Part 7

2704 Words
Keesokan harinya berita tentang Park Chanyeol berpacaran denganku sudah tersebar ke seluruh kampus. Wah Park Chanyeol kau benar benar seorang yang sangat terkenal.   Aku hanya diam di kelasku, aku baru saja datang dan mereka hanya menatap ku tak percaya dan membicarakan ku. Ah ini kah akibatnya mempunyai pacar seperti dia? Tapi aku hanya berpura pura pacaran dengan nya. Apa yang akan mereka lakukan padaku jika mereka mengetahuinya? Apa aku akan diseret dari sini dan di buang ke laut? Atau mengantung satu kakiku di atas menara? Atau apa? Aku bahkan terlalu takut membayangkannya. "Baek, cepat ikuti aku" Luhan masuk ke kelas ku dan menarik ku pergi. "Ada apa? Aku ada kelas pagi ini" Aku bingung melihatnya yang terlihat cemas. "Sudahlah bolos saja" "Wah Luhannie kau..” "Sudah tidak ada waktu, aku juga ada kelas pagi ini. Tadi saat aku melewati koridor di sebelah perpustakaan aku mendengar jika Senior Kyungsoo bersama semua senior yang menyukai Senior Chanyeol akan mencari mu. Sebaiknya kita segera pergi sebelum kau hanya tinggal nama saja" Apa? Aissh mereka benar benar tidak menyerah sedikit pun. Aku dan Luhan segera pergi sebelum bertemu dengan mereka dan berhenti di sebuah cafe yang berada tidak jauh dari kampusku. "Wah aku tidak tau kalau ada cafe seindah ini disini" Aku menatap café yang ada di depanku "Kau harus sering pergi denganku jika ingin pergi ke tempat seperti ini Baek" "Luhan, kau pergi bersama siapa kesini?" Aku menatapnya curiga, temanku ini sangat sulit untuk di ajak bepergian. Tapi dia tau tempat seperti ini? "Ah senior yang sering mengirim ku pesan" Luhan tampak tidak tertarik membahasnya. "Kau harus berhati hati Luhan. Kau tidak tau mereka seperti apa" "Aku tau, ayo kita masuk"  Cafe ini sangat indah, wah aku penasaran siapa pemilik cafe cantik ini. "Kau mau apa?" Luhan menatap menu yang ada di tangannya. "Ice cream Strawberry" "Baiklah aku Ice cream Raspberry" Setelah memesan Luhan menatap ku tajam. "Ah kenapa? Kenapa kau menatap ku seperti itu?" Aku merasa terintimidasi dengan tatapannya yang polos itu. "Katakan pada ku, kau benar berpacaran dengan senior Chanyeol? Bukankah kau bilang kau membencinya? Jadi rumor dia berpacaran dengan senior Kyungsoo itu hanya rumor murahan saja? Jawab aku Baek" Luhan masih menatapku dengan wajah polosnya itu tapi terkesan memaksa meminta penjelasanku. Aku menghela nafas panjang. "Kau salah paham, aku tidak berpacaran dengan nya" Luhan mengerutkan dahinya tidak mengerti ucapanku. "Maksudmu? Tapi berita nya sudah tersebar ke seluruh kampus" "Aku tau, aku dan dia hanya berpura pura pacaran" "Apa? Kau.. " Luhan menatap ku tak percaya. "Iya aku tidak berpacaran dengan nya. Kami hanya berpura pura agar senior senior itu tidak lagi menganggu ku. Tapi kau lihat sendiri seperti apa hasilnya" "Wah Byun Baekhyun kau benar-benar...!" "Aku tidak tau harus melakukan apa sehingga mereka tidak mengganggu ku lagi Luhannie. Kemarin itu mereka menggangguku lagi, aku tidak tau laki-laki tiang itu muncul dari mana dan yang aku tau dia menampar senior Kyungsoo ketika aku menutup mataku. Setelah itu dia mengatakan jika aku adalah pacarnya. Aku hanya bisa diam, aku bahkan lupa bagaimana bicara waktu itu. Laki-laki tiang itu mengatakan kalau ini hanya pura-pura dan aku menyetujuinya, aku fikir mereka akan menjauhiku jika mereka mengira aku pacarnya, tapi kau lihat sendiri bagaimana hasilnya" “Jadi seperti itu” Luhan menyuap ice cream pesanannya “Ini enak” gumamnya setelah itu. “Seperti itu lah” Aku mengacak rambutku frustasi. Aku sudah lelah menghadapi senior senior haus darah itu. "Ah aku pikir ini ide yang bagus" Luhan tersenyum sambil menatapku. "Maksudmu? Dengan aku di terror mereka? Di buru? Lalu di bunuh?" Luhan masih tersenyum. "Bukan seperti itu, ku pikir tidak ada salahnya mencoba menjadi pacarnya. Aku yakin kau akan menyukai nya" Aku menatap kesal. Menyukainya? Menyukai siapa? Laki-laki tiang itu? Tidak akan pernah! Yaver! "Luhan, kau tau aku membencinya tidak mungkin aku bisa menyukai nya" "Mungkin saja" Luhan kembali menikmati ice creamnya. "Yaver!" Aku menatapnya horror, sedikit jengkel tapi aku tidak bisa marah padanya. Luhan hanya tertawa melihat ku. "Baekhyunnie" Aku menoleh kepada seorang laki-laki yang memanggil ku barusan. "Hyung?" Aku menatap nya tak percaya. "Ah sudah ku duga itu kau. Sudah lama kita tidak bertemu ya" Hyejoon hyung tersenyum lebar. "Teman mu?" Dia menatap Luhan masih dengan senyum di wajah nya. "Ah iya, namanya Luhan. Luhan dia Hyejoon hyung tetangga ku" Aku mengedipkan mataku pada Luhan, sehingga dia ingat tentang satu orang lagi yang ingin ku kenalkan padanya. Luhan menatapku sesaat setelah itu tersenyum lebar. “Aku Xi Luhan, temannya Baekhyun. Hyung? Eh” Aku mengangguk setelah Luhan menatapku dengan bingung mau memanggil apa . “Hyung bisa memanggilku Luhan” Dia tersenyum. "Ah senang berkenalan dengan mu Luhan" Luhan kembali tersenyum, Hyejoon hyung membalas senyumannya. "Ah hyung apa yang kau lakukan disini?" Hyejoon hyung menatapku lalu tersenyum. "Coba tebak" “Kau pelanggan disini? Atau kau karyawan disini?” Aku benar-benar tidak tau, Kris hyung tidak pernah bercerita padaku tentangnya. “Ah salah, coba kau tebak lagi” Dia kembali tersenyum dengan jahil. “Aku tidak tau hyung” “Dia pemilik café ini tuan” Seorang pelayan yang mengantarkan pesanan kami menjawabku.  Aku dan Luhan menatap tak percaya. "Benarkah? Wah!" "Haha iya aku pemilik café ini. Jadi kalian bisa pesan apapun yang kalian mau" "Ah tidak perlu begitu hyung, ya kan Lu" Luhan hanya mengangguk. "Baiklah, tapi kali ini aku yang traktir. Kalian bisa pesan apa saja" "Ah terima kasih hyung" Hyejoon hyung hanya tersenyum. "Tak usah sungkan. Aku harus ke dalam, ada yang harus ku kerjakan" "Baiklah" Hyejoon hyung berjalan meninggalkan kami. "Wah Byun Baekhyun, kau sangat beruntung" Luhan menatapku dengan wajah manisnya itu. "Haha begitulah hidup ku" Tiba tiba ponselku berdering. Aku mengambil nya dari dalam saku celana ku dan mengernyitkan dahiku bingung saat mengetahui siapa yang menghubungiku. "Siapa?" Luhan bertanya kepada ku. "Park Chanyeol" "Cepat angkat" Aku hanya menggeleng malas. Terlalu malas untuk melihat atau mendengar suaranya saat ini. "Cepat angkat Baek" Akhirnya dengan berat hati aku mengangkat panggilan itu. "Halo?" 'Kau dimana?' Suara berat itu terdengar. "Untuk apa kau bertanya?" 'Aku mencari mu' "Untuk apa kau mencari ku?" Dia terdengar menghela nafas nya. 'Aku di depan kelas mu sekarang, aku bertanya kepada salah satu teman mu jika kau pergi meninggalkan kelas bahkan sebelum kelas di mulai' "Ah itu, aku pergi bersama Luhan" Aku melirik Luhan yang menatapku sambil menghabiskan ice creamnya. 'Kau dimana?' "Kau tidak perlu tau" 'Kau ada di mana?' Suara berat itu mengintimidasi ku. "Di cafe yang berada tidak jauh dari kampus" 'Apa namanya?' Aku menatap sekeliling untuk melihat apa nama cafe ini "Ah Golden hours" 'Diam disana' "Kau tidak perlu ...” Dia memutuskan panggilan itu. Aisshh laki-laki ini! Dan kenapa aku memberitahukannya tempat ini? Apa karena suara beratnya yang sangat sexy itu? Ah tidak tidak! Aku mengacak rambutku frustasi. Aku benar-benar gila! "Ada apa?" Luhan menatap ku bingung. "Laki-laki menyebalkan itu mencari ku dan kurasa dia akan kemari" "Wah sepertinya aku harus pergi" "Luhannie, kau harus meyamtidak ku” "Ah aku tidak mau" "Luhannie.. bagaimana kalau dia mau menculik ku terus membunuh ku?" "Tidak mungkin" "Bisa saja, kan kau bilang mereka itu kejam" "Haha kau terlalu banyak menonton film horor Baek" "Tapi Luhannie..." "Haha baiklah baiklah aku akan meyamtidak mu" Aku hanya tersenyum. ** 20 menit kemudian aku melihat dua laki-laki dengan tinggi abnormal masuk ke dalam cafe ini. Bisa ku lihat pandangan seisi café tertuju pada mereka. Siapa juga yang bisa tahan dengan pesona dua laki-laki tampan ini? Tentunya aku, aku tidak terpesona pada dua laki-laki ini. Ah benarkah? Argh kenapa aku tidak yakin dengan diriku sendiri.  "Wah bukankah ini cafe milik Hyejoon hyung?" Suara berisik dari bocah menyebalkan itu langsung terdengar oleh ku. "Benar sekali" "Uwah aku tidak menyangka cafe nya bisa sepopuler ini"  Mereka tampak mencari kami, setelah melihat ku, Park Chanyeol dan Oh Sehun mendekati kami. "Yo Baek" "Jangan memanggil ku Baek senior, kita bukan teman dekat" "Ah ada Luhan, Annyeong" Luhan hanya tersenyum singkat. "Buat apa kalian mencari ku?" Park Chanyeol duduk di sebelah ku sedangkan Senior Sehun duduk di sebelah Luhan. "Ah aku tadi mendengar dari Xiumin hyung jika Kyungsoo dan teman-temannya mencari mu. Aku pikir itu bukanlah berita baik maka dari itu aku dan Chanyeol mencari mu" "Wah senior kau sangat baik" Sebenarnya aku sedang menyindir nya. Tapi sepertinya dia tidak menyadarinya. "Tentu saja" Dia tersenyum sambil memakan ice cream ku yang baru sampai. "Senior!!!" Dia hanya menjulurkan lidahnya dan menghabiskan ice creamku. Aku hanya bisa melepas kepergian ice cream itu dengan tatapan sebal kepadanya. "Dan kalian kenapa bisa ada di sini?" Setelah melenyapkan ice cream ku dia menatapku dan Luhan bergantian. "Ah itu Luhan tidak sengaja mendengar jika Senior Kyungsoo mencari ku lalu dia membawa ku pergi" Luhan hanya tersenyum. Senior Sehun melihat ke arah Luhan. "Wah Luhannie seperti nya kita berjodoh" Luhan tampak terkejut dengan ucapan spontan dari mulut polos Senior Sehun. "Senior! Kau mau ku bunuh?" Aku mengangkat sendokku dan hendak melemparnya. "Kenapa? Kau cemburu?" Dia tersenyum jahil padaku. "Cih! Dalam mimpi mu" "Apa kau sempat bertemu mereka?" "Tidak, kami langsung pergi saat itu juga" Aku melirik ke arah sebelah ku, kenapa laki-laki ini hanya diam. "Park Chanyeol-ssi?" Aku menyenggol lengannya. "Ada apa?" "Ah tidak, Luhannie ayo kita pulang" "Ah aku akan mengantarkan nya. Kau pulang dengan Chanyeol saja" Aku menatap Senior Sehun tajam. Sedangkan Luhan hanya diam sambil kebingungan. "Tidak! Aku tidak akan pernah mengizinkan nya" " Wah Baek kau benar benar cemburu ya?" "Senior!!" Senior Sehun tertawa. Aku melirik ke arah Luhan menanyakan pendapatan nya dan dia hanya menatap ku dengan polos. Dasar laki-laki rusa ini. "Baiklah kalian pulang sana. Dan ingat senior jika terjadi apa apa kepada nya aku benar benar akan membunuh mu" Senior Sehun tertawa lagi dan melirik Luhan. "Aku akan menjaganya sepenuh hati ku" Aku melihat luhan tersenyum malu. Ah ada apa dengan Luhan? Apa dia menyukai Senior Sehun? Ah aku harus memaksanya untuk mengaku. "Cih sudahlah pulang sana. Luhannie kau tetap harus berhati hati dengan nya" "Yak Baek aku bukan seorang monster pemakan manusia" "Aku tetap tidak percaya dengan mu senior" "Baiklah, Chan aku pergi dulu. Bersenang senang lah dengan pacar baru mu" Aku menatap nya tajam. "Wah aku menyukai tatapmu itu Baek haha" Aku bersiap ingin melemparkan sendok yang ada di tanganku jika saja dia tidak berlari pergi sambil menarik Luhan, sendok ini pasti sudah mencium wajahnya yang tampan itu.   “Baek aku pulang dulu” Luhan tersenyum padaku, aku hanya membalas senyumannya dan menatap tajam senior Sehun dengan kesal yang tengah berlari sambil menjulurkan lidahnya. Setelah itu mereka menghilang dari pandangan ku. Lima menit kemudian aku baru sadar jika masih ada satu manusia ayah yang duduk di sebelah ku. Ada apa dengan nya? Kenapa dia hanya diam saja? "Yak Park Chanyeol-ssi kenapa kau hanya diam?" "Aku sedang berfikir" "Oh tentu, silahkan kau lanjutkan" Aku hanya menatap sekeliling dan meminum strawberry milkshake ku. Setelah lebih dari 10 menit aku semakin bosan melihat nya yang hanya diam. "Kau ingin mengatakan sesuatu?" Tiba-tiba suara bariton itu terdengar olehku, matanya fokus menatap ku. Aku yang hanya berjarak beberapa centi darinya hanya bisa diam. Ya tuhan ternyata ada laki laki setampan ini. Walaupun Kris hyung atau Senior Sehun juga sangat tampan tapi entah kenapa dia tampak berbeda di mataku. Aku segera mengalihkan pandanganku. "Tidak, aku hanya bosan" Tiba tiba jantungku berdetak tak karuan. Aku menghabiskan strawberry milkshake yang ada di depanku. Tenang lah Baekhyun, kau harus tetap tenang. "Baiklah akan ku antar kau pulang" Ah aku baru sadar kalau ada yang hilang. "Dimana Kris hyung?" "Dia sedang menemui Zitao di rumah sakit. Ku pikir dia memberitahu mu" "Tidak, dia tidak mengatakan apapun" Ah laki-laki itu, awas saja kau nanti! "Mungkin dia melupakanmu" "Hyungku tidak seperti itu, tapi tunggu dulu. Siapa yang masuk rumah sakit?" Sepertinya, atau mungkin benar dia melupakan adiknya yang tampan ini? "Zitao" "Oh laki-laki yang dekat dengan hyungku itu" Ah seperti apa sebenarnya laki-laki yang bernama Zitao ini? "Kau mengenal nya?" "Tidak, aku hanya tau dari Luhan. Dia sakit apa sehingga berada di rumah sakit?" "Aku juga tidak tau, Kris tidak pernah bercerita padaku" "Hey kalian berdua" Aku terkejut saat Hyejoon hyung berdiri di depan kami dengan senyumannya. "Dimana teman mu yang cantik tadi Baekhyunnie? Tunggu dulu Kalian sedang berkencan? Chanyeol kenapa kau tidak mengatakan nya padaku jika kau berpacaran dengannya?" "Ah hyung" "Hyung kau hanya salah paham" Aku menatapnya ptidakk, dia benar benar salah paham. Kami tidak berkencan dan satu lagi kami tidak berpacaran sama sekali. Kalian ingat kan jika Park Chanyeol hanya diam. Eh tunggu dulu ... "Maksudmu?" Hyejoon hyung menatap kami satu persatu. "Kami tidak berp... " Sebelum aku menyelesaikan perkataan ku Park Chanyeol memotong nya. "Kami baru saja berpacaran hyung, jadi aku belum sempat untuk mengatakan nya padamu"  Aku menatapnya tajam. Apa maksud dari perkataannya itu? "Ah tentu saja" "Baiklah hyung, aku harus mengantarkannya pulang. Ayo)Baek" Park Chanyeol menarik tanganku. "Ah kenapa? Hyung maaf. Aku pulang dulu. Dan jangan ingat apa yang baru saja dia katakan, kami tidak ..."  Chanyeol terus menarik tanganku keluar cafe sebelum aku menyelesaikan kalimatku. Hyejoon hyung hanya tersenyum sambil melambaikan tangannya. ** Aku sudah duduk di sebelahnya, mobil melaju pelan di menyusuri jalan. “Apa maksudmu berkata seperti itu pada Hyejoon hyung?” aku melipat tanganku kesal. “Aku tidak mau rahasia kita terbongkar” “Yak dia hanya Hyejoon hyung, dia bahkan bukan mahasiswa seperti kita” “Kau tidak tau café itu? Banyak mahasiswa yang datang kesana. Kalau sampai Hyejoon hyung keceplosan dan mengatakan kalau kita hanya berpura-pura. Apa yang akan kau lakukan?” “Tidak mungkin Hyejoon hyung seperti itu Park Chanyeol-ssi” “Sudah, biarkan saja seperti ini untuk saat ini. Dan satu lagi kau jangan memanggilku dengan panggilan Park Chanyeol-ssi lagi. Apakah sepasang kekasih menggunakan panggilan seformal  itu? Kau seperti bukan kekasihku” “Ah kenapa? Bukankah kau senang di hormati? Lihat saja Senior Kyungsoo tidak berhenti mengangguku karena aku tidak hormat kepadamu” Aku memutar bola mataku kesal. “Yak! Aku tidak pernah memintamu memanggilku seperti itu. Aku tidak menyukainya” “Lalu aku harus memanggilmu apa? Park Senior Chanyeol-nim?” “Aku tidak suka di panggil dengan embel-embel hormat seperti itu! Panggil aku Chanyeollie” “Apa? Chanyeollie? Cih! Aku tidak mau. Itu terdengar menjijikkan” “Terus kau mau apa?” Dia melirikku. “Aku tidak tau” “Oh atau kau ingin memanggilku Darling? Atau Hoyay? Oh aku tau, kau pasti ingin memanggilku Sayang? Atau atau Babe?” Aku menatapnya tidak percaya. Panggilan macam apa itu?? “Itu lebih menjijikkan!! Aku akan memanggilmu senior seperti Senior Sehun” “Tapi aku kan kekasihmu” “Itu hanya pura-pura! Jangan berharap lebih dariku! Baiklah baiklah aku akan memanggilmu Chan. Cih! Aku benci mengatakannya” Ku lihat laki-laki yang ada di sebelahku ini tersenyum Baiklah mungkin aku harus sedikit berterima kasih padanya. Hanya sedikit! ** Sedangkan di mobil Sehun dua laki-laki berbeda tinggi hanya diam dari tadi, sepertinya belum ada yang bertidak membuka suaranya. "Luhan" Akhirnya Sehun membuka suaranya sambil melirik Luhan lewat ekor matanya. "Ya senior?" "Kau kenal dengan Baekhyun sejak kapan?" "Ah baru beberapa bulan ini, sejak hari pertama pengenalan kampus. Saat itu aku tidak mengenal siapapun aku juga bukan berasal dari korea. Tapi Baek mau berteman dengan ku dan sangat baik padaku" "Wah Baekhyun, ah apa kau tau apa dia mempunyai seseorang yang dia suka? Maksud ku, kau pasti mengetahui bahwa mereka–Chanyeol dan Baekhyun–hanya berpura pura pacaran" "Ah itu" Luhan tampak berpikir. Sesekali Sehun melirik ke arah Luhan sambil tersenyum. "Baekhyun tidak pernah bercerita padaku senior. Tapi ku pikir dia sedikit tertarik dengan Doyoon senior" Sehun mendengar nya dengan wajah bingung. "Doyoon hyung?" "Seperti nya, dia sempat bercerita padaku jika Doyoon senior sangat tampan. Menurutnya" "Hanya karena itu?" "Dia tidak hanya mengatakan nya sekali senior. Jadi ku pikir dia sedikit tertarik dengan Doyoon senior" "Ah begitu" Sehun kembali fokus mengemudi. "Tapi untuk apa kau menanyakan hal itu senior?" Luhan melirik ke arah Sehun. Sehun hanya tersenyum kecil. "Ah tidak" "Apa kau menyukai Baekhyun?" Luhan mengatakan nya dengan sangat pelan, tapi masih terdengar oleh Sehun. "Ya tentu saja, dia sangat manis dan juga cantik. Aku suka sifat pemarah nya itu. Saat dia marah aku merasa dia semakin menggemaskan saja" Sehun dengan santai nya mengatakan hal tersebut. Luhan yang mendengar itu hanya bisa terdiam, entah mengapa ada rasa nyeri di hatinya. "Ah seperti itu" dia hanya tersenyum masam. ** tbc
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD