Frans baru saja kembali dari sekolah dengan wajah yang murung. Ia masih memikirkan pembicaraannya bersama Risa. Satu nama yang terucap dari bibir Risa akan ia ingat sepanjang hidupnya. Nama yang ia benci tanpa mengenal sosok sebenarnya. Nama orang yang sebenarnya ingin ia lenyapkan dari dunia ini.
Beban pikiran Frans bertambah-tambah ketika mengetahui bahwa Risa mengetahui semua yang terjadi pada Dara. Bukan tidak mungkin gadis itu bisa menyebarkan berita itu pada semua orang. Frans jadi pusing memikirkannya.
Pria itu terduduk lemah di sofa ruang tamu. Ia memijat-mijat pangkal hidungnya. Kepalanya pusing seolah akan pecah. Banyak sekali masalah yang ia harus selesaikan. Seolah tak ada habisnya. Masalah satu teratasi, muncul masalah lain. Yah, walau Frans akui ini adalah konsekuensi ata
