Fitnah

1364 Words

"Lama sekali," gumam Ziya. Mulutnya tak sabar mengunyah camilan ringan. Tidak di dunia ini maupun dunia sana. Yang namanya camilan tak pernah luput dari pandangan. Ziya bisa tahan tidak makan seharian. Hal itu tidak berlaku untuk camilan. Gelagat Ziya membuat Arnold penasaran. Ia menghampiri Nyonyanya untuk mendapat jawaban. "Ada yang bisa dibantu Nyonya?" "Emh... Rahel. Dia tidak kunjung datang." "Hah, dia itu memang...." Ucapan Arnold terputus. Ah, begini-begini juga Arnold tidak mungkin menjatuhkan orang lain. Tidak tahu saja dia kalau majikan dan pelayan ini bagai bestie yang sudah bersama dari orok. "Ehem, mungkin dapur sedang menyiapkan," sambung Arnold. "Hmm, baiklah." Sang waktu tetap berjalan. Sampai gelas teh Ziya habis Rahel tak kunjung datang. "Biar ku periksa Nyony

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD