14

1116 Words
' Aku akan membuat keindahan yang dimilikinya hanya bisa dilihat olehku saja' - Ares Pratama Massachusetts General Hospital, Boston, USA             Setelah menghabiskan waktu hampir 24 jam dari perjalanan dari Indonesia ke Boston, Ares langsung memerintahkan untuk membawa Mikaela ke Rumah Sakit ini. Dia sudah merencanakan hal ini semenjak beberapa waktu yang lalu. Helios tadi sudah menungguinya di bandara untuk mengurus semuanya. Ares memang sengaja membawa Mikaela kesini untuk melakukan sesuatu. Untung saja, obat bius yang disuntikkannya kepada Mikaela, membuat wanita itu akan tertidur sampai 48 jam.             Dengan cepat, Ares menghampiri dokter spesialis neurologi untuk mendiskusikan sesuatu hal. Sementara, dia sudah menyuruh agar Mikaela di berikan ruang rawat VIP. Di sinilah dia sekarang, sedang mendiskusikan sebuah hal besar berikutnya yang akan membuat Mikaela akan selamanya berada di sisinya “Mr. Ares, anda sudah menghubungi saya sekita seminggu yang lalu. Anda benar-benar ingin saya melakukan terapi ‘brainwashing’ untuk wanita itu?” tanya sang dokter pada Ares. “Iya dokter! Buat dia melupakan segalanya dan hanya memikirkan diriku,” jawab Ares sembari menyunggingkan seringaiannya. Sang dokter bergidik ngeri dalam hatinya. Sebenarnya, hal ini adalah praktek illegal. Sang dokter juga yakin, kalau wanita itu tidak memberi persetujuan soal hal ini. Tapi, bukan Ares namanya kalau tidak mendapat apa yang dia mau. Pria ini sangat terkenal ambisius bukan saja di kota ini, tapi juga di negeri ini. “Ini akan beresiko Mr. Ares.” Sang dokter memberi tahu resiko dari permintaan Ares. “Apa?” tanya Ares ingin tahu resiko itu. “Resikonya adalah kemungkinan adalah perubahan sikap atau paling buruknya wanita itu amnesia!” jawab sang dokter sejujurnya. “Oh… hanya amnesia ya? Bukan masalah, tapi jangan sampai di cacat dan pastikan tidak terjadi gangguan pada sarafnya.” Ares merasa tidak masalah jika Mikaela harus amnesia. Menurutnya itu malah lebih bagus lagi. Maka, dunia Mikaela hanya akan ada Ares dan wanita itu tidak akan mengingat siapa pun lagi. “Tapi, lebih baik kalau kita membuatnya melupakan peristiwa beberapa tahun yang lalu. Jika membuatnya amnesia, hal itu hanya akan sementara Mr. Ares,” saran sang dokter menjadi pertimbangan untuk Ares. “Lakukan yang terbaik, dok! Kalau bisa, buat saja dia melupakan peristiwa empat tahun belakangan ini.” Ares menyetujui saran sang dokter dan langsung keluar dari ruang sang dokter.             Pria itu memilih pergi ke ruangan Mikaela untuk melihat keadaan wanita itu. Sebentar lagi, Mikaela akan sepenuhnya jadi wanitanya, itulah yang diinginkan Ares. Dia bahkan tega melakukan pencucian otak supaya Mikaela tidak perlu mengingat soal Marcel atau orang lain. Karena setelah ini, Ares hanya ingin Mikaela menatapnya dengan penuh cinta. Ares ingin Mikaela hanya menjadi miliknya. Pria ini memang sudah gila, bukan? Ah! Sialnya dia sangat tampan!   Ares POV             Aku berjalan mengintari ranjang tempat tidur wanitaku ini. Dia sudah tidur selama seharian lebih. Mungkin, kalau dia sadar dengan ingatannya yang sekarang, dia akan pergi tanpa ragu untuk meninggalkan diriku. Tidak! Hal itu tidak boleh terjadi! Aku tidak mau kehilanganmu, My baby! Aku sudah cukup berjuang sejauh ini untuk mendapatkanmu. Sudah cukup sabar diriku melihat kau menatap orang lain dengan penuh cinta.             Aku ingin matamu yang indah ini hanya menatapku. Aku ingin senyumanmu hanya merekah untukku. Aku ingin kehangatan pelukanmu hanya untukku. Aku ingin semua yang ada pada dirimu, Mikaela! Aku bisa gila jika tidak bisa mendapatkan semua itu. Dirimu itu, semakin diperhatikan akan semakin indah. Aku tak bisa menahan diri untuk tidak membelai pipimu yang halus. Bahkan bibirmu itu, akan menjadi milikku seutuhnya. “Aku sangat mencintaimu, Mikaela! Sangat!” bisikku padanya meski kutahu saat ini dia sedang tidak sadar. Tapi, setelah kamu sadar, maka duniamu hanya akan berputar padaku. Kau akan selalu memikirkanku dan akan sangat bergantung padaku. Aku tak bisa menahan seringaianku membayangkan semua kebahagiaan yang akan kudapatkan setelah memilikimu, Baby! “Aku akan selalu menemani kamu disini. Kamu gak akan sendirian Mikaela,” bisikku lagi sambil mengecup pelan bibir merah tipis nan menggoda miliknya. Untuk pertama kali, aku merasakan letupan kebagiaan dalam hatiku. Baru saja menyentuh bibirnya, aku sudah merasa sebahagia ini. Bagaimana lagi, kalau tubuh, hati dan pikirannya hanya berpusat padaku? Aku pasti sudah seperti di surga.             Aku langsung mengambil Handphone-ku lalu menghubungi Helios. Aku ingin dia melakukan beberapa hal penting. Ada juga beberapa hal yang ingin kutanyakan soal ‘tahanan’ yang kini berada di ruang bawah tanah mansionku. Ah ya, singkatnya itu adalah penjara pribadi milik Ares Pratama. “Ya, Tuan! Ada lagi yang bisa saya lakukan?” tanya Helios dari sana padaku. “Bagaimana keadaan mereka? Pastikan mereka tidak mati! Setelah menyelesaikan urusanku disini, aku akan meladeni mereka,” jawabku menanyakan keadaan kedua tahananku itu. “Mereka masih hidup, Tuan! Kami memberi mereka makanan sehari sekali dan merantai mereka. Ruang bawah tanah juga selalu dikunci sampai tak ada celah bagi mereka jika mau kabur,” lapornya membuatku menyeringai. Tidak masalah mengizinkan mereka hidup lebih lama. Untungnya, aku belum ada disana dan menyiksa mereka. Mereka hanya ditahan saja, kok! “Baguslah kalau begitu! Oh iya, aku ingin kau membuat kamar khusus untukku di sebelah ruang perawatan kekasihku ini. Aku sedang ingin istirahat dan masih ingin memikirkan beberapa rencana lainnya. Oh iya, bawa saja beberapa berkas yang harus aku urus ke rumah sakit ya,” perintahku pada Helios. “Siap, Tuan!” Aku sangat bangga karena Helios selalu siap melakukan semua perintahku. Jujur saja, orang jenisu sepertiku juga butuh istirahat. Aku sedikit iri pada Mikaela yang sedari kemarin hanya tertidur. Dia pasti sangat segar saat terbangun nanti. Ah, aku akan sangat menantikan saat itu. End Of Ares POV   Normal POV             Beberapa saat berlalu, dan hari ini dokter akan melakukan terapi pencucian otak kepada Mikaela. Ares memilih agar sang dokter melakukan terapi gelombang otak saja untuk wanita itu. Sang dokter hanya mengiyakan permintaan Ares, lalu menyuntikkan obat untuk merangsang sistem saraf Mikaela yang bisa membuat wanita itu melupakan peristiwa beberapa tahun belakangan ini.             Sesaat setelah menyuntikkan Mikaela lewat impus, tiba-tiba tubuh Mikaela menggelepar. Detak jantungnya semakin cepat dan sang dokter segera melakukan upaya untuk menormalkan kondisi wanita itu. Dia sudah menduga kalau ini akan terjadi, kalau sampai salah sedikit saja, Mikaela bisa lumpuh seumur hidup. Dan nasib sang dokter akan naas di tangan Ares. “Dokter, apa yang terjadi?” tanya Ares dengan nada panik. Sang dokter masih fokus memastikan keadaan wanita ini normal dan sedikit mengacuhkan Ares. Bisa saja Ares marah, tapi dia tidak mau sampai kemarahannya membuat sang dokter sampai melakukan sebuah kesalahan yang berakibat fatal untuk Mikaela. Setelah memperhatikan keadaan Mikaela yang sudah dalam taraf normal, sang dokter kemudian berbalik menghadap Ares. “Mr. Ares, wanita ini baik-baik saja! Saat ini dia harus beristirahat beberapa minggu untuk memastikan sistem gelombang sarafnya. Sebenarnya, saat sadar kemungkinan dia masih dalam keadaan yang lemah untuk beberapa saat. Jangan khawatir!” jelas sang dokter dibalas anggukan mengerti oleh Ares. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD