BAB 3

1058 Words
EMMA POV Tidak terasa sudah sebulan aku mengajar di lembaga bahasa inggris dan kali ini aku memiliki banyak relasi dan murid - murid yang sangat menyayangiku. Sejujurnya aku sangat senang dengan pekerjaan yang aku jalani saat ini apalagi aku memiliki supervisor yang sangat baik seperti Roy. Selama sebulan ini ia banyak membantuku dan aku merasa banyak berhutang budi padanya sehingga aku ingin mengucapkan terima kasihku dengan mentraktirnya makan siang. Saat itu Roy tidak mau ku traktir sehingga ia yang mentraktirku karena ia merasa lebih senior sehingga ia yang berhak mentraktirku. Banyak orang yang sangat heran melihat kedekatanku dengan Roy karena selama ini orang mengenal Roy sebagai sosok yang sangat keras dan tidak bisa di dekati. Aku menganggap Roy sebagai teman kerjaku dan ia banyak memberikan saran yang sangat bermanfaat. Siang ini Roy mengajakku makan siang di sebuah warung yang letaknya tidak jauh dari kantor kami. Saat aku memasuki warung itu terdapat banyak makanan yang harganya sangat terjangkau dan Roy menyuruhku untuk memilih makanan yang suka. Setelah memesan makanan, kami berbincang mengenai pekerjaan dan kami tidak sengaja bertemu dengan murid - murid ku yang sedang menghabiskan waktu bersama teman sekelas mereka. Mereka menyapa kami dan kami juga membalas sapaan mereka. Entah kenapa aku merasa orang - orang di kantor membicarakan hubunganku dengan Roy dan aku merasa tidak nyaman menjadi pembicaraan banyak orang karena aku tau status Roy yang sudah beristri dan memiliki anak. Rasanya aku ingin menjaga jarak dengannya tetapi rasanya tidak mungkin karena kami satu ruangan dan ia menjabat sebagai supervisorku sehingga mau tidak mau aku akan terus berhubungan dengannya. " Ada apa denganmu? daritadi aku melihat kau diam saja. Apa kau ada masalah?" Tanya Roy padaku sambil menyilangkan kedua tangannya. " Aku tidak ada masalah." Jawabku dengan singkat dan aku tidak berani menatapnya karena aku yakin ia pasti tau jika aku sedang berbohong. Saat itu Roy menatapku dengan curiga dan ia tau jika aku sedang menyembunyikan sesuatu. Tiba - tiba ada seseorang wanita bersama dua temannya yang duduk tidak jauh dari kami dan aku bisa mendengar mereka yang mencibirku karena aku dekat dengan seorang pria tua seperti Roy yang sudah beristri dan memiliki anak. Waktu itu Roy merasa mereka membicarakan dirinya sehingga ia mendatangi mereka dan memberitahu mereka untuk tidak terlalu banyak bicara jika tidak tau kebenaran yang sebenarnya. Lalu mereka terdiam dan lebih memilih untuk pergi dari sana. Saat itu aku merasa tidak nyaman sehingga aku memutuskan untuk kembali ke kantor dan waktu itu Roy mengejarku tetapi aku berusaha menjauh darinya karena aku tidak ingin menjadi bahan pembicaraan orang lain. Tidak beberapa lama aku sampai di kantor dan saat itu bel berbunyi yang menandakan pelajaran di mulai. Aku mengambil buku ajarku di ruangan dan saat itu Roy berusaha meminta penjelasan padaku tetapi aku berusaha menghindarinya dan memilih untuk segera masuk ke dalam kelas karena murid - murid sudah menungguku. Saat itu aku berusaha untuk fokus mengajar karena aku tidak ingin mengecewakan murid - muridku. Tidak terasa waktu berjalan dengan cepat dan sekarang jam menunjukkan pukul setengah tiga sore dan saatnya murid - muridku pulang. Mereka terlihat sangat senang dengan caraku mengajar dan sebagian dari mereka memintaku untuk mengajar secara privat di rumah mereka. " Ibu Emma, bisakah ibu mengajar privat di rumah saya di hari minggu karena saya butuh pelajaran tambahan untuk menambah kemampuan saya dalam berbahasa inggris." Kata Michelle, salah satu dari muridku yang ia terkenal sangat cerdas di kelasku. " Tentu saja ibu bisa mengajarmu di hari minggu." Kataku sambil tersenyum padanya. " Terima kasih Ibu Emma. Kalau begitu saya beri alamat dan nomor kontak saya agar ibu lebih mudah menghubungi saya." Kata Michelle sambil memberiku secarik kertas. Setelah selesai berbincang, aku membereskan barang - barangku di atas meja dan saat itu aku sangat terkejut melihat Roy yang masuk ke dalam kelas. Lalu aku berusaha menghindarinya tetapi ia berusaha mengajakku berbincang dan saat itu aku tidak berani menatapnya karena aku tidak mau berbincang dengannya. Tiba - tiba ada seseorang yang masuk ke dalam kelas dan ternyata orang itu ingin membersihkan kelas sehingga aku mengambil kesempatan itu untuk melarikan diri dari Roy. Aku langsung keluar dari kelas dan segera pergi ke ruang kerjaku untuk mengambil tas karena hari ini tidak ada jadwal mengajar kelas malam sehingga aku memilih untuk segera pulang ke rumah karena ibu sudah menungguku di rumah. Saat aku hendak pergi, tiba - tiba Roy muncul di depan pintu dan ia berusah menghalangiku pergi. Waktu itu aku berusaha mendorong tubuhnya agar ia bisa memberiku jalan untuk keluar tetapi ia lebih kuat dariku sehingga mau tidak mau aku terjebak dengan dirinya. Tiba - tiba terdengar bunyi telepon di dekat Roy sehingga ia mengangkat telepon itu dan aku memanfaatkan kesempatan itu untuk segera keluar dari ruang kerja dan pergi ke tempat parkir untuk mengambil sepeda motorku. Aku segera berlari ke arah tempat parkir motor dan saat aku sudah sampai di depan motorku, aku segera mengenakan helm dan menaiki motorku. Lalu aku segera melajukan motorku agar sampai di rumah. Tiba - tiba aku tidak sengaja menabrak seorang pria karena waktu itu ia berusaha menyebrang jalan dan aku terlalu terburu - buru dalam mengendarai motor sehingga aku turun dari motor dan berusaha menyelamatkan pria itu. Beruntung pria itu tidak terluka dan aku meminta maaf padanya atas kesalahanku padanya. Saat itu aku terpana melihat ketampanan pria itu dan sepertinya ia seumuran denganku. Lalu aku berkenalan dengan pria itu dan ia memperkenalkan dirinya sebagai Henry. Ternyata rumahnya tidak terlalu jauh dari rumahku sehingga aku menawarkan diri untuk mengantarnya pulang ke rumahnya. " Terima kasih atas tumpangannya. Aku sangat beruntung bertemu dengan wanita secantik dirimu." Puji Henry padaku dan rasanya aku tersipu malu mendengar pujian dari seorang pria yang sangat tampan seperti Henry " Sama - sama. Aku sangat minta maaf atas kesalahanku padamu." Kataku dengan nada penyesalan. " Tidak apa - apa. Apakah aku boleh meminta nomor teleponmu?" Tanya Henry padaku dan saat itu kami bertukar nomor telepon. Setelah selesai bertukar nomor telepon, aku berpamitan kepada Henry dan rasanya aku sangat senang bertemu dengan pria setampan Henry. Entah kenapa aku merasakan jatuh cinta pada pandangan pertama dan sepertinya Henry juga menyukaiku. Tidak beberapa lama aku sampai di rumah dan saat itu aku sangat terkejut ketika ibu memberitahu jika Roy tadi menghubungiku. Sejujurnya aku tidak ingin terlalu dekat dengan Roy setelah kejadian tadi siang dan aku akan berusaha menjaga jarak dengannya agar kami tidak menjadi bahan pembicaraan orang di kantor.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD