"Kenapa kedaan semakin tidak terkendali sekarang," gumamnya pelan, menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan pasrah. "Pengorbananku selama 24 tahun lamanya harus sia-sia hanya karena satu kesalahan Kenan, apa aku harus benar-benar melakukan hal itu lagi setelah sekian lama menjadi orang baik?" ia tertawa pelan, menertawakan nasibnya yang begitu miris. "Apa yang salah denganku sebenarnya, aku sudah merawat Kenan dengan baik. Membesarkan putrinya dengan kasih sayang, menjadi istri yang begitu sempurna. Lalu apalagi yang harus ia cari pada kumpulan perempuan-perempuan itu." Tessa bangun dari rebahannya, menatap foto pernikahannya yang begitu cantik, anggun dan bahagia. "Sayang, ini sahabatku, Arinka. Dia datang kemari karena kebetulan berkunjung." "Hai Arinka, aku Tessa. Salam k