24. Musim Semi

1184 Words

"Lilyana...." "Aku... ingin bersama mu." Suara itu sayup padam terucap. Pengharapan yang amat menyakitkan. Mengingat tak satu pun benang merah mereka terhubung. Hanya ada retak. Hanya ada putus. Semua akan berakhir padam. Namun, di tengah keputusasaan menyiksa. Sekali lagi cahaya terang menghantam Lukas. Bagai terbang di antara nebula warna-warni. Indah dan terang. Sampai rasanya mustahil untuk jadi nyata. Sosok Lilyana yang kini tersenyum hangat. Menatap penuh kilau memukau. Lalu berkata, "hum! Ayo kita bersama. Sampai punya anak banyak. Hehe." Lukas mengernyit. Ah, lelucon itu lagi. Kenapa di dalam mimpi pun dia mengatakan itu? Bikin pusing saj-- Tunggu! Spontan Lukas terbangun. Mata yang tadi sayup membuka lebar. Dia menyisir sekitar. Ini bukan kamarnya! "Selamat pagi, suami k

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD