“Aduh... Firza pelan-pelan.” “Gak gue apa-apain juga.” “Tapi sakit, Za.” “Akhh, aduh-aduh.” “Bisa diem ga sih?” “Sakit tau!" omel Nara. “Gausah mendesah juga kali, buat pikiran gue travelling aja lo.” Firza pelankan sapuan kapas steril dan obat merah pada luka Nara. Tunggu-tunggu, gimana sih maksudnya? Kok Nara bingung. Emang otak bisa jalan-jalan ya? Nara diam, bukan atas kehendak Firza tapi karena sedang berpikir maksud dari ucapan lelaki itu. “Kamu mau travelling ke mana emangnya, Za?” Mungkin Firza ada niat mau berplesir kali. Sapuan Firza terhenti, kok jadi dia yang travelling? “Gue gak mau ke mana-mana kok.” “Tadi kamu bilang buat pikiran kamu travelling,” jelas Nara. Firza tepok jidat. Lupa, yang sedang bersamanya ini Nara bukan Reza, kalo sahabatnya yang gelap itu