7. Skylar

1782 Words
Mr. Willburn menatap kedua pria remaja yang sedang berada di kliniknya. Ia baru saja mengobati kedua pemuda itu setelah perkelahian di ruangan Agrikultur. Kepala keamanan bernama Travis Callum menunggui mereka di klinik. Pria itu masuk dan memandangi kedua pemuda itu dengan sangat kesal. Mr. Callum meletakkan kedua tangannya di pinggang. "Kalian hampir membakar habis ruangan agrikultur. Untung Mrs. Donnell bertindak dengan sangat cepat sehingga pasokan makanan bisa terselamatkan. Apa kalian ingin membunuh kami dengan membuat kami kelaparan?" Kedua pemuda itu menunduk dan ekspresi wajah mereka yang memar-memar menunjukkan rasa penyesalan. "Semua ini gara-gara Roger,"kata pria berambut pirang. "Apa kamu bilang? Kenapa kamu menyalahkanku? Kamu tiba-tiba memukulku dan menyerangku,"teriaknya. "Aku memukulmu bukan tanpa alasan,"kata pria berambut pirang geram. "Sudah. Kalian jangan bertengkar lagi di sini,"kata Mr. Callum yang mencoba melerai pertengkaran mereka lagi. Mr. Callum menatap pria berambut pirang. "Siapa namamu?" "Aslan Skylar." "Kenapa kamu memukul Roger?" "Aku marah, karena dia sudah menyerang adikku, Archer. Archer, adikku satu-satunya yang selamat dari wabah ini dan satu-satunya keluargaku yang tersisa. Orang tuaku, adik perempuanku, dan Pamanku tidak selamat. Aku hanya ingin melindungi adikku." "Skylar? Sepertinya nama itu sudah tidak asing lagi,"kata Mr. Callum. "Keluarga mereka pemilik perusahaan Skylar. Perusahaan produksi obat-obatan terbesar di New York,"jawab Mr. Willburn. "Ah ya benar. Kenapa kalian tidak pergi ke planet Erlene 00956?" "Keluarga kami tidak ingin pindah kemana pun. Mereka lebih suka tinggal di Bumi, meskipun Bumi sudah berada diambang kehancuran. Mereka masih tetap bertahan tinggal di sini, tapi tiba-tiba wabah menyerang dan mereka tidak sempat menyelamatkan diri." "Aku turut prihatin dengan keluargamu." Mr. Callum kembali menatap Roger dan memperhatikan pemuda itu yang masih menundukkan kepalanya. "Kenapa kamu menyerang adiknya Skylar?" "Anak itu sudah menabrakku dan membuatku terjatuh. Gara-gara dia kakiku menjadi terkilir." "Adikku tidak sengaja menabrakmu dan adikku juga sudah meminta maaf padamu." "Sepertinya kamu bukan orang yang mudah memaafkan juga ya. Tapi bagaimana pun juga kalian berdua akan tetap dihukum." Roger dan Aslan menatap Mr. Callum dengan terkejut. "Kenapa kalian menatapku seperti? Apa kalian tidak ingin aku memberikan hukuman pada kalian? Aku menghukum kalian supaya kalian itu jera dan tidak membuat kekacauan lagi." "Apa hukumannya?"tanya Roger yang merasa ketakutan, karena ia mendengar gosip, jika ada yang melanggar peraturan dan membuat masalah besar akan dikeluarkan dari tempat ini untuk menjadi makanan "monster-monster" di luar. "Selama satu bulan penuh kalian akan di penjara di ruangan isolasi." "Apa?!"seru mereka terkejut. "Sebelum kalian menciptakan masalah seharusnya kalian berpikir panjang dulu." "Tapi tempat itu menyeramkan,"kata Roger. "Kamu tidak akan di sana, jika kamu tidak berbuat masalah. Tidak ada tawar- menawar atas hukuman yang aku berikan pada kalian,"kata Mr. Callum dengan suara tegas. "Aku harap setelah kalian keluar dari penjara, kalian akan menjadi orang yang lebih baik." "Selama aku di penjara nanti, tolong jaga adikku!" "Adikmu akan baik-baik saja." Mr. Callum menyuruh kedua anak buahnya untuk membawa Roger dan Aslan ke penjara. Archer yang melihat kakaknya akan dibawa ke suatu tempat menjadi takut dan menangis lagi. Suara petir mulai bergemuruh di dalam klinik. Mr. Willburn yang khawatir Archer akan menurunkan hujan dan membuat klinik banjir, ia berusaha menenangkan Archer. "Kakakmu akan baik-baik saja. Dia akan segera bersamamu lagi setelah selesai menjalankan hukuman,"kata Mr. Willburn. "Mereka akan membawa Kakakku kemana?" "Penjara. Sebaiknya kamu kembali ke kamarmu, jika kamu membutuhkan sesuatu panggil saja penjaga." Archer berhenti menangis dan pergi ke kamarnya. Mr. Willburn bernapas lega, karena kliniknya tidak akan kebanjiran oleh air hujan. Ia merubah pikirannya. "Tunggu!" Archer berhenti berjalan dan menoleh ke belakang. "Aku akan mengantarmu ke kanarmu." Archer mengangguk tanpa mengatakan apa pun lagi. "Kamarmu ada di mana?" "Magnolia kamar no.5." Di dalam perjalanan menuju kamar, Archer tidak banyak bicara dan Mr. Willburn membuka pembicaraan. "Kami belum menemukan Kakak perempuan." "Mungkin Nora sudah meninggal bersama orang tua dan paman kami." "Ada kemungkinan mereka selamat dan sedang bersembunyi di suatu tempat." "Aku meragukannya, tapi aku masih berharap mereka selamat kalau pun tidak, aku sudah merelakan mereka pergi dari kami untuk selamanya. Aku di sini tidak sendirian ada Aslan yang selalu menjaga dan melindungiku." Mr. Willburn mengelus-elus belakang kepala Archer. Ia membukakan pintu kamar dan Archer masuk. "Kamu dari mana saja? Aku tadi mencarimu?"tanya Joan, teman sekamarnya. Mr. Willburn menutup pintu kamar kembali dan pergi. Suara-suara langkahnya semakin menjauh dari lorong kamar. Archer pun menceritakan apa yang terjadi di ruangan Agrikultur dan kejadian setelahnya. Joan terkejut. Joan seharusnya berada di sana juga, tapi ia tidak datang, karena ia tiba-tiba sakit perut setelah menemui Caspian dan teman-temannya di perpustakaan. *** Caspian, Renvi, Billy, dan Theobald menghabiskan sisa hari itu di kamar. Caspian tertidur di sofa dan ia terbangun ketika hari sudah sore, karena jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Ketiga temannya masih tertidur di tempat tidur masing-masing. Setelah membasuh wajahnya dengan air dingin, Caspian menjadi terlihat segar kembali. Ia membangunkan temannya. "Apa apa, Cas? Aku masih ingin tidur. Biarkan aku tidur sebentar lagi,"kata Billly dengan mata yang masih terpejam. Caspian juga membangunkan Renvi dan Theobald. Mereka berdua juga menolak untuk bangun. Caspian kesal dan ia pun melihat kembali denah untuk perencanaan pelariannya. Setelah dilihat-lihat kembali jalan alternatif itu jaraknya cukup panjang dan mungkin ia membutuhkan bekal makan dan minuman. Bagaimana pun caranya ia harus pergi dari sini dan mencari tumpangan menuju planet Erlene 00956 untuk menemui keluarganya. Denah itu kembali dilipat dan dimasukkan ke dalam saku celana panjang Caspian. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh sore. Sebentar lagi waktunya makan malam. Caspian membangunkan teman-temannya. Kali ini ia berhasil membangunkan mereka. Mata mereka masih dalam keadaan mengantuk, tapi mereka berusaha untuk tetap bangun. "Apa yang kamu lakukan selama ksmi tidur?"tanya Renvi sambil memakai kaca matanya yang sudah dibersihkan terlebih dahulu. "Aku melihat kembali denah tempat ini dan jalan alternatif ini sepertinya sangat panjang. Kita membutuhkan perbekalan makanan dan minum. Di luar juga, kita harus membawa cukup makanan." "Aku akan mengambil beberapa buah-buahan di ruangan Agrikultur,"kata Billy. "Setelah makan malam kita membereskan barang-barang kita ke dalam ransel,"kata Theobald. Mereka pergi menuju kantin pada waktu jam makan malam dan di sana mereka bertemu dengan Joan lagi. Mereka duduk bersama. Joan membicarakan tentang apa yang terjadi di agrikultur dan ia juga memberitahu mereka hukuman kedua pemuda yang terlibat perkelahian. "Syukurlah mereka tidak dikeluarkan dari sini dan menjadi makanan "monster","kata Caspian. "Tapi kalian juga akan pergi keluar dengan sukarela meskipun secara diam-diam dan secara tidak langsung kalian juga akan menjadi makanan "monster". "Kami tidak akan bertemu dengan "monster","kata Billy percaya diri. Mereka makan malam tanpa banyak bicara lagi. Setelah makan malam, mereka kembali ke kamarnya, karena Renvi, Theobald, dan Billy harus mengikuti kelas Mr. Johan Pruitt. Di kamar mereka berdiskusi tentang rencana pelarian mereka. "Kita melakukan persiapan lama untuk melarikan diri dari sini. Apa rencana ini akan berhasil?"tanya Theobald yang masih terlihat ragu. "Aku yakin kita akan berhasil,"jawab Caspian. "Jika kalian tidak ingin pergi, kalian tidak usah memaksakan diri untuk ikut bersamaku." "Tentu saja kami ingin ikut bersamamu. Teman harus selalu bersama,"kata Billy yang disetuju oleh Renvi dan Theobald. "Terima kasih. Kalian memang teman-temanku yang baik meskipun kita baru saling mengenal. Ini pertama kalinya aku benar-benar mendapatkan teman. Di sekolah, aku susah mendapatkan teman dan aku tidak nemiliki banyak teman." "Cas, jangan sedih lagi. Kami senang bisa berteman denganmu,"kata Billy. Mereka kemudian saling berpelukan. Caspian ditinggal sendirian lagi di kamar dan ia memikirkan rencana setelah ia berhasil keluar dari tempat ini. Caspian akhirnya tertidur dan ia terkejut dibangunkan oleh Billy. "Ada apa?" "Sudah waktunya kita menjalankan misi kita,"kata Billy. "Ini jam berapa?" "Jam 2 malam." Caspian bangun dalam keadaan masih mengantuk dan turun dari tempat tidurnya. Semua teman-temannya telah siap dan terlihat sangat bersemangat. "Kalian masih punya waktu kalau kalian ingin membatalkannya,"kata Caspian. "Kami tidak akan membatalkannya. Kami sudah bosan berada di sini,"kata Renvi. "Baiklah." "Bagaimana dengan kamera di luar sana?" "Kamera itu akan bergerak setiap beberapa detik. Kita akan kekuar kamar ketika kamera tidak sedang mengarah pada kita,"jawab Caspian. "Apa kalian sudah siap?" Mereka bertiga mengangguk. Caspian pelan-pelan membuka pintu dan mengawasi kamera dan menghitungnya. Ketika kamera mengarah ke arah lain, Caspian dan ketiga temannya keluar kamar dan berlari di mana kamera tidak menjangkau mereka. "Hampir saja,"kata Billy. Caspian menunjuk ke arah kamera lain dan dihitungnya lagi. Ketika kamera bergerak ke arah lain, mereka berlari dan bersembunyi. "Ini benar-benar seru,"kata Billy. Mereka terus menghindari kamera sampai di dekat ruang agrikultur. "Sekarang bagaimana?"tanya Billy yang mengintip dari balik dinding melihat ke arah kamera. "Kita menunggu kamera itu bergerak ke arah lain,"jawab Caspian. Setelah ditunggu, tapi kamera itu bergerak. Caspian mulai khawatir. "Ada apa?"tanya Billy. "Kameranya tidak bergerak ke arah lain." "Jadi bagaimana?"tanya Renvi. "Kita sudah sampai di sini dan tidak bisa mundur lagi. Sepertinya kita harus mengambil resiko." "Resiko terlihat kamera. Baiklah. Itu tidak apa-apa,"kata Billy. "Kalian sudah siap?" Mereka bertiga mengangguk. "Dalah hitungan ketiga kita berlari. Satu...dua...tiga." Mereka berlari menuju pintu baja ruangan Agrikultur. Billy menekan beberapa nomor untuk membuka pintu itu dan pintu itu terbuka. Mereka masuk dan menarik napas. "Apa kita ketahuan?"tanya Theobald. "Tidak tahu,"jawab Caspian. "Kita harus segera bergegas mencari jalan itu,"ujar Renvi. "Aku harap Mrs. Donnell tidak berada di sini,"kata Theobald. Suasana ruangan agrikultur sangat sepi. Pandangan mereka menyapu ke seluruh ruangan. "Jika kita ketahuan sekarang. Tamatlah riwayat kita,"ujar Billy yang merasa gugup. Caspian mengeluarkan denahnya dan melihat ke mana arah mula jalan itu. Mereka menuju rak besi yang berjejer di dinding. "Menurut kalian pintu menuju jalan itu benar-benar ada di balik rak?"tanya Theobald yang tidak yakin. "Kita akan memeriksanya,"ujar Billy. Mereka memeriksa setiap rak, tapi setiap rak yang mereka periksa tidak bergerak sama sekali tinggal rak yang terakhir. Rak ini hanya berisi tumpukan pot tanaman yang masih belum terpakai. Renvi yang memiliki badan besar mencoba menggeser rak dan rak itu bergerak dan dindingi itu terbuka seperti sebuah pintu. Mereka merasa senang. Billy mengeluarkan senter dan memeriksa keadaa di balik pintu rak itu. "Hati-hati!"seru Caspian. Billy mulai menerangi keadaan dibalik pintu, meskipun ia juga takut. Mulutnya melengkung ke atas membentuk sebuah senyuman. "Ada apa di dalam sana?"tanya Renvi yang tidak sabaran. Billy berbalik dan ia berkata,"Ada sebuah tangga yang menuju ke bawah. Aku rasa tangga itu akan membawa kita ke jalan lain itu." "Apa kamu yakin?"tanya Theobald. "Tentu saja." "Sebaiknya kita pergi sebelum ada orang yang menemukan kita,"kata Caspian. Caspian berjalan masuk duluan disusul oleh Billy, Theobald, lalu Renvi. pintu kembali menutup dan keadaan menjadi sangat gelap. Satu-satunya pencahayaan hanya berasal dari senter. Mereka menuruni tangga dengan sangat hati-hati.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD