia mengatakan itu. "Please?" HAHAHA. Kalian tahu tidak? Aku ingin terbahak. Sumpah mati sekarang aku menahanny

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD