"Udah kenyang?" Pram mengangguk, bersandar pada sofa sembari terus mengelus perutnya yang sedikit buncit karena kekenyangan. Dia makannya banyak sekali. Selama makan malam tadi, ia juga tak henti memuji kacang panjang tumis buatan Mbak Ijas. Hanya kacang panjang, demi Tuhan. Dia selalu berlebihan. Kebiasaan Pram juga. Meskipun sudah makan di kantor, ia akan tetap makan di rumah begitu melihat menu makanan masih banyak. Katanya, kasihan Mbak Ijas sudah mengerahkan tenaga dan waktu untuk memasak. Ya, ya. Aku pun kasihan dengan diriku sendiri. Fuck it. "Jorok, Ra! Ya Allah!" Aku terbahak, memegang p****t saat Pram mendorong tubuhku kuat. Sial. "Apa, sih, Pram! Kamu mah curang. Mau liat aku cantiknya mulu." "Ya nggak kentut juga. Jorok banget." Pram berdiri dari sofa. Memandangku sengit