15

1195 Words
' Sebuah toples kaca akan kusiapkan sebagai tempatnya. Dengan begitu, kupu - kupu indahku takkan pernah lari dariku' - Ares Pratama . . . Setelah itu, sang dokter permisi keluar dari ruang rawat Mikaela. Ares duduk disebelah kanan  Mikaela sambil mengelus-elus kepala wanita itu. Dia memandang wajah Mikaela yang tetap cantik walau sedang tidur. Tanpa sadar, Ares tersenyum tulus untuk pertama kalinya. Senyum yang sama seperti senyuman adik kembarnya, Willy. Pria itu menunggu saatnya Mikaela terbangun dan lalu melihatnya. Dia menunggu saat dia bisa benar-benar bisa memiliki Mikaela. Astaga, pria ini sungguh tidak ada sabarnya. ‘Aku sudah cukup sabar melalui semua ini, My Baby! Aku harus berpura-pura mendekati Siska untuk menghilangkan kecurigaan semua orang. Lalu, harus bersabar melihatmu dengan Marcel. Untung saja, semua kesabaranku terbayar lunas!’ batin Ares bangga merasa semua kerja kerasnya selama ini akan terbayar. Dia kemudian melirik ke arah  jari tangan Mikaela. Dia memandang tak suka dengan cincin pernikahan yang masih tersemat di jari manis wanita itu. Denga cepat, dia melepasnya, lalu membuangnya sejauh mungkin. “Kau pantas mendapat yang lebih baik, My Baby!” bisik Ares lalu menyematkan sebuah cincin emas yang sangat indah dan berlian yang cantik menghiasinya. Itu adalah cincin yang sudah disiapkan Ares semenjak dia tergila- gila pada wanita ini. Seakan, Mikaela memang harus menjadi miliknya apapun yang terjadi. Terdengar sangat gila!             Setelah puas memandangi wanita itu, dia beranjak menuju meja yang sudah tersedia. Pria itu mengerjakan beberapa pekerjaannya di rumah sakit. Bisa dibilang, dia juga tidur di sofa ruangan ini. Padahal, Helios sudah mengatur agar kamar sebelah langsung terhubung dengan ruang rawat ini. Tetap saja, Ares merasa tak bisa mengalihkan perhatiannya dari Mikaela walau hanya sejenak.             Pria ini bahkan mengabaikan tidak masuk ke kantor dan menyuruh Helios mewakilinya. Padahal, sudah banyak para pebisnis yang menunggu kehadirannya. Ah, Ares tak peduli soal itu untuk saat ini. Lagipula, dia tidak akan rugi jika mereka membatalkan kerja sama. Malahan, mereka yang akan rugi lalu memohon lagi kepada Ares. Meskipun begitu, Ares masih mengecek beberapa laporan seputar perusahaannya. Pria itu kemudian membuka laptopnya sambil membaca semua kotak masuk di emailnya. Tiba-tiba, seringaiannya melebar tatkala melihat kiriman email dari Marcel.             Singkatnya, Marcel menanyainya soal kecelakaan keluarga Djuanda dan juga soal Mikaela. Pria tampan ini tertawa keras tapi, dia sadar kalau saat ini dia sedang berada di rumah sakit bersama Mikaela. Dia sangat menyayangkan kebodohan Marcel yang membuatnya berhasil mendapatkan bidadarinya. “Hahh! Aku harus balas apa, ya?” Ares bergumam pada dirinya sendiri sambil memikirkan apa yang harus dibalasnya kepada Marcel. Dia mana mungkin membuat Marcel sampai menyusul kesini, bukan? ‘Tapi, kalau dia sampai kesini kelihatannya seru! Ah, tapi tunggu saja sampai dia menyadarinya sendiri!’ pikir pria itu sambil membalas email dari Marcel. From: Ares Pratama To : Marcel Arya Buana ‘Maaf, saya tidak mengerti maksud anda!’             Setelah membalas demikian, Ares tersenyum bangga membayangkan bagaimana ekspresi Marcel saat ini. Dia sangat yakin, kalau Marcel sangat mengkhawatirkan istrinya. Dia juga pasti sangat sibuk karena banyak urusan perusahaan, kasus kecelakaan, ditambah lagi soal hilangnya Mikaela. Ares sudah menutup akses untuk Marcel mengetahui bahwa Mikaela dia larikan ke Amerika. Biasalah, dia berhasil menyuap pihak bandara dengan mudahnya.   ~ARES~ Jakarta, Indonesia             Marcel mengurut hidungnya kala mendapat balasan dari Ares di subuh begini. Di sana, pasti masih pukul satu siang dan hebatnya, Marcel masih bangun hingga jam segini. Pria itu mengalami begitu banyak masalah sampai membuatnya sulit memejamkan matanya. Sudah dua hari istrinya menghilang. Dan tidak ada petunjuk soal keberadaan Mikaela. Hanya satu! Yaitu, handphonenya yang ditemukan di sungai setelah mengikuti GPS.             Polisi juga sudah ikut andil untuk mencari keberadaan wanita itu. Tapi belum ada hasil sampai detik ini. Marcel terlalu sibuk mengurusi berbagai urusan. Kedua perusahaan raksasa, yakni Buana dan Djuanda kini berada di tangannya. Hilangnya Mikaela benar-benar pukulan keras buatnya. Putrinya juga merasa sangat sedih karena mamanya sudah hilang entah kemana. “Di mana kamu Kaela? Apa dia membunuhmu juga? Sama seperti yang dia lakukan kepada ayah dan kakakmu? Kenapa ada orang sekejam itu, Ya Tuhan!” Marcel bergumam sedih membayangkan kalau sampai dugaannya benar Ares juga menghabisinya tanpa jejak. Dan setelah menghabisi Mikaela, tujuannya selesai dan pergi dari Indonesia. “TIDAK! Kamu tidak boleh mati, Mikaela! Kumohon jangan tinggalkan aku dan Selena!!” Marcel mulai meracau karena kegundahannya yang luar biasa. Dia benar-benar tidak akan pernah menerima kalau Mikaela dilenyapkan oleh Ares. ‘TOK-TOK-TOK’             Sebuah suara ketukan pintu menyadarkan Marcel dari lamunannya. Dia baru ingat, kalau saat in dia berada di mansion keluarganya. Semenjak hilangnya Mikaela, Marcel kembali ke mansion karena tidak ada yang bisa membantunya menjaga Selena. Anak itu juga selalu menangis sambil memanggil-manggil nama mamanya. Marcel yang melihat itu juga semakin tertekan batinnya. “Mama boleh masuk?” tanya Ribka dari luar. Dia memang mendengar teriakan anaknya barusan. “Masuklah, Ma!” jawab Marcel dari dalam. Ribka masuk ke ruang kerja putra sulungnya dan melihat betapa kacaunya Marcel sejak hilangnya Mikaela. Ribka seakan teringat putra bungsunya yang dulu sangat kacau saat kehilangan kekasihnya. Langsung saja, Ribka memeluk anaknya itu. “Ma?” panggil Marcel dalam pelukan mamanya. “Ya, sayang?” sahut Ribka. “Mikaela tidak dihabisi olehnya kan, Ma? Mikaela tidak mati kan, Ma? Aku akan membalas semuanya jika Ares benar-benar menghabisi istriku! Dia tidak tahu sudah berurusan dengan siapa! Dia memang lebih berkuasa, tapi aku bisa melakukan apa saja! Aku takkan pernah melepasnya, Ma! Dia harus tahu dan sadar, kalau apa yang dia lakukan itu menyakiti orang lain!” kata Marcel dengan penuh kesedihan.             Ribka bisa merasakan kesedihan Marcel. Dia baru saja memulai kehidupan pernikahannya yang bahagia dengan Mikaela. Tapi belum sampai seumur jagung, dia harus kehilangan wanita itu. Belum lagi putri mereka yang selalu mencari keberadaan ibunya. Tentu saja, Marcel sangat tertekan. Dia tak tahu harus berkata apa pada Selena. Soal kasus kecelakaan mertuanya yang sedang diusut juga semakin menambah beban bagi Marcel. Ribka tidak menyangka, kalau putra sulungnya harus menghadapi semua kesulitan ini. “Ma?” panggil Marcel lagi pada mamanya. Entah kenapa, disaat seperti ini, Marcel terlihat seperti anak kecil yang ingin mengadu saja kepada ibunya. “Apa aku pernah menyakiti hati kalian? Apa aku sangat mengecewakan kalian waktu lari bersama Michelle dulu? Apa ini juga hukuman karena aku sudah menyiksa hidup Mikaela selama 3 tahun lamanya? Ini karma ya, ma?” Marcel bertanya-tanya. Mendengar semua pertanyaan si sulung, Ribka tak sanggup menahan air matanya. Hatinya semakin teriris kala harus mendengar pertanyaan itu. “Nak… kami sudah dan selalu memaafkanmu! Kamu juga melakukan semuanya ada alasannya, bukan? Kamu sudah menempuh berbagai kesulitan untuk menebus kesalahanmu, nak! Mikaela juga sudah memaafkanmu! Ini bukan hukuman! Tolong jangan seperti ini!” jawab Ribka sambil menepuk-nepuk punggung putra sulungnya ini. Dia berusaha menghibur Marcel supaya tidak patah semangat dan tidak terus tenggelam dalam kesedihan.             Marcel mengangguk dalam pelukan mamanya. Dia butuh sandaran dan tempat curhat. Mamanya adalah orang yang benar-benar tepat. Dari kecil, Marcel memang lebih dekat dengan mamanya. Berbeda dengan adiknya Michael, yang selalu bersama sang papa. ‘Mikaela! Di mana pun kamu berada, aku harap kamu baik-baik saja! Aku yakin kamu belum mati dan aku akan segera menemukanmu! Kita akan bersama lagi! Itu sumpahku!’ batin Marcel bertekad merasa harus mendapatkan kembali istrinya. Dia tidak mau kehilangan Mikaela. Dia sangat menyayangi dan mencintai ibu dari anaknya itu. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD