"Hati-hati!" Dengan sabar Fira membantu putrinya yang masih lemas untuk duduk. Wanita itu meletakkan beberapa bantal untuk Dara bersandar. Fira begitu perhatian pada putri semata wayangnya. Setelah apa yang terjadi, kasih sayangnya tak pernah berubah. Bahkan mungkin lebih besar karena kini ada dua nyawa yang akan ia sayangi. "Apakah ada yang tidak nyaman?" tanya Fira saat berhasil membantu Dara duduk. Gadis itu menggeleng dan tersenyum kecil. "Ma, maafkan Dara," ucap Dara tulus. Dara begitu terharu dengan perhatian yang Fira tunjukkan padanya. Namun ia juga merasa dia sudah menjadi anak yang durhaka. Menyusahkan dan hampir menghancurkan kehidupan rumah tangga orang tuanya. "Sayang, mari kita lupakan semua yang telah terjadi. Yang terpenting kita fokus sama Kamu dan juga dia," Fira m